Memahami proses reproduksi pada sapi betina (Freepik wirestock)

Pengen Sapi Cepet Gendut? Solusinya Sistem Kereman yang Sederhana Tapi Hasilnya Oke!

Sapta DasaHalo guys, buat kamu yang lagi nyari cara buat usaha ternak sapi biar cepet gede dan menghasilkan cuan, ada satu sistem tradisional dari Indonesia nih yang bisa kamu coba.

Namanya sistem kereman. Mungkin namanya agak asing ya buat sebagian dari kamu, tapi sistem ini udah banyak dipraktikin sama peternak sapi di berbagai daerah di Indonesia lho. Penasaran kan gimana caranya kerja? Yuk, kita bahas lebih lanjut!

Apa Itu Sistem Kereman? Lebih Sederhana dari Kedengarannya!

Kalau kamu pernah denger istilah dry lot dalam peternakan sapi, nah sistem kereman ini sebenarnya nggak jauh beda. Bedanya, sistem kereman ini dilakuin dengan cara yang lebih simpel dan sederhana.

Intinya sih, sapi yang dipelihara dengan sistem ini bakal terus-terusan berada di dalam kandang selama beberapa bulan masa penggemukan. Nggak ada tuh ceritanya sapi dilepas di padang rumput kayak di film-film koboi.

Jadi, kandangnya juga biasanya dibuat sederhana aja, yang penting sapi nyaman dan aman. Pakan sama air minum juga disediain langsung di dalam kandang. Pakannya sendiri biasanya terdiri dari hijauan (rumput, daun-daunan) dan konsentrat (campuran dedak, ampas tahu, dll.).

Fleksibilitas Pakan Jadi Kunci di Sistem Kereman

Salah satu hal yang menarik dari sistem kereman ini adalah soal pemberian pakannya yang fleksibel banget. Peternak yang pake sistem ini biasanya ngasih hijauan sama konsentrat dengan jumlah yang disesuaiin sama ketersediaan pakan itu sendiri. Jadi, kalau lagi banyak rumput, ya hijauan yang dikasih lebih banyak.

Sebaliknya, kalau pakan konsentrat lagi gampang dicari, harganya juga lumayan murah, nah konsentratnya deh yang diperbanyak. Intinya sih, peternak pinter-pinter nyiasatin pakan yang ada biar biaya produksi nggak terlalu tinggi.

Bahkan, ada juga lho peternak yang cuma ngasih hijauan aja tanpa tambahan konsentrat atau pakan lainnya. Biasanya, ini dilakuin di daerah-daerah yang emang masih punya potensi hijauan yang melimpah sepanjang tahun. Jadi, nggak perlu repot-repot nyari konsentrat.

Konsentrat Ala Sistem Kereman? Simpel Banget!

Nah, kalau soal konsentrat di sistem kereman ini juga nggak ribet. Biasanya, konsentratnya cuma terdiri dari satu atau paling banyak dua jenis bahan pakan aja. Contohnya, konsentratnya cuma berupa dedak padi, ampas tahu, atau limbah hasil pertanian lainnya yang gampang didapetin.

Ada juga peternak yang bikin konsentrat sendiri dengan cara nyampur dedak padi sama ubi kayu yang udah dilumatkan, terus direndam air panas sebentar. Simpel banget kan?

Sistem Kereman: Andalan Peternak Sapi di Berbagai Daerah Indonesia

Penggemukan sapi dengan sistem kereman ini ternyata khas Indonesia banget lho! Banyak dipraktikin di berbagai daerah seperti Magetan, Wonogiri, Wonosobo, Lamongan, Bondowoso, Banyuwangi (Jawa Timur), Sulawesi Selatan, dan Aceh. Kenapa sih sistem ini bisa populer banget di daerah-daerah itu? Ternyata ada beberapa faktor pendukungnya nih:

  1. Bibit Sapi Gampang Dicari: Buat kamu yang mau mulai usaha penggemukan dengan sistem kereman, nyari bibit sapi bakalan itu relatif mudah dan harganya juga nggak terlalu mahal.
  2. Hijauan Melimpah: Ketersediaan hijauan, termasuk limbah pertanian kayak jerami atau daun jagung, cukup banyak dan biasanya ada sepanjang tahun di daerah-daerah tersebut. Jadi, nggak perlu khawatir kekurangan pakan.
  3. Limbah Pertanian Jadi Berkah: Hasil ikutan dari industri pertanian kayak ampas tahu, ampas brem (dari pembuatan tape), dan ampas nanas juga banyak tersedia sepanjang tahun. Nah, limbah-limbah ini bisa dimanfaatin jadi pakan tambahan buat sapi.
  4. Pupuk Kandang Sangat Dibutuhkan: Kotoran sapi dari sistem kereman ini juga jadi berkah buat para petani. Soalnya, pupuk kandang ini bagus banget buat menyuburkan tanaman pertanian. Jadi, ada simbiosis mutualisme antara peternak dan petani.
Baca Juga :  Mengenal Batik, Warisan Budaya Indonesia yang Mendunia

Sapi Bakalan Ideal dan Lama Penggemukan di Sistem Kereman

Biasanya, sapi bakalan yang dipilih buat digemukkan dengan sistem kereman ini adalah sapi-sapi jantan yang umurnya sekitar 1 sampai 2 tahun dan kondisinya lagi kurus. Proses penggemukannya sendiri biasanya berlangsung sekitar 3 sampai 6 bulan. Tergantung target bobot badan yang pengen dicapai.

Hasilnya Gimana? Bobot Badan Sapi Bisa Naik Berapa Kilo?

Nah, ini nih bagian yang paling penting! Pertambahan bobot badan sapi yang digemukkan dengan sistem kereman ini bisa beda-beda banget, tergantung sama jenis pakan atau ransum yang dikasih.

Ada penelitian yang dilakuin di daerah Wonogiri, misalnya, nunjukkin kalau sapi dikasih ransum berupa hijauan, konsentrat jadi (pakan pabrikan), ditambah lagi sama ampas brem, bisa nambah bobot rata-rata sekitar 0,8 kg per hari! Lumayan banget kan?

Dari penelitian lain yang dilakuin ke sapi peranakan ongole (PO) dan sapi perah jantan, ternyata cuma dikasih hijauan aja tanpa konsentrat juga bisa nambah bobot badan rata-rata masing-masing sekitar 0,52 kg/hari dan 0,4 kg/hari.

Memang, kalau ransumnya cuma hijauan, pertambahan bobot badannya nggak bakal setinggi kalau dikasih hijauan sama konsentrat. Tapi ya tetep aja ada pertambahan bobotnya.

Sistem kereman ini bisa jadi pilihan yang menarik buat kamu yang pengen usaha ternak sapi dengan modal yang nggak terlalu besar dan memanfaatkan sumber daya lokal yang ada.

Sistem ini juga cocok buat peternak skala kecil atau rumahan karena nggak butuh lahan yang luas. Asalkan kamu rajin kasih pakan yang cukup dan berkualitas, jaga kebersihan kandang, dan perhatikan kesehatan sapi, sistem kereman ini bisa jadi cara yang efektif buat nggemukin sapi dan nambah penghasilan kamu. Jadi, tertarik buat nyoba sistem kereman ini, guys?

Bagikan


Populer