Daftar Isi
Gubuku.id – Menjelang Iduladha, para peternak sapi biasanya bersiap-siap untuk menyediakan sapi kurban yang berkualitas dan layak dijadikan hewan kurban. Salah satu indikator hewan layak kurban adalah bebas dari penyakit dan parasit.
Salah satu tantangan yang kerap dialami oleh para peternak adalah serangan cacing hati, yang membuat sapi tidak layak dijadikan hewan kurban.
Penyebab dan Siklus Hidup Cacing Hati
Penyakit cacing hati disebabkan oleh cacing hati Fasciola hepatica, yang bisa menyerang hewan ternak dari berbagai umur. Penyebarannya terjadi melalui pakan dan air minum yang tidak dijaga kualitasnya. Pakan seperti dedaunan dan rumput biasanya membawa larva cacing masuk ke tubuh sapi.
Cacing tersebut akan menembus dinding-dinding pencernaan, kemudian pindah ke hati. Cacing dewasa akan berpindah ke saluran empedu, lalu bertelur. Melalui peredaran darah, telur tersebut akan terbawa ke alat pencernaan dan akhirnya keluar bersama kotoran. Selanjutnya, telur akan menetas dan masuk ke tubuh siput.
Siput biasanya hidup di tempat yang lembap atau di dedaunan. Saat di rumput atau dedaunan, larva akan keluar dan menempel pada rumput. Larva tersebut akan berubah menjadi kista. Saat rumput yang mengandung kista dimakan sapi, kista akan pecah dan berubah menjadi cacing muda. Siklus hidup akan terus berlangsung seperti itu jika penyakit ini tidak segera diatasi.
Gejala dan Dampak Cacing Hati pada Sapi
Gejala sapi yang diserang cacing hati antara lain tubuh yang kurus, lesu, dan pucat. Berat badan sapi langsung berkurang. Terkadang, sapi menjadi busung pada beberapa bagian tubuhnya. Kondisi ini sangat merugikan peternak, terutama menjelang Iduladha, di mana kualitas sapi menjadi sangat penting.
Pencegahan dan Pengobatan
Pencegahan:
- Pembasmian Siput: Mengingat siput adalah perantara dari cacing hati, pembasmian siput dan bekicot di sekitar kandang sangat penting. Penggunaan copper sulphate di lapangan penggembalaan atau trust dapat efektif dalam membasmi siput.
- Sanitasi Kandang: Menjaga sanitasi kandang dengan baik sangat penting. Jangan sampai ada genangan di lahan peternakan, bersihkan kotoran sapi secara rutin, dan pastikan kandang tidak lembap.
- Pakan dan Air Minum: Pastikan pakan dan air minum sapi berkualitas baik dan bebas dari kontaminasi larva cacing hati.
Pengobatan:
Obat: Untuk sapi yang sudah terinfeksi, pemberian obat seperti Hexachlorophene dapat membantu mengatasi cacing hati. Pengobatan ini harus dilakukan sesuai dosis yang dianjurkan oleh dokter hewan.
Praktik Peternakan yang Baik untuk Mencegah Cacing Hati
Peternak sapi perlu menerapkan praktik peternakan yang baik untuk mencegah serangan cacing hati. Beberapa langkah yang bisa dilakukan antara lain:
- Rotasi Padang Penggembalaan: Melakukan rotasi padang penggembalaan agar siput tidak sempat berkembang biak di satu tempat yang sama. Ini juga membantu dalam memutus siklus hidup cacing hati.
- Penggunaan Pakan Berkualitas: Menggunakan pakan yang berkualitas dan bebas dari kontaminasi cacing. Pakan harus disimpan dengan baik dan tidak terkena air atau kelembapan yang bisa menjadi tempat berkembang biaknya larva cacing.
- Pengawasan Kesehatan Sapi: Melakukan pengawasan kesehatan sapi secara rutin dan berkala. Pemeriksaan ini meliputi pemeriksaan fisik dan laboratorium untuk mendeteksi dini adanya infeksi cacing hati.
Penyakit cacing hati pada sapi merupakan ancaman serius bagi para peternak, terutama menjelang Iduladha. Dengan memahami siklus hidup cacing hati dan menerapkan langkah-langkah pencegahan serta pengobatan yang tepat, peternak dapat memastikan sapi-sapi mereka tetap sehat dan layak dijadikan hewan kurban.
Praktik peternakan yang baik dan sanitasi kandang yang terjaga adalah kunci utama dalam mencegah dan mengatasi penyakit cacing hati pada sapi.