Daftar Isi
- 1 1. Pahami Jenis Risiko Keuangan di UMKM
- 2 2. Catat Keuangan Secara Disiplin dan Teratur
- 3 3. Buat Anggaran dan Rencana Keuangan yang Jelas
- 4 4. Siapkan Dana Darurat Usaha
- 5 5. Kurangi Ketergantungan pada Satu Sumber Pendapatan
- 6 6. Gunakan Asuransi Bisnis
- 7 7. Bangun Hubungan yang Baik dengan Pemasok dan Pelanggan
- 8 8. Manfaatkan Teknologi untuk Efisiensi
- 9 9. Hindari Utang yang Tidak Produktif
- 10 10. Lakukan Evaluasi Keuangan Secara Berkala
- 11 11. Tingkatkan Pengetahuan Keuangan
Gubuku – Menjalankan bisnis UMKM tidak selalu berjalan mulus. Terkadang, pendapatan menurun, harga bahan naik, atau pelanggan tiba-tiba berkurang. Semua hal itu termasuk risiko keuangan, yaitu keadaan yang bisa membuat keuangan bisnis tidak stabil.
Bagi banyak pelaku UMKM, risiko seperti ini bisa terasa berat. Tapi sebenarnya, risiko keuangan bisa dikendalikan dan dikurangi jika kamu tahu caranya.
Dalam artikel ini, kita akan membahas strategi mengurangi risiko keuangan bagi UMKM dengan langkah-langkah yang mudah dipahami dan bisa langsung diterapkan, bahkan oleh pengusaha kecil sekalipun.
1. Pahami Jenis Risiko Keuangan di UMKM
Sebelum bisa mengurangi risiko, kamu perlu tahu dulu apa saja jenis risikonya.
Beberapa risiko keuangan yang paling sering dihadapi UMKM antara lain:
-
Risiko likuiditas: ketika bisnis kekurangan uang tunai untuk membayar tagihan atau operasional harian.
-
Risiko kredit: ketika pelanggan menunggak pembayaran atau tidak melunasi utang.
-
Risiko operasional: muncul akibat kesalahan internal, seperti pencatatan keuangan yang salah atau stok barang yang tidak terkontrol.
-
Risiko pasar: disebabkan oleh perubahan harga bahan baku, tren konsumen, atau kondisi ekonomi.
-
Risiko eksternal: seperti bencana alam, pandemi, atau perubahan kebijakan pemerintah.
Dengan memahami jenis risiko ini, kamu bisa menyiapkan langkah antisipasi sebelum masalah datang.
2. Catat Keuangan Secara Disiplin dan Teratur
Kesalahan paling umum yang membuat UMKM mudah goyah adalah tidak mencatat keuangan dengan baik.
Catatan keuangan yang rapi membantu kamu mengetahui kondisi bisnis sebenarnya: apakah untung, rugi, atau hanya seimbang.
Langkah sederhana yang bisa dilakukan:
-
Pisahkan uang pribadi dan uang bisnis.
-
Catat semua transaksi, sekecil apa pun nilainya.
-
Gunakan aplikasi keuangan seperti Mekari Jurnal, BukuWarung, atau Excel.
Dengan data keuangan yang jelas, kamu bisa tahu kapan harus menghemat, kapan bisa menambah stok, dan bagian mana yang perlu diperbaiki.
👉 Contoh: Jika laporan menunjukkan pengeluaran promosi terlalu besar tanpa hasil yang sepadan, kamu bisa mengalihkan dana ke strategi pemasaran lain yang lebih efektif.
3. Buat Anggaran dan Rencana Keuangan yang Jelas
Tanpa perencanaan, bisnis mudah sekali kehilangan arah.
Maka dari itu, buatlah anggaran keuangan bulanan dan tahunan agar kamu tahu ke mana uang bisnis pergi.
Langkah-langkah sederhana:
-
Tentukan target pendapatan dan batas pengeluaran.
-
Bedakan antara pengeluaran penting (seperti bahan baku, gaji) dan pengeluaran tambahan (seperti dekorasi atau langganan aplikasi).
-
Sisihkan sebagian keuntungan untuk tabungan dan investasi bisnis.
Rencana keuangan yang terukur membantu kamu mengontrol arus kas dan menghindari pemborosan.
4. Siapkan Dana Darurat Usaha
Sama seperti keuangan pribadi, bisnis juga butuh dana darurat.
Dana ini berguna ketika bisnis mengalami masa sulit, misalnya penjualan turun atau ada kerusakan alat produksi.
Idealnya, dana darurat mencakup 3–6 bulan biaya operasional.
Kamu bisa mulai dari kecil, misalnya menyisihkan 5–10% dari laba bulanan hingga terbentuk cadangan yang cukup.
👉 Tips: Simpan dana ini di rekening terpisah agar tidak tercampur dengan uang operasional harian.
Dengan dana darurat, kamu tidak perlu panik atau berutang ketika bisnis menghadapi masalah mendadak.
5. Kurangi Ketergantungan pada Satu Sumber Pendapatan
Salah satu strategi paling efektif untuk mengurangi risiko keuangan adalah diversifikasi pendapatan — artinya, jangan hanya mengandalkan satu produk, satu pelanggan, atau satu saluran penjualan.
Contoh:
-
Jika kamu menjual makanan di warung, coba juga jual secara online lewat GoFood, GrabFood, atau ShopeeFood.
-
Jika kamu hanya menjual satu produk, tambahkan varian baru yang masih sejenis.
-
Jika kamu tergantung pada satu pelanggan besar, cari pelanggan baru agar tidak bergantung pada satu pihak.
Dengan diversifikasi, kamu bisa tetap punya sumber pendapatan meski salah satu lini bisnis sedang menurun.
6. Gunakan Asuransi Bisnis
Banyak pelaku UMKM belum sadar pentingnya asuransi bisnis.
Padahal, asuransi bisa melindungi dari risiko besar seperti kebakaran, kehilangan, atau bencana alam.
Ada beberapa jenis asuransi yang bisa dipertimbangkan:
-
Asuransi properti usaha: melindungi bangunan, peralatan, dan stok barang.
-
Asuransi kesehatan karyawan: menjaga produktivitas tim.
-
Asuransi jiwa pemilik bisnis: jika pemilik meninggal, bisnis tetap bisa berlanjut.
Meskipun ada biaya premi, manfaatnya jauh lebih besar dibanding risiko kehilangan total akibat kejadian tak terduga.
7. Bangun Hubungan yang Baik dengan Pemasok dan Pelanggan
Hubungan yang baik bisa jadi perlindungan alami dari risiko keuangan.
Misalnya:
-
Jika kamu memiliki hubungan baik dengan pemasok, mereka mungkin memberi keringanan pembayaran ketika bisnis sedang sulit.
-
Jika pelanggan percaya dengan layanan kamu, mereka akan tetap membeli meski ekonomi sedang lesu.
👉 Tips praktis:
-
Jaga komunikasi dengan pemasok dan pelanggan secara rutin.
-
Tawarkan promo loyalitas untuk pelanggan tetap.
-
Tepati janji dalam hal pembayaran dan pengiriman.
Kepercayaan adalah aset yang nilainya lebih besar dari uang.
8. Manfaatkan Teknologi untuk Efisiensi
Teknologi bisa membantu mengurangi risiko keuangan dengan cara menghemat waktu, tenaga, dan biaya.
Contoh penerapan:
-
Gunakan sistem pencatatan digital agar tidak ada transaksi yang terlewat.
-
Gunakan media sosial dan marketplace untuk promosi murah dan menjangkau lebih banyak pelanggan.
-
Manfaatkan QRIS dan e-wallet agar transaksi lebih cepat dan aman.
Selain efisien, teknologi juga membantu kamu memantau keuangan secara real-time, sehingga keputusan bisnis bisa diambil lebih cepat dan tepat.
9. Hindari Utang yang Tidak Produktif
Utang sebenarnya tidak selalu buruk — asal digunakan untuk hal yang benar.
Tapi banyak UMKM yang terjebak masalah karena mengambil utang tanpa perhitungan.
Sebelum berutang, pastikan:
-
Tujuannya untuk mengembangkan bisnis, bukan untuk menutup pengeluaran sehari-hari.
-
Kamu sudah menghitung kemampuan membayar cicilan.
-
Pilih lembaga keuangan resmi agar tidak terkena bunga mencekik.
Jika dikelola dengan bijak, utang bisa menjadi alat bantu. Tapi jika asal pinjam, justru bisa jadi risiko besar yang menghancurkan keuangan usaha.
10. Lakukan Evaluasi Keuangan Secara Berkala
Strategi terbaik tidak akan berjalan jika tidak dievaluasi.
Lakukan evaluasi keuangan minimal setiap bulan untuk menilai apakah strategi kamu efektif atau tidak.
Langkah yang bisa dilakukan:
-
Bandingkan pendapatan dan pengeluaran bulan ini dengan bulan sebelumnya.
-
Tinjau kembali pengeluaran yang bisa dikurangi.
-
Lihat apakah laba meningkat atau menurun, lalu cari penyebabnya.
Dengan evaluasi rutin, kamu bisa segera memperbaiki kesalahan dan memperkuat strategi sebelum masalah membesar.
11. Tingkatkan Pengetahuan Keuangan
Mengelola bisnis tanpa pengetahuan keuangan ibarat mengemudi tanpa arah.
Karena itu, teruslah belajar tentang dasar-dasar keuangan bisnis, seperti pencatatan, laporan laba rugi, dan manajemen kas.
Banyak sumber gratis yang bisa kamu manfaatkan:
-
Webinar dari Kementerian Koperasi dan UKM
-
Kelas online di Google Bisnisku atau UMKM Academy
-
Konten edukasi di YouTube atau media sosial bisnis
Dengan pengetahuan yang cukup, kamu bisa membuat keputusan keuangan yang lebih bijak dan menghindari risiko yang tidak perlu.
Risiko keuangan memang tidak bisa dihindari sepenuhnya, tapi bisa dikelola dan dikurangi dengan strategi yang tepat.
Ringkasan langkah utama:
-
Catat dan rencanakan keuangan secara disiplin
-
Siapkan dana darurat bisnis
-
Diversifikasi pendapatan
-
Gunakan asuransi dan teknologi
-
Hindari utang konsumtif
-
Evaluasi dan belajar secara terus-menerus
Dengan menerapkan strategi-strategi tersebut, UMKM bisa menjadi lebih tangguh menghadapi ketidakpastian ekonomi, dan bisnis bisa terus tumbuh secara sehat dan berkelanjutan.
Intership SMKN 1 Bungo |Mukmainna
