Daftar Isi
- 1 1. Evaluasi Produk dan Harga yang Kamu Tawarkan
- 2 2. Tingkatkan Pelayanan agar Pelanggan Lama Kembali
- 3 3. Aktifkan Kembali Media Sosial Bisnismu
- 4 4. Buat Promo Kreatif yang Tidak Merugikan
- 5 5. Perluas Target Pasar dan Coba Platform Baru
- 6 6. Gunakan WhatsApp Business untuk Melayani Pelanggan Lebih Cepat
- 7 7. Perkuat Branding dan Cerita di Balik Produkmu
- 8 8. Lakukan Kolaborasi dengan Influencer atau Pelanggan Loyal
- 9 9. Evaluasi Jadwal dan Cara Promosimu
- 10 10. Jangan Lupa Evaluasi Diri dan Tetap Konsisten
- 11 Sepi Bukan Akhir, Tapi Waktu untuk Bangkit
Gubuku – Setiap pelaku usaha pasti pernah merasakan masa jualan sepi.
Entah karena faktor musim, ekonomi, pesaing baru, atau tren yang berubah.
Tapi kabar baiknya, masa sepi tidak selalu buruk.
Ini justru waktu yang tepat untuk evaluasi dan memperbaiki strategi bisnis.
Kamu tidak harus langsung diskon besar-besaran.
Ada banyak cara sederhana untuk menarik pelanggan kembali dan meningkatkan penjualan.
Mari kita bahas satu per satu strategi yang bisa kamu lakukan, bahkan tanpa modal besar.
1. Evaluasi Produk dan Harga yang Kamu Tawarkan
Langkah pertama sebelum promosi adalah mengecek produk dan harga.
Tanyakan pada diri sendiri:
-
Apakah produk masih relevan dengan kebutuhan pelanggan?
-
Apakah kualitasnya masih bagus?
-
Apakah harganya sesuai dengan daya beli target pasarmu?
Kadang penurunan penjualan bukan karena sepi pembeli, tapi karena produk atau harga sudah tidak sesuai pasar.
Contoh: Kalau dulu jual kaos Rp80.000 tapi sekarang banyak pesaing jual Rp60.000 dengan kualitas mirip, tentu pelanggan akan pindah.
Solusinya:
✅ Perbarui desain atau kemasan produk
✅ Tambahkan varian baru
✅ Sesuaikan harga agar tetap kompetitif
2. Tingkatkan Pelayanan agar Pelanggan Lama Kembali
Pelanggan lama adalah aset terbesar dalam bisnis.
Kalau mereka puas, mereka akan kembali beli dan merekomendasikan bisnismu ke orang lain.
Cara membuat pelanggan betah:
-
Jawab pesan cepat dan ramah
-
Beri bonus kecil atau ucapan terima kasih
-
Kirim pesan follow-up setelah pembelian
-
Buat program loyalitas sederhana (contoh: beli 5x dapat diskon 10%)
Pelayanan yang baik bisa jadi pembeda besar di tengah persaingan yang ketat.
Kadang orang beli bukan karena harga, tapi karena merasa “diperhatikan”.
3. Aktifkan Kembali Media Sosial Bisnismu
Kalau tokomu sedang sepi, jadikan media sosial sebagai etalase utama.
Posting hal-hal yang bisa menarik perhatian calon pembeli:
✅ Foto produk yang menarik
✅ Video proses pembuatan / behind the scene
✅ Testimoni pelanggan
✅ Promo terbatas
✅ Tips bermanfaat seputar produkmu
Gunakan platform yang paling banyak digunakan oleh target pasar, seperti Instagram, TikTok, atau Facebook.
Orang yang sering melihat postinganmu bisa jadi pembeli, bahkan tanpa sadar.
4. Buat Promo Kreatif yang Tidak Merugikan
Banyak orang salah kaprah:
Kalau jualan sepi, langsung potong harga besar-besaran.
Padahal itu bisa bikin rugi kalau tidak diatur dengan benar.
Kamu bisa coba promo kreatif lain seperti:
-
Beli 2 Gratis 1 (untuk produk tertentu)
-
Diskon ongkir
-
Voucher cashback untuk pembelian berikutnya
-
Flash sale selama 1 jam di media sosial
Promo kecil tapi rutin lebih efektif daripada promo besar sesekali.
Tujuannya bukan sekadar diskon, tapi membuat pelanggan penasaran dan tertarik mencoba.
5. Perluas Target Pasar dan Coba Platform Baru
Kalau selama ini kamu hanya jual ke sekitar rumah atau pelanggan lama, mungkin sudah waktunya perluas pasar.
Beberapa langkah mudah:
✅ Daftar di marketplace (Shopee, Tokopedia, TikTok Shop)
✅ Gabung grup Facebook lokal atau komunitas jual beli
✅ Kolaborasi dengan toko lain untuk promo bersama
Contoh:
Toko baju bisa kerja sama dengan laundry untuk saling promosi.
Setiap pelanggan laundry dapat voucher diskon belanja baju, dan sebaliknya.
6. Gunakan WhatsApp Business untuk Melayani Pelanggan Lebih Cepat
Kalau kamu masih pakai WhatsApp biasa, segera beralih ke WhatsApp Business.
Kenapa?
Karena kamu bisa:
-
Membuat katalog produk lengkap dengan foto dan harga
-
Mengatur balasan otomatis
-
Memberi label pelanggan (baru, tetap, VIP)
Selain itu, pelanggan akan merasa lebih percaya karena profil bisnismu terlihat profesional dan aktif.
7. Perkuat Branding dan Cerita di Balik Produkmu
Sekarang, pembeli tidak hanya membeli produk — mereka juga membeli cerita di baliknya.
Ceritakan:
-
Bagaimana kamu memulai usaha
-
Siapa yang membuat produknya
-
Nilai apa yang kamu pegang (misal: handmade, lokal, ramah lingkungan)
Contoh caption:
“Setiap tas yang kamu beli dibuat langsung oleh ibu-ibu rumah tangga di kampung kami.
Dengan membeli produk ini, kamu ikut mendukung ekonomi lokal 💪.”
Cerita seperti ini bisa menarik perhatian pembeli dan membuat mereka lebih setia pada brand kamu.
8. Lakukan Kolaborasi dengan Influencer atau Pelanggan Loyal
Kamu tidak perlu influencer mahal.
Cukup kerja sama dengan teman, pelanggan loyal, atau micro influencer lokal yang punya 2.000–10.000 followers aktif.
Cara mudah:
-
Kirim produk gratis sebagai review
-
Ajak mereka bikin video testimoni
-
Minta izin repost konten mereka yang memakai produkmu
Orang cenderung percaya pada rekomendasi nyata daripada iklan biasa.
9. Evaluasi Jadwal dan Cara Promosimu
Kadang bukan produknya yang salah, tapi waktu dan cara promosi yang tidak tepat.
Contoh:
-
Posting di jam sibuk (pagi hari kerja) membuat postingan tenggelam.
-
Promosi yang terlalu sering malah dianggap “spam”.
Solusinya:
-
Coba posting di jam ramai (pukul 10.00–13.00 dan 19.00–21.00)
-
Gunakan caption menarik + foto cerah
-
Ajak audiens berinteraksi (“Kamu pilih warna mana?”, “Kalau kamu, lebih suka desain A atau B?”)
Dengan cara ini, algoritma media sosial akan menaikkan jangkauan postinganmu.
10. Jangan Lupa Evaluasi Diri dan Tetap Konsisten
Saat usaha sedang sepi, banyak yang cepat putus asa dan berhenti promosi.
Padahal justru di saat sepi itulah konsistensi sangat dibutuhkan.
Gunakan waktu sepi untuk:
✅ Belajar strategi pemasaran baru
✅ Update desain produk
✅ Rapikan stok & data pelanggan
✅ Rencanakan konten promosi minggu depan
Ingat, bisnis bukan soal cepat ramai — tapi tentang siapa yang tetap bertahan ketika yang lain berhenti.
Sepi Bukan Akhir, Tapi Waktu untuk Bangkit
Setiap bisnis pasti mengalami masa sepi. Tapi dengan strategi yang tepat, kamu bisa ubah masa sepi jadi peluang.
Rangkuman strategi penting:
-
Evaluasi produk dan harga
-
Perbaiki pelayanan
-
Aktif di media sosial
-
Buat promo kreatif
-
Perluas pasar
-
Gunakan WhatsApp Business
-
Bangun branding yang kuat
-
Kolaborasi dengan influencer
-
Promosi di waktu yang tepat
-
Tetap konsisten dan terus belajar
Sepi bukan berarti gagal.
Sepi adalah tanda kamu sedang diberi waktu untuk memperbaiki arah bisnismu.
Dan jika kamu terus beradaptasi, pelanggan akan kembali — bahkan lebih banyak dari sebelumnya.
Intership SMKN 1 Bungo |Mukmainna