Kampanye Edukasi Teknologi Sayap Malaikat Foundation Bikin Netizen Heboh : Ini Anak-anak Super!

Gubuku.id – Ketika Generasi Z Indonesia Menjadi Agen Perubahan Dunia. Di tengah geliat era digital, suara perubahan datang dari tempat yang jarang disorot: pelajar Indonesia. Sayap Malaikat Foundation, sebuah organisasi nirlaba yang bergerak di bidang pendidikan dan teknologi, meluncurkan kampanye nasional bertajuk “Teknologi untuk Masa Depan”. Bukan sekadar slogan, ini adalah gerakan sosial yang melibatkan enam ikon muda dari berbagai penjuru negeri—representasi keberagaman, prestasi, dan visi masa depan.

Mereka Muda, Mereka Bicara Dunia

Enam nama yang dipilih bukan hanya menonjol secara akademis dan personal, tetapi juga simbol dari wajah Indonesia baru: muda, inklusif, dan visioner.

1. Matacha Parengkuan (Bali Hati International School): Pemenang Gadis Sampul 2023 yang mengusung kecantikan berdaya.
2. Kemal Ananda Syafaat (SMAN 1 Depok): Duta SMA Nasional 2024 dan orator muda berbakat.
3. Arine Azraghevira (SMAN 4 Jambi): Puteri Remaja Indonesia 2024, merepresentasikan pesona dan kepemimpinan perempuan muda.
4. Barindra Saurdaja (British School Jakarta): entrepreneur belia dengan visi global.
5. Alfie Giles (Global Jaya School): atlet sepak bola yang kini berlaga di tim junior Asia Cup.
6. Variaha Sharleez S (SMA Islam Dian Didaktika): Ketua OSIS Nasional 100 terbaik yang membawa misi inklusivitas ke level kebijakan pelajar.

Mereka adalah wajah dari video kampanye berdurasi 90 detik yang telah menyebar luas di berbagai platform digital. Lebih dari sekadar promosi, video ini membawa pesan kuat: teknologi adalah alat untuk kesetaraan, bukan sekadar kemewahan urban.

Gerakan, Bukan Sekadar Kampanye

Muhamad Faishal, pendiri Sayap Malaikat Foundation, menegaskan bahwa kampanye ini adalah bagian dari rencana strategis hingga 2026. Tujuannya? Membangun ekosistem pendidikan digital yang inklusif, dari desa terpencil hingga metropolitan global.

“Kami ingin anak-anak di ujung Papua maupun Jakarta merasa menjadi bagian dari masa depan teknologi dunia,” ujarnya.
Hasil awal menunjukkan dampak nyata. Sejak peluncuran, akun media sosial Sayap Malaikat mencatat lonjakan signifikan lebih dalam sosial medianya instagram @sayapmalaikatfoundation dengan followers and viewers yang kian meningkat.

Dari Indonesia, Menuju Dunia

Sayap Malaikat tak berhenti di batas negara. Fase internasional yang direncanakan mencakup kolaborasi dengan pelajar dari Amerika Serikat, Inggris, India, dan negara berkembang lainnya. Gerakan ini diarahkan untuk menanamkan nilai kolaboratif lintas budaya dan mendorong transformasi pendidikan berbasis empati.

Teknologi yang Mengabdi, Bukan Menguasai

Sejak berdiri, Sayap Malaikat telah menyalurkan ribuan perangkat digital ke daerah 3T, menyelenggarakan pelatihan daring, dan memperkuat jaringan edukasi berbasis komunitas. Kini, dengan filosofi “Lead with Purpose and Compassion”, mereka mengajak generasi muda bukan hanya untuk cakap teknologi, tetapi juga berdaya secara moral dan sosial.

Kesimpulan: Masa Depan Itu Kini

Di tangan enam pelajar ini, masa depan tak lagi menjadi sekadar wacana. Ia hadir nyata, dalam bentuk aksi, jaringan, dan perubahan yang bermula dari empati dan berakhir pada globalisasi pendidikan yang adil.

Bagikan


Populer

Exit mobile version