Daftar Isi
- 1 1. Apa Itu Omset dalam Bisnis?
- 2 2. Apa Itu Profit (Keuntungan) dalam Bisnis?
- 3 3. Kenapa Banyak Pelaku UMKM Bingung Bedakan Omset dan Profit
- 4 4. Perbedaan Omset dan Profit Secara Sederhana
- 5 5. Cara Menghitung Omset dan Profit dengan Mudah
- 6 A. Menghitung Omset
- 7 B. Menghitung Profit
- 8 6. Jenis Profit yang Perlu Kamu Ketahui
- 9 7. Tips Agar Profit Bisnismu Terus Naik
- 10 a. Kurangi Biaya yang Tidak Penting
- 11 b. Naikkan Nilai Produk (Bukan Sekadar Harga)
- 12 c. Catat Semua Transaksi dengan Rapi
- 13 d. Pisahkan Uang Bisnis dan Uang Pribadi
- 14 e. Evaluasi Harga dan Biaya Secara Berkala
- 15 8. Contoh Nyata: Omset Besar Tapi Rugi
- 16 9. Pentingnya Memahami Profit untuk Pertumbuhan Bisnis
- 17 Fokus pada Profit, Bukan Sekadar Omset
Gubuku – Banyak pelaku usaha kecil sering merasa bangga ketika bilang,
“Alhamdulillah, omset saya bulan ini tembus 50 juta!”
Tapi ketika ditanya “Untungnya berapa?”, mereka bingung menjawab.
Nah, di sinilah masalah umum terjadi. Banyak yang mengira omset = keuntungan (profit), padahal keduanya sangat berbeda.
Mengetahui perbedaan ini penting banget agar bisnis kamu nggak hanya ramai transaksi, tapi juga benar-benar menghasilkan uang.
Yuk, kita bahas satu per satu dengan bahasa yang paling sederhana.
1. Apa Itu Omset dalam Bisnis?
Omset adalah total uang yang masuk dari hasil penjualan produk atau jasa dalam periode tertentu — sebelum dikurangi biaya apa pun.
Sederhananya:
Omset = Total penjualan keseluruhan (belum dikurangi biaya)
Contoh:
Kamu jualan baju. Dalam sebulan kamu berhasil menjual 100 pcs dengan harga Rp100.000 per baju.
Maka:
Omset = 100 × Rp100.000 = Rp10.000.000
Artinya, total uang yang masuk dari penjualan selama sebulan adalah Rp10 juta.
Tapi ingat, itu bukan keuntungan bersih, karena kamu masih punya biaya modal seperti bahan kain, ongkos jahit, listrik, dan lain-lain.
2. Apa Itu Profit (Keuntungan) dalam Bisnis?
Profit adalah uang yang benar-benar menjadi milik kamu setelah semua biaya operasional dikurangi dari omset.
Rumus sederhana:
Profit = Omset – Total Biaya
Lanjut dari contoh tadi:
Omset = Rp10.000.000
Biaya bahan + ongkos jahit + listrik + pengemasan = Rp7.000.000
Maka:
Profit = Rp10.000.000 – Rp7.000.000 = Rp3.000.000
Jadi sebenarnya, keuntungan bersih kamu bukan Rp10 juta, tapi hanya Rp3 juta.
Nah, inilah angka yang benar-benar bisa kamu pakai untuk ditabung, diinvestasikan, atau digunakan untuk kebutuhan pribadi.
3. Kenapa Banyak Pelaku UMKM Bingung Bedakan Omset dan Profit
Kesalahan umum yang sering terjadi di kalangan UMKM:
-
Mencampur uang pribadi dengan uang bisnis
→ Akhirnya nggak tahu mana pengeluaran bisnis dan mana pengeluaran rumah tangga. -
Tidak mencatat pengeluaran kecil
→ Seperti ongkir, plastik, bensin, atau pulsa, padahal semua itu mengurangi profit. -
Hanya fokus pada angka besar (omset)
→ Padahal yang penting bukan seberapa banyak jualan, tapi seberapa besar keuntungan yang tersisa. -
Tidak menghitung biaya tetap (fixed cost)
→ Misalnya sewa tempat, gaji karyawan, listrik bulanan — sering dilupakan dalam perhitungan.
Akibatnya, bisnis terlihat besar dari luar, tapi sebenarnya tidak menghasilkan uang.
4. Perbedaan Omset dan Profit Secara Sederhana
Aspek | Omset | Profit (Laba Bersih) |
---|---|---|
Arti | Total uang dari penjualan | Uang sisa setelah semua biaya dikurangi |
Waktu Dihitung | Sebelum dikurangi biaya | Setelah dikurangi semua biaya |
Fungsi | Mengukur seberapa besar penjualan | Mengukur seberapa untung bisnis kamu |
Fokus | Volume penjualan | Efisiensi dan keuntungan |
Contoh | Omset Rp50 juta | Profit Rp10 juta |
Jadi jelas ya, omset besar belum tentu untung besar.
Bisa saja omset tinggi, tapi biaya operasional juga tinggi — hasilnya tetap kecil.
5. Cara Menghitung Omset dan Profit dengan Mudah
Agar kamu bisa memantau kesehatan bisnis, biasakan mencatat dua hal setiap bulan:
A. Menghitung Omset
Gunakan rumus:
Omset = Jumlah produk terjual × Harga jual
Contoh:
Kamu jual 200 cup minuman seharga Rp10.000
Omset = 200 × Rp10.000 = Rp2.000.000
B. Menghitung Profit
Gunakan rumus:
Profit = Omset – (Modal bahan + biaya operasional + biaya lainnya)
Contoh:
Modal bahan: Rp700.000
Biaya listrik, kemasan, gaji: Rp400.000
Total biaya: Rp1.100.000
Maka:
Profit = Rp2.000.000 – Rp1.100.000 = Rp900.000
Artinya, dalam sebulan kamu benar-benar untung Rp900.000, bukan Rp2 juta.
6. Jenis Profit yang Perlu Kamu Ketahui
Dalam bisnis, profit tidak hanya satu jenis. Ini penting untuk memahami lebih dalam keuangan usahamu.
-
Laba Kotor (Gross Profit)
= Omset – Biaya Produksi
Contoh: biaya bahan, ongkos jahit, bahan bakar. -
Laba Operasional (Operating Profit)
= Laba kotor – Biaya operasional
Contoh: sewa tempat, gaji karyawan, listrik. -
Laba Bersih (Net Profit)
= Laba operasional – Pajak atau biaya tambahan lain.
Nah, angka ini yang jadi “keuntungan sebenarnya.”
7. Tips Agar Profit Bisnismu Terus Naik
a. Kurangi Biaya yang Tidak Penting
Periksa semua pengeluaran. Hapus hal yang tidak produktif seperti:
-
Beli stok berlebihan
-
Iklan yang tidak efektif
-
Pemakaian listrik boros
Setiap penghematan kecil bisa menaikkan profit.
b. Naikkan Nilai Produk (Bukan Sekadar Harga)
Jangan asal naikkan harga jual. Lebih baik tingkatkan nilai produk agar harga lebih layak.
Contoh:
-
Tambahkan kemasan menarik
-
Beri bonus kecil
-
Gunakan bahan lebih baik
-
Tawarkan layanan cepat dan ramah
Kalau pelanggan merasa puas, mereka rela bayar lebih tanpa kamu harus perang harga.
c. Catat Semua Transaksi dengan Rapi
Gunakan aplikasi keuangan sederhana seperti:
-
BukuWarung
-
CatatanKeuangan
-
POS Kasir
Catat semua pemasukan dan pengeluaran setiap hari.
Dengan begitu kamu tahu kapan omset naik, kapan profit turun, dan bisa cepat ambil keputusan.
d. Pisahkan Uang Bisnis dan Uang Pribadi
Ini kesalahan klasik UMKM.
Gunakan rekening khusus bisnis, jangan dicampur dengan kebutuhan rumah tangga.
Kalau bisa, gaji diri sendiri setiap bulan dari profit, bukan dari uang kas bisnis.
e. Evaluasi Harga dan Biaya Secara Berkala
Harga bahan baku dan biaya operasional bisa berubah.
Minimal sebulan sekali, periksa ulang semua komponen biaya agar harga jual tetap masuk akal.
Tujuannya bukan untuk menaikkan harga terus, tapi agar kamu tahu kondisi keuangan tetap sehat.
8. Contoh Nyata: Omset Besar Tapi Rugi
Misalnya kamu punya usaha kue rumahan.
Dalam sebulan kamu dapat pesanan 500 kotak kue dengan harga Rp30.000 per kotak.
Omset = 500 × 30.000 = Rp15.000.000
Tapi setelah dihitung, ternyata biaya bahan, gas, listrik, dan gaji karyawan mencapai Rp14.500.000.
Artinya, profit kamu hanya Rp500.000 — bahkan bisa rugi kalau ada bahan sisa atau kue tidak terjual.
Nah, inilah alasan kenapa melihat angka omset saja bisa menipu.
9. Pentingnya Memahami Profit untuk Pertumbuhan Bisnis
Kalau kamu hanya fokus pada omset, kamu akan bangga dengan “angka besar” tanpa sadar bisnis sedang kelelahan.
Tapi kalau kamu fokus pada profit, kamu akan:
-
Lebih hemat dalam produksi
-
Lebih cerdas menentukan harga
- Lebih siap mengembangkan usaha
Dengan begitu, bisnis kamu bisa tumbuh sehat dan berkelanjutan.
Fokus pada Profit, Bukan Sekadar Omset
Dalam bisnis UMKM, omset penting untuk mengukur seberapa banyak kamu jualan,
tapi profit lebih penting untuk mengukur seberapa sukses kamu sebenarnya.
Ingat:
Omset bikin senang,
Tapi profit yang bikin tenang. 💰
Mulai hari ini, biasakan mencatat semua transaksi, pisahkan uang bisnis dan pribadi, dan pantau keuntungan dengan jujur.
Dengan cara sederhana ini, kamu bisa memastikan bahwa bisnis kecilmu tidak hanya ramai pembeli, tapi juga benar-benar menghasilkan.
Intership SMKN 1 Bungo |Mukmainna