Gubuku.id – Guys, kalau lagi ngikutin berita soal perceraian artis atau kenalan, pasti deh nggak jauh-jauh dari yang namanya harta gono-gini. Istilah ini emang sering banget jadi sorotan utama pas proses cerai, soalnya ya menyangkut hak dan kepemilikan aset yang udah dikumpulin bareng-bareng selama nikah.
Tapi, sebenernya harta gono-gini itu apa sih? Kok kayaknya ribet banget urusannya? Nah, biar kamu nggak bingung lagi, yuk kita bahas lebih dalam soal makna harta gono-gini ini!
Simpelnya, Harta Gono-Gini Itu Harta Bersama Selama Nikah!
Gampangnya gini, harta gono-gini, atau kalau dalam bahasa hukum resminya disebut harta bersama, itu adalah semua jenis harta yang udah didapetin selama kamu sama pasangan kamu menikah.
Nggak peduli deh siapa yang nyari duit atau siapa yang beliin, pokoknya selama itu didapatkan pas kalian masih sah jadi suami istri, ya itu termasuk harta bersama. Kecuali nih, kalau sebelum nikah atau pas lagi nikah kalian udah bikin perjanjian pisah harta. Nah, kalau udah ada perjanjian gitu, ya beda lagi ceritanya.
Jadi, mau itu hasil kerja keras suami, hasil jualan online istri, rumah yang dibeli bareng-bareng, mobil, motor, tabungan di bank, bahkan sampai perhiasan yang dibeliin buat istri, semuanya bisa masuk kategori harta bersama selama nggak ada perjanjian pisah harta. Adil kan?
Dari Mana Sih Aturan Soal Harta Gono-Gini Ini?
Pembagian harta gono-gini ini udah diatur jelas lho dalam hukum di Indonesia:
- Pasal 35 Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan: Di pasal ini jelas banget dibilang kalau “harta benda yang diperoleh selama perkawinan menjadi harta bersama.” Jadi, undang-undang perkawinan kita udah mengakui konsep harta bersama ini.
- Pasal 97 Kompilasi Hukum Islam (KHI): Nah, buat pasangan yang beragama Islam, ada juga aturannya sendiri di KHI. Intinya juga sama, harta yang didapat selama nikah itu ya milik berdua.
- Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPerdata): Kalau buat pasangan yang non-Muslim, ada juga aturannya di KUHPerdata. Meskipun nggak se-spesifik UU Perkawinan atau KHI, tapi prinsip kepemilikan bersama selama pernikahan juga diakui.
Jadi, kalau nggak ada perjanjian pisah harta, otomatis semua harta yang kalian dapetin pas nikah itu jadi milik bersama. Terus, kalau amit-amit terjadi perceraian, harta ini wajib dibagi rata sesuai dengan aturan yang berlaku, yaitu 50:50.
Ini sesuai sama Pasal 37 UU Perkawinan dan juga udah ditegaskan dalam Putusan MA No. 1448K/Sip/1974. Keadilan harus ditegakkan kan?
Kenali Nih, Jenis-Jenis Harta dalam Pernikahan Biar Lebih Paham
Biar nggak ketuker-tuker, dalam pernikahan itu harta dibagi jadi tiga jenis utama:
-
Harta Bawaan: Ini adalah harta yang udah dimiliki masing-masing pihak sebelum mereka menikah. Misalnya, suami punya rumah warisan dari orang tuanya sebelum nikah, atau istri punya tabungan pribadi sebelum menikah. Nah, harta-harta ini tetep jadi milik pribadi masing-masing meskipun udah menikah. Jadi, nggak termasuk harta gono-gini ya.
-
Harta Masing-Masing: Harta jenis ini didapatkan selama pernikahan, tapi memang khusus ditujukan buat salah satu pihak aja. Contohnya, istri dapet warisan dari kakeknya pas lagi nikah, atau suami dapet hadiah mobil dari temennya secara pribadi. Harta kayak gini juga nggak termasuk harta gono-gini, tapi jadi milik pribadi si penerima warisan atau hadiah.
-
Harta Pencaharian / Harta Bersama: Nah, inilah dia yang kita sebut harta gono-gini! Harta ini didapatkan dari hasil kerja atau usaha salah satu atau kedua pasangan selama mereka menikah. Jadi, semua penghasilan, aset yang dibeli bareng-bareng, investasi, dan lain-lain, masuk kategori ini.
Terus, Gimana Sih Proses Pembagian Harta Gono-Gini Kalau Cerai?
Kalau udah terjadi putusan cerai dari pengadilan, baru deh proses pembagian harta bersama ini bisa dilakuin. Caranya gimana?
- Kalau Ada Kesepakatan: Kalau suami istri bisa duduk bareng dan sepakat soal pembagian harta, nah ini yang paling enak. Kesepakatan ini nanti diajukin ke pengadilan, dan pengadilan bakal mengesahkan kesepakatan tersebut. Jadi, pembagiannya sesuai dengan apa yang udah disetujui bersama.
- Kalau Nggak Ada Kesepakatan: Nah, kalau ini yang biasanya ribet. Kalau nggak ada kesepakatan, pengadilan yang bakal turun tangan buat memutuskan pembagiannya. Keputusannya tentu aja berdasarkan prinsip keadilan buat kedua belah pihak. Biasanya sih pembagiannya 50:50, tapi bisa juga beda tergantung beberapa faktor, misalnya kontribusi masing-masing pihak dalam mencari harta, kondisi ekonomi masing-masing setelah cerai, dan kebutuhan anak (kalau ada).
Wah, Kalau Harta Dijual Tanpa Izin Pasangan Gimana Tuh?
Ini juga penting nih buat kamu tahu. Berdasarkan Yurisprudensi Mahkamah Agung (MA) No. 701 K/Pdt/1997, kalau ada jual beli tanah yang termasuk harta bersama, itu wajib banget dapet persetujuan dari kedua belah pihak (suami dan istri).
Kalau salah satu pihak jual tanpa izin yang lain, maka transaksi jual beli itu bisa dibatalin alias nggak sah di mata hukum. Jadi, nggak bisa tuh salah satu pihak seenaknya sendiri ngejual harta yang udah jadi milik bersama.
Istilah ‘Gono-Gini’ Itu Sebenarnya Cuma Bahasa Sehari-hari Lho!
Mungkin kamu sering denger istilah “gono-gini” ini di masyarakat. Tapi, perlu kamu tahu nih, sebenarnya istilah “gono-gini” itu nggak dikenal secara resmi dalam hukum positif di Indonesia.
Istilah yang formal dan diakui dalam hukum kita itu adalah harta bersama sesuai dengan Pasal 35 UU Perkawinan. Cuma ya, di kehidupan sehari-hari, masyarakat umum lebih sering pake istilah gono-gini karena udah lebih familiar di telinga. Jadi, meskipun beda istilah, maksudnya tetep sama kok.
Intinya, harta gono-gini atau harta bersama ini adalah bagian penting yang perlu kamu pahami dalam pernikahan dan juga kalau amit-amit terjadi perceraian. Harta ini mencakup semua yang udah kalian dapetin bareng-bareng selama nikah, dan wajib dibagi secara adil kalau sampai berpisah.
Dengan tahu jenis-jenis harta dalam pernikahan dan dasar hukumnya, kamu jadi bisa lebih aware sama hak dan kewajiban kamu. Jadi, nggak ada deh kesalahpahaman di kemudian hari.
Nah, buat kamu yang lagi ngalamin proses perceraian dan lagi bingung soal harta gono-gini ini, sebaiknya jangan ragu buat konsultasi sama ahli hukum ya.
Mereka bisa bantu jelasin hak-hak kamu secara lebih detail dan nyari solusi yang paling adil buat kamu dan mantan pasangan kamu. Ingat, dalam urusan harta, kejelasan hukum itu kunci utama biar keadilan bisa ditegakkan. Jangan sampai kamu nggak tahu hak kamu ya!
——–
Sumber Referensi:
Informasi dalam artikel ini dirangkum dari sumber berikut:
- Pasal 35 Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan.
- Pasal 97 Kompilasi Hukum Islam (KHI).
- Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPerdata).
- Pasal 37 UU Perkawinan.
- Putusan MA No. 1448K/Sip/1974.
- Yurisprudensi MA No. 701 K/Pdt/1997.