Cara Menghitung Penyusutan Aset UMKM dengan Mudah

Gubuku – Dalam menjalankan usaha, kita pasti memiliki aset seperti peralatan, mesin, kendaraan operasional, atau bangunan. Aset ini akan mengalami penurunan nilai setiap tahun karena dipakai terus-menerus. Nah, penurunan nilai inilah yang disebut penyusutan.

Menghitung penyusutan sangat penting, terutama bagi UMKM yang ingin membuat laporan keuangan lebih rapi dan profesional. Dengan memahami penyusutan, pemilik usaha dapat mengetahui berapa nilai aset yang masih tersisa, berapa beban biaya penyusutan, dan kapan harus membeli aset baru.

Artikel ini akan menjelaskan penyusutan dengan bahasa yang sangat sederhana agar mudah dipahami semua pelaku usaha.

 Apa Itu Penyusutan Aset?

Penyusutan aset adalah proses mengurangi nilai aset karena pemakaian, usia, atau kerusakan.

Contohnya:

  1. Mesin produksi yang awalnya Rp10 juta, bertahun-tahun kemudian nilainya pasti tidak sama lagi.

  2. Motor kurir yang sering dipakai juga akan turun nilai dari tahun ke tahun.

Penyusutan hanya dihitung pada aset tetap, seperti:

  1. Mesin

  2. Kendaraan operasional

  3. Peralatan

  4. Perabot toko/kantor

  5. Bangunan

Sementara aset seperti stok barang tidak mengalami penyusutan.

 Kenapa UMKM Harus Menghitung Penyusutan?

Ada beberapa alasan penting:

Alasan Manfaat bagi UMKM
Mengetahui nilai aset yang tersisa Memudahkan perhitungan kekayaan bisnis
Menghitung biaya penyusutan Mengurangi laba kena pajak (lebih efisien pajak)
Evaluasi peralatan Bisa merencanakan kapan harus beli baru
Membuat laporan keuangan lebih profesional Dipercaya investor & bank saat mengajukan pinjaman

Artinya, penyusutan membuat bisnis terlihat lebih profesional, efisien, dan terencana.

Metode Penyusutan yang Paling Mudah untuk UMKM

Ada dua metode yang umum digunakan:

1️⃣ Metode Garis Lurus

➡ Penyusutan setiap tahun sama besar

Baca Juga :  Strategi Promosi Tanpa Iklan Berbayar untuk UMKM

Rumus:

Biaya Penyusutan = (Harga Perolehan - Nilai Sisa) / Umur Ekonomis

Keterangan:

  1. Harga perolehan → harga beli + biaya tambahan (ongkir/instalasi)

  2. Nilai sisa → nilai jika aset dijual saat sudah lama dipakai

  3. Umur ekonomis → berapa tahun aset dipakai

Contoh:
Anda beli mesin roti Rp8.000.000
Nilai sisa: Rp1.000.000
Umur ekonomis: 5 tahun

Hitung:

(8.000.000 - 1.000.000) / 5 = 1.400.000 per tahun

Jadi, biaya penyusutan per tahun: Rp1.400.000

2️⃣ Metode Saldo Menurun

➡ Di awal penyusutan lebih besar, makin lama makin kecil
Biasanya untuk kendaraan atau alat yang cepat turun nilai

Contoh:
Harga mobil operasional Rp60.000.000
Tarif penyusutan: 25%

Tahun 1:

60.000.000 x 25% = 15.000.000

Tahun 2:

(60.000.000 - 15.000.000) x 25% = 11.250.000

Dan seterusnya.

 Tips Agar Perhitungan Penyusutan Lebih Akurat

Tips Penjelasan
Catat semua bukti pembelian aset Untuk mengetahui harga perolehan yang benar
Tentukan umur ekonomis sesuai jenis aset Gunakan perkiraan umum atau pedoman pajak
Bedakan aset pribadi dan aset bisnis Jangan dicampur agar laporan keuangan valid
Gunakan software pembukuan Supaya otomatis & lebih rapi
Lakukan pencatatan setiap akhir tahun Agar laporan keuangan selalu update

Semakin rapi pencatatannya, semakin mudah Anda mengetahui kondisi bisnis Anda.

 Apa Dampaknya Jika UMKM Tidak Menghitung Penyusutan?

Tanpa penyusutan, bisnis akan mengalami:
❌ Laporan keuangan tidak akurat
❌ Pajak bisa jadi lebih besar
❌ Sulit menentukan kapan harus beli aset baru
❌ Tidak dipercaya investor atau bank

Artinya, bisnis bisa berjalan tanpa arah.

Menghitung penyusutan aset UMKM tidak harus rumit. Selama Anda memahami tiga hal:

  1. Harga perolehan

  2. Nilai sisa

  3. Umur ekonomis

Anda sudah bisa menghitungnya sendiri menggunakan metode garis lurus yang paling mudah.

Dengan perhitungan yang tepat, UMKM bisa lebih profesional, efisien dalam biaya, dan siap berkembang lebih besar.

Intership SMKN 1 Bungo |Mukmainna

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *