Daftar Isi
Gubuku.id – Pakan sapi potong memainkan peran krusial dalam kesuksesan pembibitan dan pemeliharaan sapi. Komposisi pakan yang diberikan harus disesuaikan dengan fase hidup sapi dan tujuan pemeliharaan, seperti pembibitan atau penggemukan.
Pakan yang dibutuhkan indukan betina dan jantan pada fase breeding akan berbeda dengan pakan yang diberikan kepada pedet (anak sapi) sejak lahir hingga lepas sapih. Artikel ini akan membahas panduan pemberian pakan sapi potong secara lengkap.
1. Pakan Sapi pada Fase Breeding
Pada fase breeding atau pembibitan, pakan utama yang diberikan adalah hijauan. Hijauan segar yang mengandung serat basah, seperti rumput segar, diberikan sebanyak 10 persen dari bobot tubuh sapi. Sedangkan hijauan serat kering, seperti jerami, diberikan sebanyak 3 persen dari bobot tubuh. Pemberian pakan ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dasar sapi selama masa pembibitan.
Pada fase ini, indukan sapi bisa berada dalam kondisi hamil dan menyusui secara bersamaan. Dalam kondisi seperti ini, kebutuhan nutrisi sapi meningkat karena harus memenuhi kebutuhan tubuhnya sendiri, janin, dan pedet yang tengah menyusu. Oleh karena itu, kuantitas pakan hijauan perlu ditingkatkan untuk memastikan nutrisi yang dibutuhkan tercukupi.
2. Pemberian Pakan Tambahan Selama Masa Kehamilan dan Menyusui
Selama masa kehamilan dan menyusui, induk sapi memerlukan pakan penguat berupa konsentrat yang diberikan sebanyak 2 persen dari bobot tubuh indukan. Pemberian konsentrat ini penting untuk memenuhi kebutuhan nutrisi tambahan yang tidak dapat dipenuhi hanya dengan hijauan. Pakan konsentrat memiliki kandungan energi dan protein tinggi yang dapat mendukung pertumbuhan janin dan produksi susu yang optimal untuk pedet.
Jumlah konsentrat tetap diberikan hingga pedet memasuki masa lepas sapih. Setelah pedet berhenti menyusu, jumlah konsentrat yang diberikan dikurangi menjadi 0,5 persen dari bobot tubuh. Sementara itu, pemberian hijauan segar tetap diberikan sebanyak 10 persen dari bobot tubuh, atau hijauan kering sebanyak 3 persen dari bobot tubuh.
3. Frekuensi dan Cara Pemberian Pakan
Pakan sapi potong pada fase breeding sebaiknya diberikan dua kali sehari. Setiap kali pemberian, sapi diberi setengah dari kebutuhan total harian. Pakan diberikan di tempat pakan yang sudah disediakan untuk memastikan sapi mendapatkan porsi yang tepat dan tidak ada pakan yang terbuang percuma.
Untuk meningkatkan efisiensi pakan, hijauan bisa dilayukan terlebih dahulu atau dipotong kecil-kecil sebelum diberikan. Selain itu, hijauan juga bisa diolah menjadi hay (rumput kering) atau silase (pakan fermentasi). Kedua bentuk olahan ini sangat berguna terutama pada musim kemarau, ketika ketersediaan hijauan segar berkurang drastis. Oleh karena itu, banyak peternak yang mulai membuat hay dan silase pada awal masa ternak sebagai langkah antisipatif.
4. Pemberian Konsentrat dan Hijauan yang Tepat
Selama fase bunting dan menyusui, pemberian pakan sebaiknya diawali dengan konsentrat terlebih dahulu, kemudian baru hijauan. Cara ini terbukti efektif dalam membantu tubuh sapi mencerna nutrisi yang terkandung dalam hijauan secara optimal. Pemberian konsentrat terlebih dahulu dapat merangsang aktivitas pencernaan yang lebih baik sehingga nutrisi dari hijauan dapat diserap lebih efektif.
5. Pemilihan Jenis Hijauan dan Konsentrat
Pemilihan jenis hijauan yang tepat sangat penting untuk mendukung pertumbuhan sapi. Rumput-rumputan seperti rumput gajah, rumput odot, dan rumput raja sering dipilih karena kandungan nutrisi dan seratnya yang tinggi. Selain itu, daun leguminosa seperti lamtoro dan turi juga dapat menjadi alternatif hijauan berkualitas tinggi.
Untuk pakan konsentrat, bahan-bahan seperti dedak padi, bungkil kedelai, jagung giling, dan mineral tambahan sering digunakan. Konsentrat ini bisa diracik sendiri atau dibeli dalam bentuk siap pakai di pasaran. Pastikan kandungan protein dan energi dalam konsentrat sesuai dengan kebutuhan sapi pada fase pemeliharaannya.
6. Manajemen Pakan pada Musim Kemarau
Masalah ketersediaan pakan sering terjadi pada musim kemarau, ketika hijauan segar sulit didapatkan. Untuk mengatasi hal ini, peternak bisa mempersiapkan hay dan silase sejak awal musim hujan. Silase, yang dibuat melalui proses fermentasi hijauan, dapat disimpan dalam jangka waktu yang lama dan tetap mempertahankan kandungan nutrisinya. Begitu pula dengan hay, yang dapat menjadi sumber serat kering yang sangat dibutuhkan selama musim kemarau.
Ketersediaan pakan yang terjaga sepanjang tahun akan membantu menjaga kondisi tubuh sapi tetap optimal, terutama pada fase-fase kritis seperti kehamilan dan menyusui. Selain itu, manajemen pakan yang baik juga akan berdampak positif pada produktivitas dan kesehatan sapi secara keseluruhan.
7. Kesimpulan
Pemberian pakan yang sesuai dengan fase pemeliharaan sapi potong sangat penting untuk mencapai tujuan pemeliharaan, baik itu untuk pembibitan maupun penggemukan. Pada fase breeding, pemberian hijauan segar dan kering, serta konsentrat dengan takaran yang tepat, akan sangat mendukung kesehatan dan produktivitas sapi.
Manajemen pakan yang baik tidak hanya berkaitan dengan jenis dan jumlah pakan yang diberikan, tetapi juga melibatkan frekuensi pemberian dan teknik pengolahan pakan untuk memastikan nutrisi yang diberikan dapat diserap secara maksimal. Dengan strategi pakan yang tepat, peternak dapat memastikan bahwa sapi potong mereka tumbuh sehat dan produktif, siap mendukung keberhasilan usaha peternakan.
Penting bagi peternak untuk selalu memantau kondisi sapi dan melakukan penyesuaian pada komposisi pakan sesuai kebutuhan, terutama pada saat sapi memasuki fase-fase kritis seperti bunting dan menyusui. Dengan pemahaman yang baik tentang kebutuhan nutrisi sapi potong, peternak dapat meningkatkan efisiensi produksi dan menjaga kesehatan ternak sepanjang tahun.
Leave a Reply