Perselingkuhan, Wabah di Era Modern? Menelusuri Fakta dan Alasan di Baliknya

Gubuku.id – Perselingkuhan, bagaikan pisau bermata dua yang selalu menghantui hubungan. Tak jarang, jagat maya pun gempar dengan kisah-kisah perselingkuhan yang mengundang komentar pedas dan dukungan bagi korban. Tapi, tahukah Anda bahwa di balik kisah-kisah ini, terdapat fakta dan alasan yang kompleks?

Berdasarkan studi tahun 2018 oleh James McNulty dan timnya di Florida State University, perselingkuhan umumnya terjadi karena rasa tidak puas dalam hubungan. Salah satu faktornya adalah daya tarik fisik pasangan. Penelitian ini menemukan bahwa pria lebih cenderung selingkuh jika pasangannya kurang menarik, namun wanita cantik justru tak selalu setia.

Fakta menarik lainnya terungkap dalam survey Durex tahun 2016 terhadap ribuan orang di berbagai negara. Ternyata, Thailand menduduki peringkat pertama sebagai negara dengan tingkat perselingkuhan tertinggi, yaitu 51%. Angka ini jauh mengungguli negara-negara Eropa dan Amerika.

Alasan di balik maraknya perselingkuhan di Thailand terbilang unik. Budaya Thailand yang memandang enteng komitmen dan tradisi poligami yang diwariskan sejak lama, ditengarai menjadi faktor utama.

Survei Durex juga menunjukkan 10 negara dengan tingkat perselingkuhan tertinggi, yaitu:

  1. Thailand (51%)
  2. Denmark (46%)
  3. Italia (45%)
  4. Jerman (45%)
  5. Prancis (43%)
  6. Norwegia (41%)
  7. Belgia (40%)
  8. Spanyol (39%)
  9. Inggris (36%)
  10. Finlandia (36%)

Lantas, bagaimana dengan Indonesia?

Meskipun Durex hanya merinci 10 negara teratas, survey Just Dating menunjukkan bahwa 40% orang Indonesia, baik laki-laki maupun perempuan, mengaku pernah berselingkuh. Angka ini menempatkan Indonesia di peringkat kedua negara dengan kasus perselingkuhan terbanyak di Asia, tepat di bawah Thailand.

Melihat fakta-fakta ini, perselingkuhan bagaikan fenomena gunung es. Di balik kisah-kisahnya, terdapat kompleksitas alasan dan budaya yang melatarbelakanginya.

Sebagai masyarakat, penting untuk memahami akar permasalahannya, serta mendorong terbukanya komunikasi dan upaya perbaikan dalam hubungan. Perselingkuhan bukan hanya tentang pengkhianatan, tetapi juga cerminan dari dinamika hubungan dan nilai-nilai yang dipegang teguh.

Bagikan


Populer

Exit mobile version