Membangun Komunikasi yang Menyatukan, Bukan Memecah

Gubuku.id – Dalam kehidupan sosial, komunikasi adalah jembatan utama yang menghubungkan satu individu dengan individu lainnya. Melalui komunikasi, kita dapat menyampaikan pikiran, perasaan, dan keinginan. Namun, tidak semua bentuk komunikasi membawa dampak positif. Ada kalanya, cara berbicara yang salah justru bisa memicu kesalahpahaman dan perpecahan.

Menurut Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo, 2023), salah satu penyebab meningkatnya konflik sosial di era digital adalah kurangnya kemampuan masyarakat dalam berkomunikasi secara santun dan empatik, terutama di media sosial. Hal ini membuktikan bahwa komunikasi bukan sekadar berbicara, tetapi juga seni untuk memahami dan menghargai lawan bicara.

Makna Komunikasi yang Menyatukan

Komunikasi yang menyatukan berarti komunikasi yang mampu membangun rasa kebersamaan, saling percaya, dan menghargai perbedaan. Komunikasi seperti ini berfokus pada mencari titik temu, bukan mencari siapa yang benar atau salah.

Menurut ahli komunikasi Joseph DeVito (2019) dalam bukunya Human Communication: The Basic Course, komunikasi yang efektif harus bersifat dua arah, artinya kedua pihak saling mendengarkan dan memahami pesan yang disampaikan. Komunikasi yang menyatukan menciptakan suasana damai, memperkuat hubungan, serta menghindarkan masyarakat dari kesalahpahaman dan permusuhan.

Faktor yang Menyebabkan Komunikasi Menjadi Pemecah

Sebelum membangun komunikasi yang menyatukan, kita perlu memahami penyebab komunikasi menjadi pemecah. Beberapa di antaranya adalah:

  1. Kurangnya Empati
    Banyak orang berbicara hanya untuk didengar, bukan untuk mendengar. Akibatnya, pesan yang disampaikan terasa egois. Padahal, empati adalah kunci utama dalam komunikasi sosial yang sehat. Menurut penelitian dari Harvard Business Review (2021), komunikasi yang dilandasi empati meningkatkan kepercayaan dan kolaborasi dalam kelompok.

  2. Sikap Menghakimi atau Menyalahkan
    Saat seseorang merasa dihakimi, ia akan menutup diri dan sulit menerima pesan dengan baik. Komunikasi yang menuduh cenderung menciptakan jarak dan konflik.

  3. Bahasa yang Kasar atau Provokatif
    Bahasa yang menyinggung, baik secara langsung maupun tersirat, bisa memicu perpecahan. Ini sering terjadi di media sosial ketika orang menulis tanpa memikirkan dampaknya terhadap orang lain.

  4. Kurangnya Kemampuan Mendengarkan Aktif
    Banyak konflik sosial muncul karena orang lebih banyak ingin didengar daripada mendengar. Padahal, mendengarkan dengan sungguh-sungguh adalah bentuk penghargaan terhadap orang lain.

Prinsip-Prinsip Membangun Komunikasi yang Menyatukan

Untuk menciptakan komunikasi yang mempererat hubungan sosial, ada beberapa prinsip penting yang perlu diterapkan:

  1. Gunakan Bahasa yang Positif dan Sopan
    Kata-kata yang lembut dan sopan mampu meredam emosi. Dalam ajaran sosial dan budaya Indonesia, kita dikenal dengan nilai “tepa selira” atau saling menghargai. Nilai ini perlu dijaga agar komunikasi tetap harmonis.

  2. Dengarkan dengan Hati, Bukan Hanya dengan Telinga
    Mendengarkan bukan sekadar diam saat orang lain berbicara, tetapi memahami isi dan perasaan di balik kata-katanya. Dengan mendengarkan aktif, kita dapat memahami sudut pandang orang lain lebih baik.

  3. Hargai Perbedaan Pendapat
    Dalam masyarakat yang beragam seperti Indonesia, perbedaan pendapat adalah hal yang wajar. Kuncinya adalah menghargai, bukan memaksa orang lain untuk setuju.
    Menurut LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, 2020), sikap toleransi dalam komunikasi sosial terbukti meningkatkan kerukunan dan kepercayaan antarwarga di masyarakat multikultural.

  4. Berpikir Sebelum Berbicara
    Sebelum menyampaikan sesuatu, pikirkan dampaknya. Apakah ucapan kita akan memperbaiki keadaan atau justru memperburuk? Prinsip ini sederhana, namun sangat efektif dalam mencegah kesalahpahaman.

  5. Jujur Tapi Tidak Menyakiti
    Kejujuran penting, tetapi cara penyampaian juga harus diperhatikan. Ucapan yang benar namun disampaikan dengan cara yang kasar bisa menimbulkan luka. Oleh karena itu, jujurlah dengan bijak.

Baca Juga :  Bagaimana Komunikasi yang Baik Membentuk Kehidupan Sosial

Peran Komunikasi yang Menyatukan dalam Masyarakat

Komunikasi yang menyatukan memiliki dampak besar dalam berbagai aspek kehidupan sosial:

  1. Membangun Kepercayaan Antarindividu
    Ketika komunikasi dilakukan dengan niat baik dan terbuka, rasa saling percaya akan tumbuh. Kepercayaan ini menjadi fondasi penting dalam menjaga keharmonisan sosial.

  2. Mencegah Konflik Sosial
    Banyak konflik berawal dari salah paham kecil. Dengan komunikasi yang terbuka dan saling menghargai, kesalahpahaman dapat dicegah sejak awal.

  3. Memperkuat Solidaritas Sosial
    Komunikasi yang menyatukan membantu masyarakat untuk bekerja sama, saling menolong, dan menjaga persatuan. Misalnya, dalam kegiatan gotong royong, komunikasi yang positif mampu mempererat hubungan antarwarga.

  4. Mendorong Kolaborasi di Era Digital
    Di era media sosial saat ini, komunikasi bukan hanya tatap muka, tetapi juga melalui teks dan gambar. Oleh karena itu, penting untuk tetap menjaga etika berkomunikasi di dunia digital agar tidak menimbulkan kebencian.
    Menurut Kominfo (2024), penggunaan bahasa yang santun dan empatik di media sosial dapat menurunkan risiko ujaran kebencian hingga 40%.

Cara Praktis Membangun Komunikasi yang Menyatukan

  1. Gunakan Kalimat “Saya” Bukan “Kamu”
    Misalnya, daripada berkata “Kamu salah!”, lebih baik mengatakan “Saya merasa belum paham maksudmu.” Cara ini membuat lawan bicara tidak merasa diserang.

  2. Berikan Umpan Balik yang Konstruktif
    Saat memberikan kritik, sertakan solusi atau saran. Hindari nada yang merendahkan.

  3. Perhatikan Bahasa Tubuh dan Ekspresi Wajah
    Senyuman, kontak mata, dan gestur tubuh yang terbuka menunjukkan niat baik. Bahasa tubuh sering kali lebih kuat dari kata-kata.

  4. Bangun Kebiasaan Berdialog, Bukan Berdebat
    Dialog mencari pemahaman, sedangkan debat mencari kemenangan. Dalam masyarakat yang sehat, dialog lebih diutamakan agar hubungan tetap harmonis.

  5. Gunakan Media Sosial Secara Bijak
    Saat menulis komentar atau berbagi informasi, pastikan tidak mengandung ujaran kebencian, hoaks, atau provokasi.

Contoh Nyata Komunikasi yang Menyatukan

Salah satu contoh komunikasi yang menyatukan bisa dilihat pada program “Dialog Kebangsaan” yang diselenggarakan oleh Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP, 2023). Dalam acara tersebut, masyarakat dari berbagai latar belakang berkumpul untuk berdiskusi mengenai perbedaan dan cara menjaga persatuan bangsa. Program ini terbukti mampu menumbuhkan rasa saling menghargai dan memperkuat semangat kebersamaan.

Selain itu, di lingkungan masyarakat lokal, komunikasi yang menyatukan juga terlihat saat warga melakukan musyawarah desa. Meski ada perbedaan pendapat, proses komunikasi dilakukan dengan cara terbuka dan menghargai setiap suara, sehingga keputusan yang diambil diterima semua pihak.

Komunikasi Adalah Jembatan Persatuan

Komunikasi yang menyatukan bukan hanya tentang berbicara dengan kata-kata yang baik, tetapi juga tentang niat, empati, dan keinginan untuk memahami orang lain. Dalam kehidupan sosial yang beragam, kemampuan berkomunikasi dengan bijak menjadi kunci utama menjaga persatuan dan keharmonisan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *