Tips Keluar dari Tekanan “Sudah Harus Sukses di Usia Muda”

Gubuku.id – Di era media sosial, kita sering melihat orang lain yang tampak sudah sukses di usia muda — punya bisnis sendiri, karier stabil, bahkan rumah dan mobil pribadi. Akibatnya, banyak orang di usia 20-an merasa tertinggal dan tidak cukup baik. Inilah yang disebut tekanan sosial untuk sukses di usia muda, salah satu pemicu utama quarter life crisis.

Menurut penelitian dari The Guardian (2022), lebih dari 60% anak muda usia 18–30 tahun mengalami stres karena merasa gagal mencapai standar kesuksesan yang ditetapkan masyarakat. Padahal, kesuksesan setiap orang tidak memiliki garis waktu yang sama.

Tekanan ini bisa muncul dari berbagai arah:

  1. Ekspektasi keluarga atau lingkungan,

  2. Perbandingan dengan teman sebaya,

  3. Konten motivasi yang berlebihan di media sosial,

  4. dan rasa takut ketinggalan (fear of missing out atau FOMO).

Jika dibiarkan, perasaan ini bisa membuat seseorang kehilangan arah hidup, minder, bahkan depresi ringan.

Mengapa Tekanan Ini Sangat Berat di Usia 20-an?

Usia 20-an sering disebut sebagai masa transisi dari remaja menuju dewasa. Di fase ini, seseorang mulai menghadapi dunia kerja, tanggung jawab finansial, dan pilihan hidup jangka panjang.

Menurut psikolog Dr. Meg Jay dalam bukunya The Defining Decade (2012), masa usia 20-an adalah waktu penting untuk membangun pondasi kehidupan — tapi bukan berarti harus mencapai kesuksesan besar saat itu juga. Banyak orang salah menafsirkan hal ini dan menganggap bahwa jika belum sukses di usia muda, maka mereka gagal.

Padahal, faktanya menurut data dari Harvard Business Review (2021), rata-rata usia orang mencapai puncak karier justru di usia 40 hingga 50 tahun. Jadi, tidak ada yang salah jika di usia 20-an kamu masih mencari arah hidup.

Tanda-Tanda Kamu Tertekan dengan Ekspektasi “Harus Sukses di Usia Muda”

Berikut beberapa tanda bahwa kamu mungkin sedang berada di bawah tekanan sosial ini:

  1. Selalu membandingkan diri dengan orang lain.
    Setiap kali melihat teman sebaya sukses, kamu langsung merasa gagal.

  2. Sulit merasa cukup.
    Sekalipun sudah punya pekerjaan atau pencapaian, kamu masih merasa kurang.

  3. Cemas berlebihan tentang masa depan.
    Pikiran seperti “nanti kalau umur 30 belum sukses gimana?” sering muncul.

  4. Terlalu sibuk mengejar validasi.
    Kamu lebih fokus agar terlihat sukses di mata orang lain daripada bahagia dengan dirimu sendiri.

Jika kamu mengalami hal-hal di atas, artinya kamu sedang berada dalam tekanan sosial yang tidak sehat — dan perlu mulai belajar keluar darinya.

Tips Keluar dari Tekanan “Sudah Harus Sukses di Usia Muda”1. Sadari Bahwa Waktu Setiap Orang Berbeda

Langkah pertama untuk keluar dari tekanan ini adalah berdamai dengan waktu hidupmu sendiri.
Setiap orang memiliki latar belakang, peluang, dan perjalanan hidup yang unik. Membandingkan dirimu dengan orang lain sama saja seperti membandingkan apel dan jeruk — keduanya berbeda, dan itu tidak apa-apa.

Baca Juga :  Quarter Life Crisis dalam Dunia Kerja: Tantangan Milenial

Menurut Psychology Today (2023), salah satu kunci kebahagiaan adalah berhenti membandingkan diri dengan orang lain. Fokuslah pada progres kecil yang kamu capai setiap hari, bukan pada hasil besar yang dicapai orang lain.

Contoh sederhana:
Jika kamu sedang menabung untuk kuliah lagi, jangan merasa kalah dengan teman yang sudah punya mobil. Kamu sedang berinvestasi pada ilmu — itu juga bentuk kesuksesan.

2. Ubah Definisi Sukses Menjadi Versimu Sendiri

Banyak orang merasa gagal karena mereka menggunakan standar sukses orang lain.
Padahal, sukses tidak harus berarti punya uang banyak atau jabatan tinggi. Bisa jadi sukses bagimu adalah menjadi pribadi yang mandiri, sehat mental, dan punya waktu untuk keluarga.

Menurut studi dari University of Pennsylvania (2020), orang yang mendefinisikan sukses sesuai nilai pribadinya lebih bahagia dan memiliki tingkat stres yang lebih rendah.

Coba tanya dirimu:

“Apa arti sukses buatku?”
“Apakah aku benar-benar ingin hal itu, atau cuma ingin diakui orang lain?”

Jawaban jujur dari pertanyaan itu akan membantu kamu membangun arah hidup yang lebih damai.

3. Kurangi Konsumsi Media Sosial Secara Sadar

Media sosial sering menjadi sumber utama tekanan, karena kita hanya melihat hasil akhir dari perjalanan orang lain — bukan proses panjangnya.

Sebuah laporan dari American Psychological Association (2022) menyebutkan bahwa konsumsi media sosial yang berlebihan dapat meningkatkan rasa cemas dan rendah diri, terutama pada kelompok usia 18–29 tahun.

Cobalah untuk:

  1. Batasi waktu bermain media sosial (misal 1 jam per hari).

  2. Ikuti akun yang memberi energi positif, bukan yang membuat kamu merasa tertinggal.

  3. Gunakan media sosial untuk belajar atau terhubung, bukan membandingkan.

4. Fokus pada Proses, Bukan Hasil

Kesuksesan tidak terjadi dalam semalam. Bahkan mereka yang terlihat sukses di usia muda pun melewati banyak proses panjang yang jarang terlihat.

Psikolog motivasi Angela Duckworth dalam bukunya Grit: The Power of Passion and Perseverance (2016) menjelaskan bahwa ketekunan dan konsistensi jauh lebih menentukan kesuksesan daripada bakat semata.

Jadi, daripada fokus pada hasil akhir (misal “harus kaya sebelum 30”), lebih baik fokus pada proses yang bisa kamu kendalikan setiap hari, seperti:

  1. Disiplin belajar keterampilan baru,

  2. Menabung dengan konsisten,

  3. Menjaga jaringan pertemanan profesional.

Konsistensi kecil setiap hari jauh lebih berarti daripada tekanan untuk sukses cepat.

5. Cintai Diri Sendiri dalam Perjalananmu

Saat kamu terlalu fokus pada pencapaian, sering kali kamu lupa bahwa dirimu sendiri juga butuh dihargai.
Belajarlah untuk self-compassion atau kasih sayang pada diri sendiri.

Menurut riset dari Dr. Kristin Neff (University of Texas, 2019), orang yang menerapkan self-compassion memiliki daya tahan mental lebih kuat saat menghadapi kegagalan. Mereka lebih tenang, sabar, dan tidak mudah menyerah.

Kamu bisa mulai dengan hal sederhana seperti:

  1. Menulis jurnal rasa syukur,

  2. Mengucapkan terima kasih pada diri sendiri,

  3. Memberi waktu istirahat tanpa rasa bersalah.

Tidak Perlu Terburu-Buru untuk Sukses

Tekanan “harus sukses di usia muda” sering kali hanya ilusi sosial yang diperkuat oleh media dan ekspektasi orang lain. Padahal, hidup bukan perlombaan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *