Bayern Munich Diambang Krisis: Kepemimpinan Dipertanyakan, Tuchel Terancam?

Gubuku.id – Bayern Munich sedang diterpa badai. Kekalahan telak 0-3 dari Bayer Leverkusen tidak hanya menggoyahkan dominasi mereka di Bundesliga, tetapi juga memicu pertanyaan terkait kepemimpinan dan masa depan pelatih Thomas Tuchel.

Dominasi Terancam, Tuchel di Bawah Tekanan

Setelah 11 tahun berjaya, gelar juara Bundesliga kini menjauh dari genggaman Bayern. Leverkusen kokoh di puncak klasemen dengan keunggulan 5 poin. Kekalahan tersebut semakin memberatkan posisi Tuchel, mengingat standar tinggi Bayern yang selalu diukur dengan prestasi di Liga Champions.

Kegagalan Niko Kovac dan Julian Nagelsmann pada ajang ini menjadi contoh nyata. Kovac dipecat meski meraih gelar ganda pada 2019, sedangkan Nagelsmann harus angkat koper setelah tersingkir di perempat final oleh Villarreal pada 2022.

Penampilan buruk melawan Lazio, tim peringkat 8 Serie A, bisa menjadi akhir perjalanan Tuchel di Allianz Arena. Padahal, ia baru bergabung dengan Bayern kurang dari setahun lalu.

Neuer Bantah Kepemimpinan Lemah

Kapten Manuel Neuer menepis anggapan adanya masalah kepemimpinan di Bayern. Ia menegaskan bahwa kekalahan dari Leverkusen bukan semata-mata tanggung jawab pemain senior.

“Kami memiliki banyak pemimpin,” kata Neuer. “Thomas Muller tidak bermain, Joshua Kimmich masuk sebagai pemain pengganti dan cedera. Memang benar dengan tim yang kompak dan struktur yang kuat, Anda bisa mengatasi masalah,” lanjutnya.

“Tapi jika salah satu pemimpin absen, seperti saat melawan Leverkusen, yang lain harus mengambil alih.”

Kualitas Leverkusen Diakui, Bayern Masih Diragukan

Pelatih Leverkusen, Xabi Alonso, membuktikan bahwa timnya layak bersaing dengan Bayern meski memiliki anggaran yang jauh lebih kecil. Kemenangan Leverkusen menunjukkan bahwa dominasi Bayern tidak lagi tak terbantahkan.

Meskipun Tuchel pernah meraih kesuksesan, termasuk gelar Liga Champions bersama Chelsea pada 2021, ia belum berhasil meninggalkan jejak signifikan di Bayern. Ketergantungan pada individu masih menjadi masalah utama tim.

Tanpa Gelar untuk Kane?

Bayern juga terancam mengakhiri musim tanpa gelar untuk pertama kalinya sejak 2012. Kegagalan ini semakin mengecewakan mengingat kehadiran Harry Kane, yang dibeli dengan harga €100 juta.

Meskipun telah mencetak 28 gol dalam 28 pertandingan, Kane kerap kekurangan suplai bola dari lini tengah. Penampilan buruk ini membuat pemain senior seperti Thomas Muller angkat bicara.

“Leverkusen mengambil risiko, mencari solusi, dan bermain sepak bola. Kami bermain dari A ke B, B ke C, dan tidak ada yang bermain bebas atau mengambil risiko,” kritik Muller.

Tuchel mengakui bahwa Muller berhak menyuarakan pendapatnya. Ia menekankan pentingnya kepercayaan diri tim untuk bangkit dari keterpurukan.

Masa Depan Bayern: Antara Optimisme dan Krisis

Bayern masih memiliki peluang untuk mengejar ketertinggalan di Bundesliga. Namun, mereka harus menunjukkan perbaikan drastis, terutama dalam hal kepemimpinan, strategi, dan permainan kolektif.

Nasib Tuchel pun berada di ujung tanduk. Jika Bayern tersingkir di Liga Champions atau gagal meraih gelar Bundesliga, posisinya sebagai pelatih semakin terancam.

Kemenangan melawan Lazio menjadi kesempatan emas untuk memperbaiki citra dan kepercayaan diri. Bisakah Bayern bangkit dari keterpurukan? Artikel ini mengajak pembaca untuk terus mengikuti perkembangan Bayern Munich dan melihat bagaimana mereka mengatasi krisis yang sedang dihadapi.

Bagikan


Populer

Exit mobile version