Harga Emas Kok Kayak Roller Coaster? Ini Nih Biang Keladinya!

Gubuku.id – Guys, buat kamu yang suka mantengin harga emas, pasti lagi geleng-geleng kepala kan lihat pergerakannya yang super volatile belakangan ini? Kemarin naik setinggi langit, eh besoknya langsung nyungsep lagi.

Bikin bingung ya? Tenang, tenang, fluktuasi harga emas ini emang udah jadi makanan sehari-hari di dunia investasi kok. Tapi, biar kita nggak cuma bengong doang, yuk kita cari tahu bareng-bareng, kenapa sih harga emas ini bisa naik turun secepat kilat kayak gitu?

Kayak yang kita lihat baru-baru ini, harga emas Antam (punyanya PT Aneka Tambang Tbk) sempat bikin rekor tertinggi sepanjang masa, nyentuh angka Rp2,016 juta per gram pada hari Selasa, 22 April 2025.

Padahal sehari sebelumnya masih di angka Rp1,980 juta per gram, terus tiba-tiba sorenya langsung melonjak drastis sampai Rp2,039 juta per gram! Harga beli baliknya (buyback) juga ikutan naik tajam jadi Rp1,865 juta per gram. Ini semua ngikutin tren positif harga emas dunia.

Tapi, euforia ini nggak bertahan lama, guys. Besoknya, hari Rabu, 23 April 2025, harga emas Antam langsung koreksi tajam banget, turun sampai Rp48.000 per gram!

Jadi, harga jualnya turun lagi jadi Rp1,991 juta per gram, dan harga buyback-nya juga ikutan nyusut jadi Rp1,840 juta per gram. Nah loh, bikin kaget kan?

Terus, apa dong yang bikin harga emas ini bisa kayak yoyo gini? Yuk, kita bedah satu per satu faktor-faktornya:

Ini Nih Faktor-Faktor yang Bikin Harga Emas Nggak Bisa Diem

  1. Nilai Tukar Dolar AS: Harga emas di pasar global itu patokannya pakai Dolar Amerika Serikat (AS). Nah, kalau nilai dolar lagi kuat, harga emas jadi lebih mahal buat pembeli dari negara lain yang mata uangnya lagi lemah. Alhasil, permintaannya bisa turun, dan harga emas juga ikutan terkoreksi. Sebaliknya, kalau nilai dolar lagi loyo, harga emas jadi lebih murah, permintaannya naik, dan harganya juga bisa ikutan naik. Kayak hubungan timbal balik gitu deh.

  2. Produksi dan Ketersediaan Emas di Dunia: Negara-negara penghasil emas terbesar kayak China, Australia, Afrika Selatan, dan Amerika Serikat belakangan ini lagi ngalamin penurunan produksi. Penyebabnya macem-macem, mulai dari biaya produksinya yang makin mahal sampai ada kendala teknis di pertambangan. Nah, kalau pasokan emas di dunia terbatas, otomatis harganya juga jadi naik. Hukum ekonomi berlaku nih!

  3. Permintaan dari Industri Perhiasan: Siapa sangka, industri perhiasan juga punya andil besar dalam nentuin harga emas. Terutama di negara-negara kayak India, China, dan Amerika Serikat, permintaan emas buat perhiasan itu gede banget. Kalau lagi musimnya orang beli perhiasan (misalnya pas musim nikah atau festival), harga emas biasanya cenderung naik. Tapi, kalau permintaannya lagi sepi, misalnya gara-gara krisis ekonomi, harga emas juga bisa ikutan turun.

  4. Cadangan Emas di Bank Sentral: Bank-bank sentral di berbagai negara itu rutin lho beli emas buat nambahin cadangan devisa mereka. Kalau pembeliannya dalam jumlah besar, ya jelas ini bisa ningkatin permintaan dan ngedorong harga emas naik. Sebaliknya, kalau bank sentral tiba-tiba ngejual cadangan emas mereka ke pasar, pasokannya jadi lebih banyak, dan harga emas bisa aja jadi turun.

  5. Situasi Geopolitik dan Ekonomi yang Nggak Pasti: Kalau lagi ada ketegangan politik antar negara, konflik internasional, atau risiko resesi ekonomi, biasanya investor pada panik dan nyari aset yang dianggap aman kayak emas. Nah, pas lagi banyak ketidakpastian kayak gini, permintaan emas langsung melonjak dan harganya juga ikutan naik karena banyak yang nyari “pelabuhan aman” buat investasinya.

  6. Inflasi dan Suku Bunga: Emas itu udah lama dikenal sebagai alat buat ngelindungin nilai uang dari inflasi (kenaikan harga barang dan jasa). Kalau inflasi lagi tinggi atau suku bunga bank lagi rendah, investor biasanya lebih milih investasi ke emas daripada ke instrumen keuangan yang bunganya kecil. Ini juga bikin permintaan emas naik dan harganya ikutan terkerek.

Baca Juga :  Doa Menyembelih Hewan Kurban Iduladha 2025 Biar Ibadahmu Makin Mantap!

Terus, Kenapa Harga Emas Kemarin Sempat Terbang Tinggi Terus Tiba-Tiba Jatuh Lagi?

Nah, kalau ngelihat lonjakan harga emas yang terjadi baru-baru ini, itu dipicu sama beberapa faktor yang nyampur jadi satu, di antaranya:

  1. Suku Bunga Global yang Turun: Ini bikin emas jadi lebih menarik dibandingin deposito atau obligasi yang bunganya jadi kurang menggiurkan.
  2. Ketidakpastian Geopolitik: Banyak banget ketegangan baru di berbagai belahan dunia yang bikin orang pada nyari aset yang aman kayak emas.
  3. Pembelian Emas Gede-gedean dari Bank Sentral: Terutama negara-negara berkembang lagi pada pengen nyebar aset cadangan devisa mereka, salah satunya ya dengan beli emas.
  4. Kebijakan Tarif Baru dari Pemerintahan Trump: Kebijakan ini sempat menimbulkan kekhawatiran soal inflasi global, yang akhirnya juga ngedongkrak harga emas.

Tapi, kenapa kok harganya tiba-tiba turun lagi setelah nyentuh rekor tertinggi? Nah, ini juga ada beberapa faktornya:

  1. Dolar AS yang Kembali Menguat: Begitu dolar AS kembali perkasa, harga emas jadi relatif lebih mahal buat pembeli internasional, alhasil permintaannya turun dan harganya juga ikut turun.
  2. Aksi Ambil Untung (Profit Taking) dari Investor: Setelah harga emas sempat mencetak rekor tertinggi, banyak investor yang langsung buru-buru ngejual emasnya buat ngambil keuntungan. Nah, aksi jual masal ini juga bisa bikin harga emas jadi turun lagi.

Kata Orang Pintar Soal Masa Depan Harga Emas

Menurut laporan dari JP Morgan, harga emas ini masih punya potensi buat terus naik nih sampai kuartal keempat tahun 2025. Mereka prediksi karena tren pelemahan dolar dan suku bunga yang diperkirakan masih akan turun. Tapi, mereka juga ngingetin kalau pergerakan harga emas ini masih bakal sangat fluktuatif, jadi investor tetep harus hati-hati.

Jadi, Apakah Harga Emas Bakal Terus Meroket?

Kalau ngomongin jangka panjang, banyak analis yang setuju kalau emas itu tetep jadi aset lindung nilai yang penting banget di tengah kondisi global yang serba nggak pasti kayak sekarang ini.

Tapi, kalau ngomongin jangka pendek, harga emas ini bener-bener dipengaruhi sama dinamika pasar, kayak naik turunnya nilai dolar, tingkat inflasi, dan kebijakan moneter dari berbagai negara di dunia.

Kayak yang dijelasin juga di buku “Hidup Kaya Tanpa Bekerja” karyanya Eka Dharma Pranoto, emas batangan itu emang pilihan investasi yang oke buat ngelindungin kekayaan kita dari inflasi.

Tapi ya tetep aja, kita sebagai investor juga harus mempertimbangkan risiko naik turunnya harga dalam jangka pendek sebelum mutusin buat investasi di emas. Jangan langsung panik kalau harganya tiba-tiba turun ya, guys!

Bagikan


Populer