Strategi Follow Up Chat Pelanggan agar Tidak Kabur

Gubuku – Kamu pasti pernah mengalami hal ini:
Sudah ada calon pembeli yang tanya-tanya harga, stok, atau warna produk, tapi setelah itu diam dan tidak jadi beli.

Padahal kamu sudah jawab dengan cepat dan sopan.
Masalahnya bukan di kamu — tapi di cara follow up yang mungkin belum tepat.

Banyak penjual gagal menutup penjualan karena tidak tahu kapan dan bagaimana harus menindaklanjuti chat pelanggan.

Nah, artikel ini akan membahas strategi follow up chat pelanggan agar tidak kabur, dengan cara yang sederhana, sopan, dan efektif.

1. Pahami Alasan Pelanggan Belum Merespons

Sebelum buru-buru kirim chat kedua, coba pahami dulu kenapa pelanggan belum balas.

Beberapa kemungkinan:

  1. Mereka masih membandingkan harga di tempat lain

  2. Lupa karena sibuk

  3. Ragu-ragu dengan kualitas produk

  4. Belum yakin dengan penjual

Jadi, jangan langsung berpikir pelanggan tidak tertarik. Kadang mereka hanya butuh waktu dan dorongan kecil untuk akhirnya membeli.

2. Gunakan Bahasa yang Ramah dan Tidak Memaksa

Kesalahan umum dalam follow up adalah terlalu menekan pelanggan.
Contoh yang sering bikin orang kabur:

“Jadi beli nggak, Kak?”
“Kok belum transfer juga ya?”

Kalimat seperti itu bisa membuat calon pembeli merasa tidak nyaman.

Lebih baik gunakan bahasa yang halus tapi tetap aktif.
Contohnya:

“Hai Kak, semoga harinya menyenangkan ya 🌸
Kemarin sempat tanya soal tas rajut, kebetulan stoknya masih ada loh. Mau saya bantu proses ordernya sekarang?”

Dengan gaya seperti ini, pelanggan merasa diperhatikan, bukan dipaksa.

3. Waktu Follow Up Itu Penting

Timing sangat berpengaruh dalam follow up.

Berikut waktu ideal untuk follow up chat pelanggan:

Situasi Waktu Follow Up yang Tepat
Setelah pelanggan tanya-tanya tapi belum beli 6–12 jam setelah chat terakhir
Setelah kirim penawaran 1–2 hari kemudian
Setelah pembelian selesai 2–3 hari setelah barang diterima

Contoh follow up sopan:

“Halo Kak, semoga paketnya sudah sampai dengan baik ya 😊
Kalau cocok, nanti saya kabari kalau ada promo terbaru!”

Dengan begitu, pelanggan merasa kamu peduli, bukan sekadar jualan.

4. Gunakan Pesan yang Disesuaikan (Personalized Message)

Jangan kirim pesan massal yang terdengar robotik.
Contoh yang harus dihindari:

“Promo spesial hanya hari ini, ayo order sekarang!”

Pesan seperti itu terlalu umum dan tidak menunjukkan perhatian personal.

Sebaliknya, kirim pesan yang terlihat pribadi, seperti:

“Hai Kak Dini, terima kasih kemarin sudah sempat tanya tentang gamis polos kita 💕
Minggu ini lagi ada warna baru loh, mau saya kirim fotonya?”

Nama pelanggan, produk yang ditanyakan, dan pendekatan lembut akan membuat mereka lebih responsif.

5. Gunakan Fitur Label dan Broadcast WhatsApp Business

Kalau kamu pakai WhatsApp Business, manfaatkan fitur:

Label Chat – untuk menandai pelanggan “belum order”, “sudah order”, “pesanan dikirim”, dsb.
Broadcast Message – untuk kirim promo ke banyak pelanggan tanpa harus membuat grup.

Contohnya:

“Hai Kak, minggu ini ada promo gratis ongkir untuk pelanggan lama 💌
Mau saya bantu cek stok produknya?”

Dengan cara ini, kamu tetap bisa follow up banyak orang tanpa terkesan spam.

Baca Juga :  Strategi Harga dalam Usaha Mikro agar Tetap Bersaing

6. Beri Alasan yang Menarik untuk Balas Chat

Kadang pelanggan tidak menjawab bukan karena tidak mau, tapi tidak ada alasan kuat untuk merespons.

Nah, tugasmu adalah memberi mereka “alasan”.

Contoh follow up yang menarik:

“Hai Kak, minggu ini lagi ada promo beli 2 gratis 1 loh, kebetulan produk yang Kakak tanya kemarin termasuk dalam promo 😍”

Atau:

“Kak, stok warna yang Kakak suka tinggal sedikit. Mau saya bantu amankan dulu?”

Pesan seperti ini memancing respons tanpa memaksa.

7. Jangan Follow Up Terlalu Sering

Follow up yang terlalu sering malah bisa mengganggu pelanggan.

Cukup follow up 1–2 kali saja.
Jika belum ada respons, berhenti sementara.

Setelah 5–7 hari, kamu bisa kirim pesan ringan seperti:

“Halo Kak, semoga harinya menyenangkan ya 🌼
Minggu ini ada beberapa produk baru, siapa tahu cocok dengan selera Kakak.”

Tujuannya agar tetap menjaga hubungan baik tanpa terkesan mengejar-ngejar.

8. Gunakan Story dan Konten untuk Follow Up Tidak Langsung

Follow up tidak selalu harus lewat chat pribadi.

Kamu bisa gunakan Instagram Story, Status WhatsApp, atau Postingan Produk sebagai bentuk follow up tidak langsung.

Contohnya:

📸 “Terima kasih Kak Rina sudah repeat order! Tas rajut handmade-nya laris banget minggu ini 😍”

Atau:

“Cuma sisa 5 pcs nih guys! Yang kemarin nanya-nanya, buruan ya~”

Kadang, pelanggan yang tadinya diam jadi tertarik lagi setelah melihat bukti nyata bahwa produkmu benar-benar laku.

9. Beri Follow Up Setelah Penjualan (After Sales Service)

Follow up bukan cuma buat calon pembeli, tapi juga buat pelanggan lama.

Misalnya 2–3 hari setelah barang diterima:

“Hai Kak, gimana produknya? Semoga sesuai ya 😊
Kalau cocok, boleh banget kirim foto atau reviewnya, nanti saya kasih potongan 10% buat pembelian berikutnya.”

Dengan follow up seperti ini, pelanggan merasa dihargai dan lebih mungkin beli lagi di kemudian hari.

10. Gunakan Tools Otomatis Tapi Tetap Humanis

Kalau chat pelanggan mulai banyak, kamu bisa pakai alat bantu otomatis (auto-reply) di WhatsApp Business, Instagram DM, atau Chatbot marketplace.

Tapi tetap pastikan pesannya hangat dan manusiawi.

Contoh auto-reply yang sopan:

“Hai Kak 👋
Terima kasih sudah menghubungi [Nama Toko].
Mohon tunggu sebentar ya, admin kami akan segera balas pesan Kakak 😊”

Lalu, setelah beberapa jam, kamu bisa kirim follow up manual dengan sentuhan personal.

 Follow Up Itu Bukan Mengejar, Tapi Menjaga Hubungan

Follow up yang baik bukan tentang memaksa orang untuk beli, tapi membangun hubungan yang nyaman dan dipercaya.

Ingat prinsip ini:

🔹 Jangan terlalu cepat → bisa dianggap agresif
🔹 Jangan terlalu lambat → bisa dilupakan
🔹 Jangan terlalu formal → terasa kaku
🔹 Jangan terlalu santai → terkesan tidak serius

Gunakan nada ramah, sopan, dan selalu berikan alasan positif untuk membalas chat.

Dengan strategi follow up yang benar, pelanggan yang tadinya diam bisa jadi pembeli setia.

Jadi mulai hari ini, jangan biarkan chat pelanggan berhenti di “Tanya harga ya, Kak.”
Lakukan follow up dengan cara:

✅ Ramah dan tidak memaksa
✅ Punya timing yang tepat
✅ Memberi alasan untuk respon
✅ Menunjukkan perhatian tulus

Karena di dunia bisnis, penjualan tidak selalu terjadi di chat pertama, tapi di follow up yang tepat.

Intership SMKN 1 Bungo |Mukmainna

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *