Daftar Isi
- 1 1. Pahami Bahwa Ketidakpastian Adalah Bagian dari Hidup
- 2 2. Fokus pada Hal yang Bisa Kamu Kendalikan
- 3 3. Latih Diri dengan Mindfulness (Kesadaran Penuh)
- 4 4. Ubah Cara Pandang Terhadap Ketidakpastian
- 5 5. Bangun Kepercayaan Diri Melalui Tindakan Kecil
- 6 6. Batasi Paparan Informasi Negatif
- 7 7. Kuatkan Diri dengan Dukungan Sosial
- 8 8. Temukan Makna di Tengah Ketidakpastian
Gubuku.id – Kita semua pasti pernah merasakan cemas terhadap hal yang belum terjadi — entah tentang pekerjaan, hubungan, kesehatan, atau masa depan secara umum. Perasaan ini muncul karena satu hal: ketidakpastian hidup. Menurut American Psychological Association (APA), otak manusia secara alami tidak menyukai hal yang tidak pasti karena dianggap sebagai ancaman terhadap rasa aman (sumber: APA.org, 2023).
Namun, kabar baiknya adalah kita bisa belajar untuk menyikapi ketidakpastian dengan tenang. Bukan dengan mengendalikannya, tapi dengan mengubah cara kita meresponsnya. Artikel ini akan membahas langkah-langkah sederhana yang bisa kamu praktikkan untuk hidup lebih tenang meski masa depan tidak pasti.
1. Pahami Bahwa Ketidakpastian Adalah Bagian dari Hidup
Hal pertama yang perlu kita sadari adalah bahwa ketidakpastian tidak bisa dihindari. Tidak ada seorang pun di dunia ini yang bisa memprediksi semua hal dengan pasti. Bahkan orang paling sukses pun menghadapi ketidakpastian setiap hari.
Psikolog Susan Jeffers dalam bukunya “Feel the Fear and Do It Anyway” menjelaskan bahwa keberanian bukan berarti tidak memiliki rasa takut, tapi tetap melangkah meski tidak tahu apa yang akan terjadi (Jeffers, 1987). Artinya, justru dalam ketidakpastianlah kita belajar tumbuh dan berani.
Daripada berusaha melawan hal yang tidak bisa dikontrol, cobalah menerima ketidakpastian sebagai bagian alami dari perjalanan hidup. Dengan begitu, kamu bisa berhenti menghabiskan energi untuk “melawan keadaan” dan mulai fokus pada hal yang bisa kamu kendalikan.
2. Fokus pada Hal yang Bisa Kamu Kendalikan
Ketika segala hal terasa tidak pasti, otak kita cenderung panik karena ingin memprediksi hasil. Namun, menurut Stephen Covey dalam The 7 Habits of Highly Effective People, orang yang efektif memusatkan perhatian pada lingkar pengaruh (circle of influence) — yaitu hal-hal yang bisa dikontrol seperti pikiran, sikap, dan tindakan kita sendiri (Covey, 1989).
Contohnya:
-
Kamu tidak bisa mengontrol apakah perusahaan akan melakukan PHK, tapi kamu bisa mengontrol kemampuan dan kesiapanmu menghadapi peluang baru.
-
Kamu tidak bisa mengontrol bagaimana orang lain bersikap, tapi kamu bisa mengontrol bagaimana kamu meresponsnya.
Dengan fokus pada lingkar pengaruh, rasa cemasmu akan berkurang karena kamu beralih dari perasaan tidak berdaya menuju perasaan memiliki kendali atas hidup sendiri.
3. Latih Diri dengan Mindfulness (Kesadaran Penuh)
Mindfulness adalah kemampuan untuk hadir sepenuhnya di momen saat ini, tanpa terjebak pada pikiran masa lalu atau masa depan. Penelitian dari Harvard University (Killingsworth & Gilbert, 2010) menemukan bahwa pikiran manusia mengembara hampir 47% dari waktu mereka, dan saat pikiran mengembara, tingkat kebahagiaan mereka menurun drastis.
Dengan melatih mindfulness — misalnya melalui meditasi, pernapasan sadar, atau hanya dengan memperhatikan detik-detik kehidupan — kamu bisa menenangkan sistem saraf dan menurunkan kecemasan terhadap hal yang belum terjadi.
Kamu tidak perlu jadi ahli meditasi. Cukup mulai dengan menyadari napasmu selama 2–3 menit setiap hari. Lihat bagaimana tubuhmu terasa lebih rileks dan pikiranmu lebih jernih.
4. Ubah Cara Pandang Terhadap Ketidakpastian
Cobalah untuk melihat ketidakpastian bukan sebagai ancaman, melainkan peluang untuk berkembang.
Menurut teori Growth Mindset dari Carol Dweck (2006), orang dengan pola pikir bertumbuh percaya bahwa tantangan dan ketidakpastian adalah kesempatan untuk belajar, bukan alasan untuk menyerah.
Misalnya, saat kamu tidak tahu apakah usaha yang kamu mulai akan berhasil, alih-alih takut gagal, tanyakan pada diri sendiri:
“Apa yang bisa saya pelajari dari proses ini?”
Ketika kamu mengubah sudut pandang, ketidakpastian yang tadinya menakutkan bisa berubah menjadi petualangan yang penuh makna.
5. Bangun Kepercayaan Diri Melalui Tindakan Kecil
Salah satu penyebab utama kecemasan terhadap masa depan adalah kurangnya rasa percaya diri. Kita takut menghadapi hal yang tidak pasti karena merasa belum siap.
Solusinya bukan dengan menunggu rasa percaya diri datang, tapi membangunnya lewat tindakan kecil.
Psikolog Mel Robbins dalam bukunya The 5 Second Rule menyebutkan bahwa tindakan kecil yang dilakukan segera bisa membantu kita keluar dari kebiasaan menunda dan merasa takut (Robbins, 2017).
Contoh sederhana:
-
Jika kamu takut berbicara di depan umum, mulai dengan berbicara di kelompok kecil.
-
Jika kamu takut gagal memulai bisnis, mulai dengan proyek kecil di waktu luang.
Setiap langkah kecil memberi sinyal pada otak bahwa kamu mampu menghadapi tantangan, dan perlahan, ketenangan akan muncul.
6. Batasi Paparan Informasi Negatif
Ketidakpastian sering diperburuk oleh informasi berlebihan.
Menurut laporan American Psychological Association (APA, 2021), terlalu sering mengonsumsi berita negatif dapat meningkatkan stres kronis dan gangguan tidur.
Kamu tidak harus menutup diri dari berita, tapi pilihlah informasi yang benar-benar penting dan membangun. Misalnya, batasi waktu membaca berita hanya 15–30 menit sehari, dan isi sisa waktumu dengan hal yang produktif seperti membaca buku atau melakukan aktivitas fisik.
7. Kuatkan Diri dengan Dukungan Sosial
Kamu tidak perlu menghadapi ketidakpastian sendirian. Dukungan sosial dari keluarga, teman, atau komunitas dapat meningkatkan daya tahan emosional (resilience).
Sebuah studi dari American Journal of Community Psychology (2019) menemukan bahwa dukungan sosial berhubungan langsung dengan penurunan tingkat kecemasan dan depresi saat menghadapi perubahan besar dalam hidup.
Jadi, jangan ragu untuk berbagi cerita dan meminta bantuan. Terkadang, hanya dengan didengarkan saja, beban pikiran bisa terasa jauh lebih ringan.
8. Temukan Makna di Tengah Ketidakpastian
Ketika hidup terasa tidak pasti, cobalah untuk mencari makna di balik setiap pengalaman. Viktor Frankl, seorang psikiater sekaligus penyintas kamp konsentrasi Nazi, dalam bukunya Man’s Search for Meaning (1946) menulis bahwa manusia bisa bertahan dalam penderitaan apa pun selama ia menemukan makna di baliknya.
Ketidakpastian bisa menjadi jalan untuk menemukan siapa dirimu sebenarnya, apa yang penting bagimu, dan apa yang ingin kamu perjuangkan.
Kadang, justru dalam masa-masa sulit, kamu menemukan arah hidup yang paling jujur untuk dijalani.
Ketidakpastian hidup memang tidak bisa dihindari, tapi kita bisa belajar menghadapinya dengan tenang.
Mulailah dari hal-hal sederhana: menerima keadaan, fokus pada hal yang bisa dikendalikan, melatih mindfulness, mengubah cara pandang, dan membangun kepercayaan diri.