Perbedaan Inflasi dan Deflasi

Perbedaan Inflasi dan Deflasi yang Harus Kamu Tahu

Gubuku.id – Guys, pasti kalian udah sering denger kan istilah deflasi sama inflasi, apalagi kalau lagi ngobrolin soal ekonomi negara kita.

Biasanya nih, kalau lagi bahas pertumbuhan ekonomi, harga-harga stabil, atau daya beli masyarakat, dua istilah ini sering banget muncul di berita atau laporan resmi kayak dari BPS (Badan Pusat Statistik).

Tapi, bener nggak sih kalau deflasi, alias inflasi negatif, itu selalu jadi hal yang diimpi-impiin masyarakat di setiap negara? Nah, biar nggak salah paham, yuk kita bedah tuntas soal ini!

Kenalan Lebih Dekat Sama yang Namanya Deflasi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), deflasi itu artinya nilai mata uang kita jadi lebih tinggi gara-gara jumlah uang yang beredar di masyarakat itu berkurang.

Tujuannya sih biar daya beli masyarakat yang tadinya turun bisa naik lagi. Dalam praktiknya, deflasi ini terjadi pas harga-harga barang dan jasa secara umum itu pada turun terus-menerus dalam jangka waktu tertentu.

Kata website resminya OJK juga, deflasi itu kondisi di mana uang kita jadi lebih berharga karena jumlah uang yang ada di masyarakat lebih sedikit daripada jumlah barang dan jasa yang tersedia.

Sekilas sih kayaknya enak ya, harga-harga jadi pada murah. Tapi, efek jangka panjangnya ternyata nggak selalu seindah yang kita bayangin lho.

Kenapa Sih Deflasi Ini Bisa Terjadi?

Ada beberapa faktor nih yang bisa nyebabin deflasi:

  1. Jumlah Uang yang Beredar Berkurang: Ini bisa terjadi kalau masyarakat lebih milih nyimpen uangnya di bank daripada dibelanjain. Jadi, uang yang beredar di pasar jadi lebih sedikit.
  2. Permintaan Barang Turun: Kalau tiba-tiba orang pada nggak pengen beli barang, sementara barangnya tetep banyak diproduksi, ya otomatis harga bisa turun.
  3. Perubahan Gaya Hidup atau Ekonomi Lagi Susah: Kalau konsumen pada ngerem belanja karena gaya hidupnya berubah (misalnya jadi lebih hemat) atau karena kondisi ekonomi lagi kurang bagus, ini juga bisa nyebabin deflasi.
  4. Kebijakan Pemerintah Soal Uang: Pemerintah lewat bank sentral juga bisa ngatur jumlah uang yang beredar. Misalnya, kalau bank sentral naikin suku bunga, orang jadi mikir-mikir buat minjem uang atau bahkan lebih milih nyimpen uang di bank, alhasil pengeluaran bisa berkurang.

Contoh gampangnya di Indonesia nih, pas bulan Ramadhan biasanya pengeluaran masyarakat buat makanan dan minuman suka nurun karena pada puasa dan pola makannya berubah. Nah, ini kadang bisa ngaruh juga ke turunnya harga-harga di pasar.

Terus, Inflasi Itu Apa Bedanya?

Nah, kalau inflasi ini kebalikannya dari deflasi. Inflasi itu kondisi di mana harga-harga barang dan jasa secara umum itu pada naik terus dalam jangka waktu tertentu.

Akibatnya, nilai mata uang kita jadi turun karena uang yang beredar di masyarakat lebih banyak daripada barang yang tersedia.

Kata BPS, inflasi itu kayak timbangan yang nggak seimbang antara permintaan dan penawaran, juga antara jumlah uang sama jumlah barang.

Contoh inflasi yang sering kita rasain di Indonesia itu pas harga BBM naik. Kalau harga BBM naik, biaya produksi barang-barang lain juga ikut naik, alhasil harga barang dan jasa secara keseluruhan juga ikutan naik deh.

Kenapa sih Masyarakat Suka Mikir Deflasi Itu Bagus?

Dari sudut pandang kita sebagai konsumen, deflasi emang kelihatan kayak kabar gembira ya. Soalnya, harga-harga jadi pada murah meriah. Kita bisa beli barang lebih banyak dengan uang yang sama.

Baca Juga :  Pengen Sapi Cepet Gendut? Solusinya Sistem Kereman yang Sederhana Tapi Hasilnya Oke!

Dalam waktu dekat, ini emang bisa bikin daya beli kita naik dan kita jadi lebih banyak belanja.

Beberapa keuntungan deflasi yang sering kita denger:

  1. Belanja Jadi Lebih Puas: Harga turun bikin kita bisa beli lebih banyak barang dengan uang yang sama. Jadi, kayaknya kita jadi lebih kaya gitu deh.
  2. Biaya Bikin Barang Juga Bisa Turun: Kalau harga bahan baku atau ongkos-ongkos lain juga pada turun, biaya produksi buat para pengusaha juga bisa ikut turun.
  3. Cari Modal Jadi Lebih Gampang: Kalau nilai uang lagi tinggi, buat para pengusaha yang mau cari modal atau pinjaman ke bank kayaknya jadi lebih mudah gitu deh.

Tapi, Kenapa Deflasi Juga Bisa Bahaya Banget?

Meskipun awalnya kayaknya enak buat kita-kita yang belanja, tapi kalau deflasi ini berlangsung lama, dampaknya buat para pengusaha dan perekonomian negara bisa serius banget lho:

  1. Untung Pengusaha Bisa Menipis: Para pengusaha terpaksa nurunin harga jual barangnya, padahal biaya-biaya lain kayak sewa tempat atau gaji karyawan kan nggak ikut turun. Alhasil, keuntungan mereka bisa berkurang drastis.
  2. Kita Jadi Males Belanja Sekarang: Kalau kita ngarepin harga barang bakal turun lagi nanti, kita jadi males buru-buru beli sekarang. Nah, ini bisa bikin penjualan para pengusaha jadi menurun.
  3. Banyak yang Bisa Kehilangan Pekerjaan: Kalau perusahaan rugi terus, mereka bisa aja ngurangin biaya dengan cara nge-PHK karyawan. Alhasil, angka pengangguran bisa naik.
  4. Pengusaha Jadi Susah Bayar Utang: Kalau pendapatan para pengusaha menurun, mereka jadi kesulitan buat bayar utang ke bank. Ini bisa bikin masalah di dunia perbankan.
  5. Pendapatan Negara Juga Bisa Turun: Pajak yang dibayar para pengusaha ke negara juga bisa berkurang kalau keuntungan mereka menurun. Ini bisa ngaruh ke anggaran negara juga.

Deflasi yang parah banget bahkan sering dikaitin sama resesi ekonomi, yaitu kondisi di mana perekonomian negara itu melambat karena permintaan dan investasi pada menurun drastis. Nggak enak banget kan?

Jadi, Deflasi Itu Selalu Kita Harapkan Atau Gimana Dong?

Jawabannya adalah nggak selalu. Meskipun kita seneng kalau harga barang-barang pada turun, tapi kalau deflasi ini berlangsung terus-terusan, justru bisa bikin pertumbuhan ekonomi jadi lambat secara keseluruhan.

Makanya, banyak bank sentral, termasuk Bank Indonesia atau ECB (Bank Sentral Eropa), itu punya target inflasi yang moderat, biasanya sekitar 2% per tahun. Kondisi ini dianggap ideal buat ngejaga keseimbangan ekonomi.

Deflasi atau inflasi negatif itu ternyata nggak selalu jadi kondisi yang diharepin semua orang. Meskipun dalam jangka pendek kita sebagai konsumen mungkin seneng karena harga-harga jadi murah, tapi kalau deflasi ini berlangsung lama, justru bisa bikin perekonomian jadi nggak sehat. Para pengusaha bisa rugi, banyak orang kehilangan pekerjaan, dan negara juga bisa kena imbasnya.

Jadi, yang sebenarnya diharapkan sama masyarakat dan pemerintah itu adalah kondisi ekonomi yang stabil. Di mana inflasi itu bisa dikontrol, daya beli masyarakat tetap kuat, dan pertumbuhan ekonomi bisa terus berjalan dengan baik. Harga murah memang enak, tapi kalau bikin ekonomi negara jadi lesu, ya sama aja bohong kan?

Bagikan


Populer