Dampak Teknologi terhadap Nilai-nilai Sosial

Gubuku.id – Teknologi telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan manusia. Mulai dari komunikasi, pendidikan, hiburan, hingga pekerjaan, semuanya kini bergantung pada perkembangan teknologi. Menurut Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo, 2023), lebih dari 210 juta masyarakat Indonesia sudah terhubung dengan internet. Artinya, hampir semua aspek kehidupan sosial kini dipengaruhi oleh teknologi digital.

Namun, di balik kemudahan tersebut, muncul pertanyaan besar: apakah teknologi memperkuat atau justru melemahkan nilai-nilai sosial kita? Nilai-nilai sosial seperti kebersamaan, empati, sopan santun, dan gotong royong merupakan pondasi penting dalam kehidupan bermasyarakat. Jika teknologi tidak digunakan dengan bijak, nilai-nilai ini bisa terkikis secara perlahan.

1. Pengertian Nilai-nilai Sosial dan Teknologi

Sebelum memahami dampaknya, kita perlu tahu dulu apa itu nilai sosial dan teknologi.
Menurut Soejono Soekanto (2012) dalam bukunya Sosiologi Suatu Pengantar, nilai sosial adalah prinsip atau pedoman yang dijadikan ukuran baik dan buruk oleh masyarakat dalam berperilaku. Contohnya seperti saling menghormati, jujur, dan peduli terhadap sesama.

Sedangkan teknologi, menurut Rogers (2003) dalam Diffusion of Innovations, adalah cara atau alat untuk menyelesaikan masalah manusia melalui penerapan ilmu pengetahuan. Dengan kata lain, teknologi diciptakan untuk mempermudah kehidupan manusia.

Ketika dua hal ini bertemu — teknologi dan nilai sosial — muncullah interaksi kompleks yang bisa menghasilkan dampak positif maupun negatif tergantung bagaimana kita menggunakannya.

2. Dampak Positif Teknologi terhadap Nilai-nilai Sosial

a. Mempererat Hubungan Sosial Melalui Media Digital

Teknologi komunikasi seperti WhatsApp, Instagram, dan Facebook mempermudah orang untuk tetap terhubung meskipun terpisah jarak. Misalnya, keluarga yang tinggal di luar kota tetap bisa berinteraksi setiap hari lewat video call.
Menurut Data We Are Social (2024), 92% pengguna internet di Indonesia menggunakan media sosial untuk berkomunikasi dengan keluarga dan teman. Ini menunjukkan bahwa teknologi bisa mempererat hubungan sosial jika digunakan dengan cara yang tepat.

b. Meningkatkan Kesadaran Sosial

Teknologi juga berperan dalam menyebarkan nilai kepedulian sosial. Banyak kampanye kemanusiaan, seperti donasi online di platform KitaBisa.com, berhasil mengumpulkan bantuan dari jutaan pengguna.
Melalui media sosial, masyarakat bisa lebih mudah mengetahui kondisi orang lain dan ikut berkontribusi. Fenomena ini menunjukkan bahwa teknologi mampu menumbuhkan empati sosial di era digital.

c. Mendukung Pendidikan Nilai di Dunia Maya

Platform pendidikan seperti Ruang Guru dan Kampus Merdeka Digital tidak hanya mengajarkan ilmu pengetahuan, tetapi juga menanamkan nilai-nilai positif seperti kerja keras, disiplin, dan kolaborasi.
Menurut Kemendikbud (2022), teknologi pendidikan membantu siswa memahami nilai moral dengan metode pembelajaran yang lebih interaktif dan menyenangkan.

3. Dampak Negatif Teknologi terhadap Nilai-nilai Sosial

Walaupun membawa banyak manfaat, perkembangan teknologi juga membawa sejumlah tantangan terhadap nilai sosial di masyarakat.

Baca Juga :  Dampak Kesepian terhadap Kesehatan Sosial dan Mental

a. Menurunnya Interaksi Tatap Muka

Salah satu dampak paling terasa adalah berkurangnya interaksi langsung antarindividu. Banyak orang kini lebih nyaman berkomunikasi lewat layar daripada bertatap muka.
Penelitian dari University of Essex (2018) menunjukkan bahwa penggunaan media sosial secara berlebihan dapat mengurangi rasa empati dan keterlibatan emosional antarindividu. Jika dibiarkan, hal ini bisa mengikis nilai kebersamaan dan gotong royong dalam masyarakat.

b. Tergerusnya Nilai Kesopanan dan Etika Digital

Dunia maya sering kali menjadi tempat munculnya ujaran kebencian, hoaks, dan perilaku tidak sopan. Tanpa kontrol yang baik, hal ini bisa memengaruhi perilaku sosial di dunia nyata.
Menurut Kominfo (2023), terdapat lebih dari 8.000 laporan konten negatif di media sosial setiap bulan di Indonesia. Ini menjadi bukti bahwa teknologi juga membuka ruang bagi penyimpangan nilai moral dan sosial.

c. Meningkatnya Individualisme

Kemudahan teknologi kadang membuat manusia menjadi lebih fokus pada diri sendiri. Misalnya, seseorang bisa sibuk bermain ponsel saat berkumpul bersama keluarga. Hal kecil seperti ini bisa menurunkan kualitas hubungan sosial.
Sosiolog Zygmunt Bauman (2000) dalam teorinya Liquid Modernity menjelaskan bahwa masyarakat modern cenderung memiliki hubungan sosial yang “cair” — mudah terbentuk tapi juga mudah hilang. Teknologi, jika tidak diimbangi dengan kesadaran sosial, bisa memperkuat pola hidup individualistik ini.

4. Cara Menjaga Nilai-nilai Sosial di Tengah Kemajuan Teknologi

a. Mendidik Literasi Digital Sejak Dini

Pendidikan digital bukan hanya tentang cara menggunakan gadget, tetapi juga memahami etika dalam bermedia sosial.
Menurut UNICEF (2023), anak-anak perlu didampingi dalam penggunaan teknologi agar memahami perbedaan antara dunia nyata dan dunia maya. Orang tua dan guru memiliki peran penting dalam menanamkan nilai empati, kejujuran, dan tanggung jawab di dunia digital.

b. Menggunakan Teknologi untuk Tujuan Positif

Alih-alih sekadar hiburan, teknologi bisa dimanfaatkan untuk kegiatan sosial seperti kampanye lingkungan, penggalangan dana, atau edukasi publik. Dengan begitu, nilai-nilai sosial bisa tetap tumbuh seiring kemajuan teknologi.

c. Menjaga Keseimbangan antara Dunia Nyata dan Digital

Mengatur waktu penggunaan gadget juga penting. Misalnya, menerapkan aturan “no gadget saat makan bersama” agar interaksi keluarga tetap hangat.
Psikolog Daniel Goleman (2013) dalam bukunya Focus menekankan pentingnya self-awareness atau kesadaran diri agar teknologi tidak menguasai kehidupan sosial manusia.

5. Peran Keluarga dan Sekolah dalam Menanamkan Nilai Sosial di Era Digital

Keluarga dan sekolah adalah dua lembaga sosial yang paling berpengaruh dalam membentuk karakter generasi muda.
Di rumah, orang tua bisa memberi contoh nyata bagaimana menggunakan teknologi secara sehat. Misalnya, menggunakan media sosial untuk berbagi hal positif, bukan menyebarkan gosip.
Sementara itu, di sekolah, guru bisa mengintegrasikan pendidikan karakter dengan literasi digital. Misalnya, membuat proyek kelas yang melibatkan kolaborasi online antar siswa.
Menurut Kemendikbudristek (2024), pendidikan karakter di sekolah digital berperan penting dalam menjaga keseimbangan antara kemajuan teknologi dan pembentukan moral generasi muda.

Teknologi dan nilai sosial bukanlah dua hal yang saling bertentangan. Justru keduanya bisa saling melengkapi jika digunakan secara bijak.
Kemajuan teknologi memberi kemudahan luar biasa bagi kehidupan manusia — mempercepat komunikasi, membuka peluang pendidikan, dan memperkuat solidaritas sosial. Namun, jika tidak disertai kesadaran moral dan sosial, teknologi juga bisa menimbulkan dampak negatif seperti menurunnya empati, etika, dan rasa kebersamaan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *