Ciri-Ciri Kamu Sedang Mengalami Quarter Life Crisis

Gubuku.id – Quarter life crisis adalah fase krisis emosional yang biasanya dialami oleh orang muda berusia antara 20 hingga 30 tahun. Menurut penelitian yang dipublikasikan di The Guardian (2019), sekitar 86% milenial mengalami masa kebingungan dan stres yang berkaitan dengan masa depan mereka di usia ini.

Pada fase ini, seseorang mulai memikirkan hal-hal besar seperti:

  1. Apakah saya sudah memilih karier yang benar?

  2. Apakah saya akan sukses di masa depan?

  3. Apakah saya sudah cukup bahagia dengan hidup saya sekarang?

Pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah tanda umum seseorang mulai memasuki fase quarter life crisis, di mana masa dewasa awal terasa penuh tekanan untuk mencapai kesuksesan.

Mengapa Quarter Life Crisis Terjadi?

Quarter life crisis biasanya dipicu oleh transisi hidup yang besar, seperti lulus kuliah, mulai bekerja, atau menghadapi tuntutan sosial dan ekonomi.

Menurut Psychology Today (2021), krisis ini muncul karena ketidaksesuaian antara harapan dan realita hidup. Misalnya, dulu kamu berpikir usia 25 sudah bisa punya pekerjaan mapan dan rumah sendiri, tapi kenyataannya justru masih berjuang mencari arah hidup.

Media sosial juga memperparah hal ini. Banyak anak muda merasa tertinggal ketika melihat teman sebaya terlihat lebih sukses, padahal setiap orang memiliki perjalanan hidup berbeda. Hal ini bisa menimbulkan perasaan tidak cukup baik dan kecemasan sosial yang meningkat.

Ciri-Ciri Kamu Sedang Mengalami Quarter Life Crisis

Berikut beberapa tanda umum bahwa kamu sedang mengalami quarter life crisis. Jika kamu merasakan beberapa di antaranya, mungkin sudah saatnya mulai refleksi dan mencari cara untuk menanganinya.

1. Merasa Bingung Tentang Arah Hidup

Salah satu tanda paling umum adalah perasaan bingung dan kehilangan arah. Kamu mungkin merasa tidak tahu apa yang sebenarnya kamu inginkan dalam hidup, baik dalam karier, hubungan, maupun tujuan pribadi.

Menurut Forbes (2022), banyak orang di usia 20-an merasa seperti “tersesat” karena perubahan cepat dalam karier, teknologi, dan ekspektasi sosial. Mereka merasa semua orang sudah tahu jalannya, kecuali diri mereka sendiri.

Jika kamu sering berpikir, “Aku nggak tahu mau jadi apa,” atau “Aku merasa hidupku stagnan,” itu bisa menjadi tanda awal quarter life crisis.

2. Sering Membandingkan Diri dengan Orang Lain

Media sosial membuat kita mudah membandingkan diri dengan orang lain. Kamu melihat teman sudah menikah, punya karier stabil, atau traveling ke luar negeri, sementara kamu masih berjuang dengan kehidupan sehari-hari.

Menurut survei dari LinkedIn (2021), sekitar 67% profesional muda mengaku merasa stres karena membandingkan diri mereka dengan rekan sebaya. Padahal, setiap orang punya waktu dan jalan masing-masing.

Jika kamu merasa sedih atau cemas setelah melihat pencapaian orang lain, ini bisa jadi sinyal kuat bahwa kamu sedang mengalami quarter life crisis.

3. Tidak Puas dengan Pekerjaan

Banyak orang muda merasa pekerjaan mereka tidak sesuai dengan passion atau tujuan hidup. Kamu mungkin merasa bosan, tidak termotivasi, atau bahkan berpikir untuk resign tanpa arah yang jelas.

Baca Juga :  Kiat Mengembangkan Kecerdasan Emosional

Studi oleh The Muse (2020) menyebutkan bahwa lebih dari 60% pekerja muda merasa tidak puas dengan pekerjaan pertamanya dan ingin mencari makna lebih dalam dari karier mereka.

Jika kamu sering berpikir, “Apakah ini pekerjaan yang aku mau seumur hidup?”, atau merasa bekerja hanya demi bertahan hidup, itu bisa jadi tanda kamu berada dalam krisis seperempat abad.

4. Overthinking Tentang Masa Depan

Overthinking adalah gejala umum dari quarter life crisis. Kamu mungkin terlalu memikirkan masa depan hingga membuat diri stres, misalnya soal tabungan, karier, pasangan, atau tempat tinggal.

Menurut Healthline (2022), overthinking yang berlebihan dapat memicu gangguan kecemasan dan menurunkan produktivitas. Kamu jadi sulit tidur, mudah cemas, dan terus merasa takut gagal.

Jika kamu sering merasa cemas setiap kali membayangkan masa depan, cobalah untuk berhenti sejenak dan fokus pada langkah kecil hari ini.

5. Merasa Terisolasi dan Tidak Dipahami

Saat mengalami quarter life crisis, kamu bisa merasa seolah tidak ada yang memahami perasaanmu. Teman-teman terlihat sibuk dengan urusan masing-masing, dan kamu mulai merasa sendirian.

Menurut Verywell Mind (2023), perasaan terisolasi ini muncul karena banyak anak muda merasa “tidak cukup sukses” dibandingkan ekspektasi masyarakat. Mereka jadi menutup diri dan kehilangan semangat bersosialisasi.

Jika kamu merasa jauh dari lingkungan sosial atau sering ingin menyendiri, itu bisa menjadi tanda kamu sedang berada dalam fase krisis ini.

6. Ingin Mengubah Segalanya dalam Hidup

Salah satu tanda paling mencolok adalah dorongan kuat untuk mengubah hidup secara drastis — seperti pindah kota, ganti pekerjaan, atau bahkan memulai hidup baru dari nol.

Menurut penelitian BBC Worklife (2021), banyak orang muda di usia 25–30 melakukan perubahan besar karena merasa kehidupan mereka “tidak seperti yang dibayangkan”. Perubahan ini bisa positif, tapi juga bisa impulsif jika dilakukan tanpa perencanaan matang.

Jika kamu merasa ingin kabur dari rutinitas tanpa tahu arah, mungkin kamu perlu menenangkan diri dan mencari makna dari perubahan itu.

Bagaimana Mengatasinya?

Mengetahui ciri-cirinya saja tidak cukup — kamu juga perlu tahu cara menghadapinya. Berikut langkah-langkah sederhana untuk keluar dari quarter life crisis:

  1. Terima bahwa krisis ini normal.
    Menurut Harvard Business Review (2020), fase ini adalah bagian alami dari perkembangan diri menuju kedewasaan. Jadi, jangan merasa gagal jika kamu sedang berada di titik ini.

  2. Berhenti membandingkan diri dengan orang lain.
    Fokus pada progresmu sendiri, bukan pencapaian orang lain. Ingat, setiap orang punya waktu yang berbeda untuk berkembang.

  3. Tulis tujuan kecil dan realistis.
    Daripada memikirkan 10 tahun ke depan, mulailah dengan target satu bulan ke depan. Langkah kecil bisa membawa perubahan besar.

  4. Bicarakan dengan orang yang dipercaya.
    Berbagi cerita dengan teman, keluarga, atau bahkan konselor bisa membantu kamu melihat situasi dari sudut pandang baru.

  5. Rawat diri dengan baik.
    Istirahat cukup, makan sehat, dan lakukan aktivitas yang kamu sukai. Self-care bukan egois, tapi bentuk cinta diri yang penting saat menghadapi tekanan.

Quarter life crisis bukan tanda kamu gagal, tapi tanda kamu sedang tumbuh dan mencari arah hidup yang lebih bermakna. Fase ini memang berat, tapi bukan akhir dari segalanya. Dengan mengenali ciri-cirinya sejak dini dan berani mencari solusi, kamu bisa melewati masa ini dengan lebih tenang dan matang.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *