Nilai Gotong Royong dalam Kehidupan Sosial Modern

Gubuku.id – Gotong royong berasal dari kata gotong yang berarti “mengangkat bersama” dan royong yang berarti “bersama-sama”. Secara sederhana, gotong royong dapat diartikan sebagai kegiatan bekerja bersama untuk mencapai tujuan yang bermanfaat bagi semua pihak. Nilai ini sudah melekat dalam kehidupan masyarakat Indonesia sejak lama, terutama di lingkungan pedesaan yang masih menjunjung tinggi kerja sama dan kebersamaan.

Menurut Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), gotong royong merupakan salah satu nilai utama dalam penguatan pendidikan karakter bangsa Indonesia, karena mencerminkan semangat solidaritas, kerja sama, dan kepedulian sosial terhadap sesama (sumber: kemdikbud.go.id).

Di dalam kehidupan sosial, gotong royong bukan hanya sebatas membantu membangun rumah tetangga atau membersihkan lingkungan. Lebih dari itu, gotong royong mencerminkan rasa saling mendukung dan peduli di tengah perbedaan, baik di lingkungan kerja, sekolah, maupun masyarakat umum.

Nilai Filosofis dari Gotong Royong

Gotong royong tidak sekadar aktivitas sosial, tetapi juga memiliki nilai filosofis yang dalam. Menurut Bung Karno, salah satu pendiri bangsa, gotong royong adalah “jiwa bangsa Indonesia” yang menjadi dasar dari Pancasila, terutama sila ketiga, “Persatuan Indonesia.” Ia menyatakan bahwa masyarakat yang bergotong royong adalah masyarakat yang saling bahu-membahu demi kepentingan bersama, bukan kepentingan pribadi.

Filosofi ini menggambarkan bahwa setiap individu adalah bagian dari komunitas yang lebih besar. Dengan bergotong royong, seseorang belajar menempatkan kepentingan bersama di atas ego pribadi. Inilah yang membentuk masyarakat yang kuat, harmonis, dan saling menghargai.

Gotong Royong di Era Modern: Antara Tradisi dan Tantangan

Memasuki era digital dan globalisasi, pola hidup masyarakat mengalami banyak perubahan. Banyak orang lebih fokus pada pekerjaan, karier, dan kehidupan pribadi. Akibatnya, interaksi sosial semakin berkurang dan nilai gotong royong mulai memudar.

Sebuah penelitian dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) pada tahun 2022 menunjukkan bahwa tingkat partisipasi masyarakat dalam kegiatan sosial menurun hingga 25% dibandingkan satu dekade sebelumnya, terutama di wilayah perkotaan. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya kesibukan, individualisme, serta berkembangnya teknologi yang membuat interaksi lebih bersifat virtual daripada nyata.

Namun, bukan berarti nilai gotong royong tidak bisa dihidupkan kembali. Justru di tengah perkembangan teknologi, semangat ini bisa diterapkan dalam bentuk baru, seperti:

  1. Gotong royong digital, misalnya melalui crowdfunding untuk membantu korban bencana alam.

  2. Komunitas online sosial, yang saling berbagi informasi, donasi, dan dukungan moral.

  3. Gerakan sosial sukarela, seperti membersihkan lingkungan, kampanye sosial, dan aksi kemanusiaan yang dilakukan oleh generasi muda di media sosial.

Gotong royong kini tidak lagi terbatas pada kegiatan fisik, tetapi juga bisa dilakukan melalui platform digital yang menjangkau lebih banyak orang.

Bentuk-Bentuk Gotong Royong dalam Kehidupan Modern

Berikut adalah beberapa contoh nyata penerapan gotong royong di kehidupan sosial modern:

a. Gotong Royong di Lingkungan Tempat Tinggal

Kegiatan seperti kerja bakti membersihkan selokan, memperbaiki fasilitas umum, atau menjaga keamanan lingkungan masih menjadi contoh klasik dari gotong royong. Meski sederhana, kegiatan ini mempererat hubungan sosial antarwarga dan membangun rasa tanggung jawab bersama.

Baca Juga :  Rahasia Bisnis UMKM Bisa Bertahan di Tengah Krisis Ekonomi

b. Gotong Royong di Dunia Kerja

Dalam dunia profesional, gotong royong terlihat melalui kerja sama tim (teamwork). Perusahaan yang menerapkan budaya kerja kolaboratif cenderung lebih produktif. Sebagaimana disebutkan oleh Harvard Business Review (2020), organisasi yang menumbuhkan nilai kolaborasi mengalami peningkatan kinerja hingga 30%. Ini menunjukkan bahwa semangat gotong royong juga relevan dalam konteks kerja modern.

c. Gotong Royong dalam Dunia Pendidikan

Di sekolah, semangat gotong royong ditanamkan melalui kegiatan kelompok, bakti sosial, dan kerja sama antara siswa serta guru. Hal ini membantu siswa belajar empati, tanggung jawab, dan kerja tim. Kementerian Pendidikan bahkan memasukkan gotong royong sebagai salah satu dari lima nilai utama karakter bangsa (sumber: Kemendikbud, 2017).

d. Gotong Royong melalui Dunia Digital

Platform seperti Kitabisa.com menjadi contoh nyata modernisasi nilai gotong royong. Melalui donasi daring, masyarakat bisa membantu orang lain tanpa harus hadir secara fisik. Menurut data Kitabisa (2024), lebih dari 8 juta donatur telah ikut berdonasi untuk berbagai tujuan sosial, dari bantuan medis hingga pendidikan. Ini bukti bahwa nilai gotong royong masih hidup, hanya bentuknya yang berubah.

Manfaat Gotong Royong dalam Masyarakat

Gotong royong memberikan banyak manfaat, tidak hanya bagi individu tetapi juga bagi komunitas secara keseluruhan.

a. Membangun Solidaritas Sosial

Ketika masyarakat saling membantu, terbentuk rasa saling percaya (trust) dan kebersamaan yang kuat. Hubungan sosial menjadi lebih harmonis, dan konflik bisa diminimalisir karena adanya rasa empati dan kepedulian.

b. Mengurangi Ketimpangan Sosial

Gotong royong membantu meringankan beban orang yang membutuhkan. Misalnya, kegiatan donasi bersama, bakti sosial, atau program bantuan masyarakat kurang mampu. Dengan begitu, kesenjangan sosial dapat ditekan.

c. Meningkatkan Kepedulian dan Empati

Menurut psikolog sosial dari Universitas Indonesia, Ratna Djuwita (2023), gotong royong melatih individu untuk memahami dan merasakan kesulitan orang lain. Nilai ini penting untuk membentuk masyarakat yang beradab dan saling peduli.

d. Menumbuhkan Semangat Nasionalisme

Ketika masyarakat bersatu dan saling mendukung, rasa cinta tanah air tumbuh secara alami. Gotong royong memperkuat persatuan dan menjadi bukti bahwa Indonesia masih menjunjung tinggi nilai-nilai luhur Pancasila.

Cara Menumbuhkan Kembali Semangat Gotong Royong di Era Modern

Untuk menghidupkan kembali semangat gotong royong, diperlukan upaya bersama dari berbagai pihak, baik individu, komunitas, maupun pemerintah. Beberapa langkah sederhana yang bisa dilakukan antara lain:

  1. Mulai dari hal kecil. Seperti membantu tetangga, ikut kegiatan sosial di lingkungan, atau mendukung teman yang sedang kesulitan.

  2. Gunakan teknologi untuk kebaikan. Misalnya, membuat grup komunitas online untuk saling berbagi informasi dan bantuan.

  3. Edukasi sejak dini. Sekolah dan keluarga berperan penting menanamkan nilai gotong royong kepada anak-anak melalui kegiatan sosial.

  4. Bangun budaya kolaboratif di tempat kerja. Pemimpin perlu memberi contoh dan menciptakan suasana yang mendukung kerja sama.

  5. Dukung gerakan sosial. Ikut berpartisipasi dalam program kemanusiaan, lingkungan, dan pemberdayaan masyarakat.

Dengan cara-cara ini, semangat gotong royong bisa terus hidup di tengah kehidupan modern yang serba cepat dan individualistis.

Gotong royong adalah nilai luhur bangsa Indonesia yang tidak lekang oleh waktu. Meski dunia telah berubah dan teknologi berkembang pesat, semangat kebersamaan dan kepedulian terhadap sesama tetap relevan dan dibutuhkan.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *