Daftar Isi
Gubuku.id – Sebagai peternak, mengetahui umur ternak sapi yang dipelihara sangatlah penting. Mengetahui umur ternak akan membantu dalam pengambilan keputusan terkait pemberian pakan, kesehatan, serta waktu yang tepat untuk reproduksi atau penjualan.
Salah satu cara yang sering digunakan oleh peternak untuk menduga umur sapi adalah melalui pengamatan kondisi fisik, terutama gigi. Namun, ada beberapa metode lain yang bisa digunakan. Dikutip dari pertanianku.com, Artikel ini akan membahas metode-metode umum yang dapat membantu Anda menduga umur sapi dengan lebih akurat.
Pentingnya Mengetahui Umur Sapi
Mengetahui umur ternak sapi memungkinkan peternak untuk lebih baik dalam merencanakan dan mengelola pemeliharaan ternak. Hal ini termasuk dalam menentukan jenis pakan yang tepat, vaksinasi yang dibutuhkan, serta program reproduksi yang sesuai. Selain itu, dengan mengetahui umur sapi, peternak juga dapat menentukan waktu yang tepat untuk menjual sapi atau mempertahankannya untuk keperluan ternak lainnya.
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menduga umur sapi. Beberapa metode yang umum digunakan termasuk pengamatan lepas tali pusar, cincin tanduk, dan gigi. Berikut ini penjelasan dari masing-masing metode.
1. Melihat Lepasnya Tali Pusar
Metode pertama yang dapat digunakan adalah melalui pengamatan tali pusar sapi. Metode ini lebih tepat digunakan untuk menduga umur pedet (anak sapi) yang baru lahir. Pengamatan dilakukan dengan melihat kondisi tali pusar setelah kelahiran.
- Hari pertama: Pada saat lahir, tali pusar pedet biasanya tampak basah dan tidak berbulu. Ini adalah tanda bahwa pedet baru saja dilahirkan.
- Hari ketiga: Pada hari ketiga, tali pusar akan mulai terasa lebih lunak ketika diraba.
- Hari keempat hingga kelima: Tali pusar mulai mengering pada hari keempat dan kelima.
- Hari ketujuh: Tali pusar biasanya sudah mulai lepas dan daerah tersebut sudah mulai ditumbuhi bulu.
Metode ini hanya dapat digunakan untuk menduga umur pedet dalam hitungan hari setelah kelahiran. Setelah lebih dari seminggu, tali pusar tidak lagi menjadi indikator yang dapat digunakan.
2. Mengamati Cincin Tanduk
Metode selanjutnya yang dapat digunakan untuk menduga umur sapi adalah dengan mengamati cincin yang terbentuk pada tanduk sapi. Namun, metode ini jarang digunakan karena ketidakakuratan yang sering terjadi. Hal ini disebabkan oleh faktor-faktor eksternal yang memengaruhi pertumbuhan tanduk sapi, salah satunya adalah ketersediaan pakan.
Pada musim hujan, ketika pakan melimpah, pertumbuhan tanduk sapi berlangsung dengan baik tanpa hambatan. Sebaliknya, pada musim kemarau, pertumbuhan tanduk bisa terhambat karena ketersediaan pakan yang terbatas. Akibatnya, cincin tanduk yang terbentuk selama musim kemarau mungkin memiliki diameter yang lebih kecil dibandingkan dengan cincin yang terbentuk pada musim hujan.
- Pertumbuhan tanduk: Tanduk sapi mulai tumbuh ketika sapi berumur sekitar 0,5 tahun.
- Gelang-gelang pada tanduk: Pada sapi betina, cincin atau gelang-gelang yang terbentuk di bagian dasar tanduk bisa terlihat lebih jelas, sehingga cincin ini digunakan sebagai indikator pendugaan umur.
Meskipun begitu, karena faktor cuaca dan pakan sangat memengaruhi pertumbuhan tanduk, metode ini jarang digunakan sebagai cara utama untuk menduga umur sapi.
3. Melihat Keadaan Gigi
Pendugaan umur sapi melalui gigi merupakan metode yang paling sering digunakan oleh peternak. Metode ini dianggap lebih akurat dibandingkan metode lainnya. Umur sapi bisa diduga berdasarkan kondisi gigi sapi yang mengalami pertumbuhan dan pergantian selama masa hidupnya. Gigi sapi mengalami tiga fase utama:
Fase 1: Gigi Susu
Fase pertama dimulai dari sapi baru lahir hingga sekitar umur 2 tahun. Pada fase ini, sapi memiliki gigi susu yang nantinya akan berganti dengan gigi permanen. Gigi susu ini berjumlah 8 buah dan terdapat di rahang bawah sapi. Gigi susu akan mulai tumbuh segera setelah sapi dilahirkan dan perlahan-lahan akan berganti ketika sapi memasuki usia tertentu.
Fase 2: Pergantian Gigi
Setelah sapi mencapai usia 1,5 hingga 2 tahun, gigi susu mulai digantikan oleh gigi permanen. Pergantian gigi ini terjadi secara bertahap. Pergantian gigi depan biasanya menjadi tanda awal pergantian gigi. Gigi sapi berjumlah 32 buah, yang terdiri dari 12 buah gigi di bagian rahang atas dan 20 buah di bagian rahang bawah.
Pada rahang bawah, gigi terbagi menjadi tiga kelompok:
- 8 gigi susu yang nantinya akan berganti,
- 6 gigi geraham yang akan berganti, dan
- 6 gigi geraham tetap yang tidak mengalami pergantian.
Di rahang atas, sapi memiliki 6 gigi geraham tetap dan 6 gigi yang akan berganti seiring bertambahnya usia.
Fase 3: Keausan Gigi
Fase terakhir adalah fase keausan gigi. Pada fase ini, gigi sapi tidak lagi berganti tetapi akan mulai mengalami keausan seiring bertambahnya usia. Keausan gigi pada sapi dapat diamati dari bentuk gigi yang mulai tidak lagi tajam dan permukaannya semakin datar. Pada sapi yang lebih tua, gigi bisa menjadi lebih pendek dan terkikis.
Peternak biasanya memperhatikan fase-fase ini untuk menduga umur sapi dengan lebih akurat. Sebagai contoh, ketika semua gigi susu sudah digantikan oleh gigi permanen, sapi diperkirakan berusia sekitar 5 tahun. Sedangkan ketika gigi mulai mengalami keausan, sapi kemungkinan berumur lebih dari 5 tahun.
Mengetahui umur sapi sangatlah penting bagi peternak karena dapat membantu dalam manajemen ternak yang lebih baik. Beberapa metode yang bisa digunakan untuk menduga umur sapi antara lain melalui pengamatan tali pusar, cincin tanduk, dan kondisi gigi. Di antara metode-metode tersebut, pengamatan gigi sapi adalah cara yang paling sering digunakan karena dianggap lebih akurat dan bisa diterapkan pada berbagai usia sapi.
Dengan pemahaman yang baik tentang metode pendugaan umur sapi, peternak dapat membuat keputusan yang lebih tepat terkait kesehatan, pemberian pakan, dan reproduksi sapi yang mereka pelihara. Pendugaan umur juga membantu dalam menentukan nilai jual sapi, terutama ketika hendak dijual ke pasar. Sebagai peternak, menguasai metode ini akan memberikan keuntungan yang signifikan dalam pemeliharaan ternak.