Gubuku.id – Sering banget kan denger kata pragmatis? Biasanya sih dipake buat ngedeskripsiin cara berpikir atau gaya seseorang dalam ngadepin berbagai situasi di kehidupan. Tapi, sebenernya pragmatis itu artinya apa sih?
Biar kamu nggak cuma ikut-ikutan ngomong tapi beneran paham, yuk kita bahas lebih dalam makna kata ini dari berbagai sudut pandang. Mulai dari artinya di kamus, di dunia filsafat, sampai ciri-cirinya dalam kehidupan sehari-hari, semuanya bakal kita kupas tuntas!
Apa Kata KBBI Soal Pragmatis? Ternyata Simpel Banget!
Kita mulai dari yang paling dasar dulu ya, arti kata pragmatis menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Di KBBI, pragmatis itu artinya:
- Bersifat praktis dan berguna buat banyak orang;
- Lebih mentingin kepraktisan dan manfaatnya;
- Ada hubungannya sama nilai-nilai praktis.
Gampangnya sih, orang yang pragmatis itu lebih milih cara yang paling efektif dan langsung ada gunanya tanpa terlalu mikirin teori-teori atau idealisme yang nggak bisa langsung diterapin. Mereka lebih fokus ke hasil nyata dan manfaat langsung.
Dari Mana Asalnya Kata Pragmatis? Ternyata Ada Hubungannya Sama Filsafat!
Nah, kalau kita lihat lebih jauh, kata pragmatis ini asalnya dari bahasa Yunani, yaitu pragmata, yang artinya “tindakan” atau “perbuatan.” Di dunia filsafat, istilah ini nempel banget sama aliran yang namanya pragmatisme. Aliran ini tuh ngehargain kebenaran suatu gagasan dari seberapa bermanfaat gagasan itu buat kehidupan manusia. Jadi, buat para filsuf pragmatis, ide itu baru bisa dibilang benar kalau ada efek praktisnya dalam kehidupan nyata.
Ada beberapa tokoh penting banget nih dalam aliran pragmatisme:
- Charles Sanders Peirce: Dia bilang kalau arti dari suatu ide itu harus dikaitin sama efek praktis apa aja yang bisa ditimbulin sama ide itu. Jadi, kalau ide itu nggak ada pengaruhnya di kehidupan nyata, ya buat apa?
- William James: Kalau William James ini lebih menekankan kebergunaan ide dalam kehidupan. Menurut dia, kebenaran itu ditentukan dari seberapa jauh suatu ide bisa berguna buat kita menjalani hidup.
- John Dewey: Dewey punya pandangan kalau mikir secara mendalam (reflektif) itu tujuannya ya buat menghasilkan sesuatu yang bermanfaat. Jadi, berpikir itu harusnya menghasilkan solusi yang bisa dipake.
Pendapat Para Ahli Lainnya Tentang Pragmatis
Selain para filsuf tadi, ada juga beberapa pendapat lain nih dari para ahli soal arti pragmatis:
- Meiyani: Menurut Mbak Meiyani, pragmatis itu ya manfaat hidup yang sifatnya praktis. Simpel tapi ngena!
- Wona: Kalau Mbak Wona bilang, pragmatis itu konsep yang berlawanan sama idealisme. Orang yang pragmatis lebih mentingin sisi praktisnya dan nggak mau ribet sama hal-hal yang nggak ada gunanya.
Jangan Ketuker! Ini Bedanya Pragmatis dan Pragmatisme
Biar nggak salah paham, penting juga nih buat bedain antara pragmatis sama pragmatisme:
- Pragmatis itu sifat atau cara berpikir seseorang yang lebih mentingin hasil dan manfaat nyata dari suatu tindakan. Ini lebih ke karakteristik individu.
- Pragmatisme itu aliran filsafat yang punya pandangan kalau nilai dan kebenaran suatu hal itu dilihat dari dampaknya yang praktis dalam tindakan. Ini lebih ke ranah pemikiran dan teori.
Tapi, ya nggak heran juga sih kalau keduanya saling berkaitan erat. Soalnya, orang yang punya sifat pragmatis biasanya juga menganut prinsip-prinsip dalam aliran pragmatisme. Di dunia modern ini, orang-orang yang pragmatis biasanya fokus banget sama hasil yang nyata, solusi yang cepet, dan gimana caranya bertindak dengan efisien.
Apa Aja Sih Ciri-Ciri Pemikiran Pragmatis Itu?
Nah, biar kamu makin kenal sama yang namanya pemikiran pragmatis, ini dia beberapa ciri khasnya:
- Orientasi Hasil: Yang paling penting buat orang pragmatis itu ya hasilnya. Mereka fokus banget sama apa yang bisa mereka dapetin dari suatu tindakan. Kalau nggak ada hasil yang jelas, biasanya mereka kurang tertarik.
- Mengutamakan Kepraktisan: Teori-teori yang rumit itu kurang menarik buat mereka. Orang pragmatis lebih suka cara yang mudah, langsung bisa diterapin, dan langsung kelihatan manfaatnya. Nggak mau ribet!
- Nggak Terlalu Mikirin Norma: Mereka nggak terlalu peduli apakah sesuatu itu sesuai sama aturan atau norma yang berlaku, asalkan hasilnya bagus dan bermanfaat. Yang penting tujuan tercapai!
- Anti-Absolutisme: Orang pragmatis nggak percaya sama konsep yang mutlak atau absolut. Buat mereka, kebenaran itu bisa berubah-ubah tergantung manfaatnya dalam situasi yang berbeda. Relatif lah pokoknya.
- Anti-Dualisme: Mereka nggak suka pandangan yang suka ngebagi-bagi realitas secara kaku, misalnya kayak “baik” lawan “buruk” yang jelas banget batasnya. Mereka lebih percaya kalau kenyataan itu fleksibel dan bisa berubah sesuai kebutuhan.
Gimana Sih Ciri-Ciri Orang yang Pragmatis dalam Kehidupan Sehari-hari?
Kalau kamu ketemu sama orang yang pragmatis, biasanya mereka nunjukkin sikap-sikap kayak gini nih:
- Ambisus dan Punya Semangat Tinggi: Mereka biasanya punya target yang jelas dan semangat banget buat ngejar apa yang mereka anggap berguna buat diri mereka.
- Menghalalkan Segala Cara (Hati-hati ya!): Nah, ini nih sisi negatifnya kalau nggak dikontrol. Saking fokusnya sama hasil, kadang mereka bisa jadi kurang peduli sama prosesnya dan bahkan mungkin menghalalkan segala cara demi mencapai tujuannya.
- Kurang Merhatiin Proses: Mereka cenderung lebih fokus ke hasil akhir dan kadang lupa buat membangun kemampuan diri atau menikmati prosesnya. Yang penting cepet dapet hasil!
- Suka Bandingin Diri: Orang pragmatis sering banget ngebandingin diri mereka sama orang lain, tapi biasanya fokusnya ke pencapaian yang konkret kayak jabatan, kekayaan, atau hal-hal lain yang bisa diukur.
- Kerja Keras Tanpa Henti: Mereka percaya banget kalau semakin cepet mereka kerja, semakin cepet juga mereka bisa ngerasain hasilnya. Makanya, nggak jarang orang pragmatis ini jadi workaholic alias “gila kerja”.
Secara garis besar, pragmatis itu cara berpikir yang lebih menekankan pada hasil, kegunaan, dan tindakan nyata. Di dunia yang serba cepat dan penuh persaingan kayak sekarang ini, berpikir secara pragmatis emang bisa jadi pendekatan yang efektif buat mencapai tujuan.
Tapi, penting juga nih buat kita ngeimbangin cara berpikir ini sama nilai-nilai etika dan pemahaman jangka panjang. Jangan sampai kita cuma fokus sama kepraktisan semata tapi malah ngorbanin hal-hal penting lainnya dalam hidup.
Nah, setelah baca ini, kira-kira kamu termasuk orang yang pragmatis nggak nih? Coba deh pikir-pikir lagi!