Gubuku.id – Dalam pertemuan pertama mereka sejak 2003, AC Milan berhasil meraih kemenangan perdana di UEFA Champions League musim ini dengan skor 3-1 melawan Club Brugge yang bermain dengan 10 orang. Kemenangan ini menjadi dorongan penting bagi AC Milan setelah performa yang kurang konsisten di awal musim, sementara Club Brugge menderita kekalahan kedua mereka dalam tiga pertandingan fase grup.
AC Milan yang sedang berjuang dengan performa mereka di awal musim (W4, D2, L4), terlihat berada di bawah tekanan sejak awal pertandingan. Club Brugge, dengan gaya bermain yang agresif dan percaya diri, langsung memberikan ancaman ke gawang tuan rumah. Mike Maignan, kiper Milan, dipaksa bekerja keras di menit-menit awal untuk menjaga gawangnya tetap aman dari gempuran Brugge.
Peluang terbaik Brugge datang dari Joel Ordonez, yang hampir saja memecah kebuntuan dengan tendangan keras yang mengenai mistar gawang pada menit ke-10. Serangan ini menunjukkan bahwa Brugge tidak datang ke San Siro hanya untuk bertahan, tetapi siap menyerang untuk mencari poin penuh.
Meskipun ditekan sejak awal, AC Milan berhasil membalikkan keadaan setelah menit ke-30. Christian Pulisic menjadi kunci dalam situasi bola mati, saat sepak pojoknya yang cerdik berhasil mengecoh lini belakang Club Brugge dan langsung bersarang di gawang tanpa bisa dihalau oleh kiper lawan. Gol ini memberikan dorongan semangat bagi tuan rumah yang tampak mulai menemukan ritme permainan mereka.
Tidak lama setelah gol tersebut, keadaan semakin sulit bagi Brugge. Raphael Onyedika, pemain tengah Brugge, menerima kartu merah langsung dari wasit Felix Zwayer karena melakukan pelanggaran keras terhadap Tijjani Reijnders. Tindakan ini membuat Brugge harus bermain dengan 10 orang di sisa pertandingan, membuat tugas mereka semakin berat.
Meskipun bermain dengan 10 orang, Club Brugge menunjukkan semangat juang yang tinggi. Mereka berhasil menyamakan kedudukan hanya enam menit setelah babak kedua dimulai. Kyriani Sabbe, dengan ketenangan luar biasa, berhasil mencetak gol penyeimbang setelah menerima umpan matang dari Christos Tzolis di dalam kotak penalti Milan. Gol ini mengejutkan para penonton di San Siro, yang tidak menyangka bahwa Brugge masih mampu melawan dengan satu pemain kurang.
Namun, kegembiraan Brugge tidak bertahan lama. Pelatih AC Milan, Paulo Fonseca, membuat keputusan tepat dengan memasukkan Noah Okafor di menit ke-60. Dampaknya langsung terasa ketika Okafor melakukan penetrasi di sisi kiri, kemudian memberikan umpan matang kepada Reijnders yang tanpa kesulitan mencetak gol dari jarak dekat, mengembalikan keunggulan Milan.
Tijjani Reijnders, yang pada pekan sebelumnya terkena kartu merah saat melawan Udinese, tampaknya sangat termotivasi untuk menebus kesalahannya. Tidak lama setelah gol pertamanya, Reijnders mencetak gol kedua yang semakin menjauhkan Milan dari kejaran Brugge. Gol ini lahir dari kerja sama yang apik dengan Samuel Chukwueze, yang memberikan assist dari sisi kanan. Reijnders menyelesaikannya dengan tendangan rendah yang terarah.
Gol kedua Reijnders memastikan kemenangan Milan dan menutup pertandingan dengan skor 3-1. Kemenangan ini tidak hanya penting bagi Milan untuk meningkatkan posisi mereka di grup, tetapi juga memberikan kepercayaan diri bagi tim yang sudah lama tidak meraih kesuksesan besar di Eropa.
Kemenangan ini merupakan langkah awal yang penting bagi AC Milan dalam kampanye mereka di Liga Champions musim ini. Setelah menunggu 18 tahun untuk kembali merasakan kejayaan di kompetisi paling bergengsi di Eropa, Milan berharap bisa melaju jauh dan mungkin meraih trofi yang telah lama mereka impikan. Dengan kekalahan di dua laga awal mereka di fase grup, kemenangan ini adalah titik balik yang diharapkan membawa hasil positif di pertandingan-pertandingan berikutnya.
Para penggemar Milan tentu berharap bahwa tim ini akan terus memperbaiki performa dan mencapai puncak seperti yang pernah mereka lakukan di masa lalu. Kombinasi pemain muda berbakat dan pengalaman pemain senior bisa menjadi kunci sukses mereka dalam kompetisi ini.
Di sisi lain, kekalahan ini memberikan pukulan telak bagi Club Brugge. Ini adalah kekalahan tandang pertama mereka di Liga Champions dalam lima pertandingan, sebuah rekor yang menunjukkan kekuatan mereka di kompetisi Eropa. Namun, kegagalan untuk mempertahankan clean sheet di San Siro menjadi catatan negatif, mengingat mereka sebelumnya selalu mampu menjaga pertahanan dengan baik di stadion ini.
Meskipun bermain dengan 10 orang, semangat dan determinasi yang ditunjukkan oleh Brugge patut diapresiasi. Mereka berhasil menciptakan perlawanan yang berarti meskipun berada dalam situasi yang sulit. Bagi pelatih Nicky Hayen, kekalahan ini bisa menjadi pelajaran berharga untuk memperbaiki taktik dan memotivasi tim dalam pertandingan-pertandingan berikutnya.
Pertandingan antara AC Milan dan Club Brugge memberikan hiburan yang menarik bagi para penggemar sepak bola. AC Milan akhirnya meraih kemenangan penting yang bisa menjadi awal kebangkitan mereka di Liga Champions, sementara Club Brugge harus menerima kekalahan dengan kepala tegak, mengingat perjuangan mereka yang luar biasa meskipun kekurangan pemain.
Dengan fase grup yang masih panjang, kedua tim masih memiliki kesempatan untuk menunjukkan kemampuan mereka di panggung Eropa. Bagi Milan, kemenangan ini menjadi titik balik yang sangat dinantikan, sementara Brugge harus segera bangkit untuk memperbaiki posisi mereka di klasemen grup.