Bagaimana Cara UMKM Bertahan di Tengah Krisis Keuangan?

{"aigc_info":{"aigc_label_type":0,"source_info":"dreamina"},"data":{"os":"web","product":"dreamina","exportType":"generation","pictureId":"0"},"trace_info":{"originItemId":"7567646204251639058"}}

Gubuku – Krisis keuangan bisa datang kapan saja, dan dampaknya sering kali paling berat dirasakan oleh pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Pendapatan menurun, pelanggan berkurang, dan biaya operasional tetap harus dibayar.

Namun, meskipun situasi sulit, banyak UMKM yang tetap bisa bertahan bahkan berkembang. Kuncinya adalah strategi yang tepat, pengelolaan yang cermat, dan kemampuan beradaptasi dengan cepat.

Dalam artikel ini, kita akan membahas cara UMKM bertahan di tengah krisis keuangan dengan langkah-langkah sederhana namun efektif.

1. Pahami Kondisi Keuangan Bisnis Secara Menyeluruh

Langkah pertama untuk bertahan adalah mengetahui posisi keuangan bisnis secara jelas.
Banyak UMKM yang kesulitan karena tidak memiliki pencatatan keuangan yang rapi.

Mulailah dengan melakukan:

  1. Pencatatan seluruh pemasukan dan pengeluaran setiap hari.

  2. Pemisahan antara uang pribadi dan uang usaha.

  3. Pembuatan laporan sederhana seperti arus kas (cash flow) agar tahu berapa uang yang benar-benar tersedia.

Dengan memahami kondisi keuangan, kamu bisa mengetahui:

  1. Apakah bisnis masih untung atau sudah mulai merugi?

  2. Biaya apa saja yang paling besar dan bisa dihemat?

  3. Seberapa lama bisnis bisa bertahan jika pendapatan menurun?

👉 Contoh sederhana: Jika pemasukan menurun 30%, tapi pengeluaran tetap sama, maka kamu harus segera mencari cara mengurangi biaya atau menambah pendapatan agar bisnis tidak defisit.

2. Kurangi Pengeluaran yang Tidak Penting

Ketika terjadi krisis, penghematan adalah langkah wajib.
Namun, penghematan bukan berarti memangkas semua biaya tanpa pertimbangan, melainkan mengatur ulang prioritas pengeluaran.

Langkah-langkah praktis:

  1. Fokus hanya pada pengeluaran yang benar-benar penting untuk kelangsungan usaha (bahan baku, gaji karyawan utama, biaya produksi).

  2. Tunda pembelian barang baru yang tidak mendesak.

  3. Negosiasikan ulang biaya sewa tempat atau kontrak dengan pemasok.

  4. Gunakan alat digital gratis untuk promosi atau komunikasi, misalnya media sosial dan WhatsApp Business.

Dengan efisiensi yang tepat, bisnis bisa tetap berjalan meskipun pendapatan sementara menurun.

3. Perkuat Hubungan dengan Pelanggan

Di masa krisis, pelanggan adalah aset yang paling berharga.
Oleh karena itu, menjaga hubungan baik dengan pelanggan bisa membantu bisnis tetap bertahan.

Beberapa cara yang bisa dilakukan:

  1. Berikan pelayanan ekstra baik seperti respon cepat dan ramah.

  2. Buat promo kecil-kecilan seperti diskon loyalitas atau bonus pembelian.

  3. Komunikasikan kondisi bisnis kamu dengan jujur kepada pelanggan tetap.

Pelanggan yang merasa dihargai akan tetap membeli produkmu, bahkan mungkin membantu mempromosikannya secara sukarela.

👉 Contoh: Jika kamu menjual makanan, kirim pesan ke pelanggan tetap bahwa kamu masih buka dan bisa melayani pesan antar. Hal sederhana ini bisa menjaga aliran pendapatan tetap stabil.

4. Jalin Kerja Sama dengan Pemasok dan Mitra

Krisis juga dialami oleh pemasok dan mitra bisnis. Karena itu, penting untuk menjalin komunikasi dan kerja sama yang saling menguntungkan.

Kamu bisa:

  1. Negosiasi pembayaran yang lebih fleksibel.

  2. Cari pemasok lokal yang lebih murah.

  3. Kolaborasi dengan bisnis lain untuk berbagi biaya promosi atau distribusi.

Kerja sama yang baik bisa membantu mengurangi beban biaya dan menjaga operasional bisnis tetap berjalan meski kondisi sedang sulit.

Baca Juga :  Dampak AI terhadap Dunia Bisnis dan Keuangan

5. Inovasi Produk dan Layanan

Krisis keuangan sering kali mengubah perilaku konsumen. Maka, UMKM perlu beradaptasi dengan cepat dan berinovasi.

Beberapa contoh inovasi sederhana:

  1. Menjual produk dalam ukuran lebih kecil agar lebih terjangkau.

  2. Menambahkan layanan pesan antar atau penjualan online.

  3. Membuat paket hemat atau bundling produk.

👉 Contoh: Jika kamu memiliki usaha kue, buat paket “hemat keluarga” berisi kue kecil dalam jumlah banyak dengan harga lebih murah. Strategi ini bisa meningkatkan volume penjualan walau margin keuntungan per produk menurun.

6. Manfaatkan Teknologi Digital

Digitalisasi bukan hanya tren, tapi kebutuhan untuk bertahan.
Banyak UMKM yang tetap eksis di masa krisis karena beralih ke sistem digital.

Manfaatkan:

  1. Marketplace (Shopee, Tokopedia, Lazada) untuk memperluas jangkauan pasar.

  2. Media sosial (Instagram, TikTok, Facebook) untuk promosi tanpa biaya besar.

  3. Aplikasi keuangan digital seperti BukuWarung, Mekari Jurnal, atau QuickBooks untuk memantau keuangan.

  4. Sistem pembayaran digital (QRIS, e-wallet) agar transaksi lebih cepat dan aman.

Dengan digitalisasi, kamu bisa tetap menjangkau pelanggan meski toko fisik sepi.

7. Buat Dana Darurat Bisnis

Krisis keuangan adalah pengingat pentingnya memiliki dana cadangan atau dana darurat bisnis.
Dana ini digunakan untuk menutupi biaya operasional jika pendapatan turun drastis.

Idealnya, dana darurat mencakup 3–6 bulan biaya operasional.
Jika sulit mengumpulkan jumlah besar sekaligus, mulailah dari kecil — misalnya menyisihkan 5–10% dari keuntungan bulanan.

Pisahkan dana ini di rekening khusus agar tidak mudah terpakai untuk keperluan lain.

8. Perkuat Tim dan Komunikasi Internal

Karyawan juga mengalami tekanan di masa krisis. Oleh karena itu, penting untuk menjaga komunikasi yang terbuka dan suasana kerja yang positif.

Langkah-langkah yang bisa dilakukan:

  1. Jelaskan kondisi bisnis secara jujur agar semua pihak mengerti situasinya.

  2. Libatkan karyawan dalam mencari ide penghematan atau strategi baru.

  3. Berikan semangat dan motivasi agar tim tetap solid.

Karyawan yang merasa dihargai dan dilibatkan akan bekerja lebih produktif, bahkan dalam situasi sulit.

9. Tingkatkan Literasi Keuangan dan Manajemen

Krisis bisa jadi guru terbaik untuk belajar.
Gunakan waktu ini untuk memperdalam pemahaman tentang keuangan dan manajemen bisnis.

Kamu bisa:

  1. Mengikuti pelatihan online gratis dari Kementerian Koperasi dan UKM, Google, atau platform seperti Skill Academy dan Coursera.

  2. Membaca buku atau artikel bisnis sederhana.

  3. Belajar dari pengalaman pengusaha lain yang sukses melewati krisis.

Pengetahuan baru bisa membantu kamu membuat keputusan yang lebih baik di masa depan.

10. Jaga Semangat dan Mental Positif

Krisis keuangan bukan hanya ujian untuk bisnis, tapi juga untuk mental pemiliknya.
Tetap tenang, fokus, dan percaya bahwa setiap krisis selalu membawa peluang.

Ingat, banyak bisnis besar yang lahir dari masa sulit.
Contohnya, usaha makanan rumahan, jasa pengiriman, dan toko online justru tumbuh pesat saat masa pandemi karena mampu melihat peluang baru.

Dengan sikap positif dan tekad kuat, UMKM bisa bertahan bahkan menjadi lebih tangguh setelah krisis berlalu.

Bertahan di tengah krisis keuangan bukan hal yang mudah, tapi bukan berarti tidak mungkin.
Kuncinya adalah adaptasi, efisiensi, inovasi, dan semangat pantang menyerah.

Berikut rangkuman langkah penting:

  1. Pahami kondisi keuangan bisnis.

  2. Kurangi pengeluaran yang tidak penting.

  3. Jaga hubungan baik dengan pelanggan dan pemasok.

  4. Lakukan inovasi dan manfaatkan teknologi digital.

  5. Siapkan dana darurat dan tingkatkan kemampuan manajemen.

Dengan strategi yang tepat, UMKM bisa melewati krisis dengan lebih kuat dan siap menghadapi masa depan.

Intership SMKN 1 Bungo |Mukmainna

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *