Mengenal jenis persilangan pada sapi untuk penggemukan (freepik)

Waspada! Penyakit LSD Ancam Sapi-Sapi Kita, Peternak Wajib Merapat!

Sapta Dasa – Hai para peternak sapi di seluruh Indonesia! Lagi pada sibuk ngurusin hewan kesayangan kan? Nah, belakangan ini ada kabar kurang enak nih soal kesehatan sapi-sapi kita.

Lagi rame dibahas soal penyakit yang namanya Lumpy Skin Disease (LSD). Kabarnya sih, penyakit ini udah mulai nyampe ke Indonesia, tepatnya di Provinsi Riau. Wah, ini tentu jadi perhatian serius buat kita semua, biar nggak makin meluas dan bikin peternak rugi bandar.

Pemerintah, para peternak, dan semua pihak terkait udah pada gercep nih buat nyegah penyakit ini nyebar lebih jauh. Tapi, namanya juga penyakit, kita nggak boleh lengah. Yuk, kita kenalan lebih dekat sama penyakit LSD ini, biar kita bisa lebih waspada dan tahu gimana cara menghadapinya.

Sebenarnya, Penyakit Lumpy Skin Disease (LSD) Itu Apa Sih?

Oke, jadi gini guys, Lumpy Skin Disease (LSD) itu penyakit menular yang nyerang sapi dan kerbau. Penyebabnya adalah virus dari keluarga poxvirus. Kalau sapinya udah kena, ciri-cirinya tuh muncul benjolan-benjolan kayak bisul gitu di seluruh tubuhnya. Selain itu, sapi yang sakit juga bisa demam dan nafsu makannya menurun drastis, alhasil jadi kurus kering.

Soal penularannya nih, kabarnya sih lewat vektor, tapi belum jelas banget vektornya apa aja. Yang pasti, penyakit ini bisa nyebar dengan cepat banget antar sapi dalam satu kelompok. Makanya, kalau udah ada satu sapi yang kena, siap-siap aja yang lain juga bisa ketularan. Tingkat penularan yang tinggi inilah yang bikin penyakit LSD ini jadi momok menakutkan buat para peternak.

Kok Bisa LSD Sampai ke Indonesia? Ini Sejarahnya!

Penyakit LSD ini pertama kali ditemuin di Afrika sekitar tahun 1929. Lama kelamaan, penyakit ini jadi kayak penyakit langganan di sana alias endemis. Terus, nggak cuma di Afrika aja, LSD ini mulai nyebar ke beberapa negara di Timur Tengah, Eropa, sampai akhirnya nyampe juga ke Asia.

Penyebarannya ini diduga kuat karena lalu lintas ternak dari daerah yang udah ketularan. Jadi, misalnya ada sapi dari negara yang lagi ada wabah LSD terus dibawa ke negara lain, nah virusnya bisa ikut kebawa deh.

Makanya, di tingkat internasional, penyakit LSD ini termasuk penyakit yang wajib dilaporkan ke Badan Kesehatan Hewan Dunia (WHAO/OIE). Tujuannya biar penyebarannya bisa dikontrol dan nggak makin luas.

Kalau Sapi Kena LSD, Gejalanya Kayak Gimana Sih? Biar Kita Lebih Peka!

Penting banget nih buat kita para peternak tahu ciri-ciri sapi yang udah terinfeksi LSD. Soalnya, kalau kita bisa deteksi lebih awal, tindakan pencegahan bisa lebih cepat dilakuin. Ini dia beberapa gejala yang biasanya muncul kalau sapi kena LSD:

  1. Muncul Benjolan (Nodul) di Seluruh Tubuh: Ini nih ciri khasnya banget. Di kulit sapi bakal muncul benjolan-benjolan dengan berbagai ukuran. Benjolannya bisa keras atau agak lembek, dan biasanya terasa di permukaan kulit.
  2. Demam Tinggi: Sapi yang kena LSD biasanya juga bakal demam tinggi. Badannya jadi panas nggak seperti biasanya.
  3. Nafsu Makan Menurun: Sapi jadi nggak mau makan atau makannya sedikit banget. Ini tentu bikin sapi jadi lemes dan kehilangan berat badan.
  4. Penurunan Berat Badan: Karena nafsu makannya menurun, otomatis berat badan sapi juga bakal turun drastis.
  5. Penularan Cepat: Kalau ada satu sapi yang udah kena, virus LSD ini gampang banget nyebar ke sapi-sapi lain dalam satu kandang atau kelompok.
Baca Juga  Invertebrata Itu Apa, Sih? Hewan Tanpa Tulang Belakang

Kenapa Penyakit LSD Ini Jadi Momok Buat Peternak?

Jelas banget kenapa penyakit LSD ini bikin peternak ketar-ketir. Soalnya, penyakit ini punya tingkat penularan yang tinggi banget, bisa nyebar dengan cepat di antara sapi-sapi. Kalau udah banyak sapi yang kena, kerugian ekonomi yang dialami peternak bisa gede banget.

Bayangin aja, sapi yang sakit pasti produktivitasnya menurun. Kalau sapi perah, ya produksi susunya bisa anjlok. Kalau sapi potong, ya berat badannya nggak nambah-nambah malah jadi kurus.

Belum lagi biaya pengobatan yang nggak sedikit. Kalau sampai ada sapi yang mati karena LSD, wah kerugiannya makin besar lagi. Makanya, pencegahan penyebaran virus ini penting banget buat nekan kerugian ekonomi para peternak.

Karakteristik Virus LSD: Lebih Kuat dari yang Kita Kira?

Nah, biar kita makin ngerti cara pencegahannya, penting juga nih buat tahu sedikit tentang karakteristik virus LSD ini. Kabarnya, virus ini cukup sensitif sama suhu tinggi.

Kalau dipanasin sampai 55°C selama 2 jam atau 65°C selama 30 menit, virusnya bisa mati. Tapi, virus ini ternyata bisa bertahan cukup lama di suhu dingin. Bahkan, di benjolan (nodul) yang disimpan di suhu -80°C, virusnya bisa bertahan sampai 10 tahun! Kalau di biakan jaringan, virusnya masih bisa hidup sampai 6 bulan kalau disimpan di suhu 4°C.

Kabar baiknya, virus LSD ini nggak tahan sama alkohol. Jadi, penggunaan disinfektan yang tepat bisa jadi salah satu cara pencegahan buat membersihkan pekerja atau lingkungan kandang dari virus ini.

Terus, Gimana Dong Cara Mencegah Penyebaran Penyakit LSD Ini?

Nah, ini dia bagian yang paling penting! Ada beberapa cara yang bisa kita lakuin buat mencegah penyakit LSD ini nyebar lebih luas:

  1. Vaksinasi: Ini adalah cara yang paling efektif buat melindungi sapi dari serangan virus LSD. Vaksin bisa ngebentuk kekebalan tubuh sapi, jadi meskipun terpapar virus, kemungkinan sakitnya jadi lebih kecil atau gejalanya nggak terlalu parah.
  2. Pembatasan Lalu Lintas Ternak: Pemerintah pasti akan ngetatin banget nih lalu lintas ternak dari daerah yang udah ada kasus LSD. Kita sebagai peternak juga harus ikut berperan aktif, jangan sembarangan bawa atau nerima sapi dari daerah yang nggak jelas status kesehatannya.
  3. Pelaksanaan Karantina yang Ketat: Kalau ada sapi baru dateng atau ada sapi yang dicurigai sakit, segera karantina di tempat yang terpisah dari sapi-sapi sehat lainnya. Karantina ini penting banget buat mencegah penyebaran penyakit kalau ternyata sapi tersebut memang terinfeksi.
  4. Mengontrol Vektor Penyebar: Meskipun belum jelas vektornya apa aja, tapi langkah-langkah pengendalian vektor seperti nyamuk, lalat, atau kutu perlu dilakuin. Bisa dengan cara menjaga kebersihan kandang, menyemprotkan insektisida yang aman buat ternak, dan lain-lain.
  5. Stamping Out (Jika Memungkinkan): Ini adalah tindakan pemusnahan terhadap hewan yang positif terinfeksi LSD. Tindakan ini biasanya diambil kalau wabahnya udah parah banget dan tujuannya buat menghentikan penyebaran virus secara cepat. Tapi, tentu saja tindakan ini perlu dipertimbangkan dengan matang dan melibatkan pihak-pihak terkait.

Penyakit Lumpy Skin Disease (LSD) ini memang jadi ancaman serius buat para peternak sapi di Indonesia. Tapi, dengan kewaspadaan, tindakan pencegahan yang tepat, dan kerjasama dari semua pihak, kita pasti bisa meminimalisir risiko penyebarannya dan melindungi sapi-sapi kesayangan kita.

Jangan panik, tapi tetap waspada dan selalu update informasi terbaru soal penyakit ini. Semoga peternakan sapi di Indonesia tetap sehat dan menghasilkan!

Bagikan


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Populer