Daftar Isi
Gubuku.id – Pada usia 20-an hingga awal 30-an, seseorang berada di fase pencarian jati diri. Di masa ini, tekanan sosial sangat besar: harus punya pekerjaan tetap, pasangan ideal, dan kehidupan yang “stabil.”
Namun, menurut Psychology Today (2021), tekanan untuk “terlihat berhasil” sering membuat orang bertahan dalam hubungan yang salah demi gengsi atau rasa takut sendirian.
Beberapa alasan mengapa toxic relationship mudah terjadi di masa quarter life crisis antara lain:
-
Takut Kesepian. Banyak orang merasa cemas melihat teman-temannya sudah menikah, sehingga memilih bertahan dalam hubungan yang tidak sehat hanya agar tidak sendiri.
-
Ketergantungan Emosional. Karena sedang tidak stabil, seseorang mencari validasi dari pasangannya untuk merasa berharga.
-
Kurangnya Batasan Diri. Di masa krisis, seseorang mungkin belum benar-benar tahu apa yang dia mau, sehingga mudah dimanipulasi atau diatur.
-
Ingin Punya “Capaian.” Hubungan yang tampak harmonis di media sosial sering dijadikan simbol kesuksesan pribadi, padahal kenyataannya bisa sebaliknya.
Tanda-Tanda Kamu Terjebak dalam Toxic Relationship
Mengenali tanda-tandanya sejak dini sangat penting agar kamu bisa melindungi diri dari dampak emosional yang lebih berat. Berikut tanda-tanda umumnya:
1. Kehilangan Diri Sendiri
Kamu mulai merasa tidak bisa menjadi diri sendiri. Setiap keputusan kecil harus disetujui pasangan, dan kamu takut membuatnya marah.
Menurut Verywell Mind (2022), kehilangan identitas diri adalah salah satu ciri utama hubungan yang tidak sehat karena kamu berhenti tumbuh demi menyenangkan pasangan.
2. Selalu Disalahkan
Apapun masalahnya, kamu yang selalu jadi pihak bersalah. Pasanganmu sulit mengakui kesalahan dan sering memutarbalikkan fakta (gaslighting). Akibatnya, kamu mulai meragukan pikiran sendiri.
3. Kontrol Berlebihan
Pasangan mengatur siapa temanmu, kapan kamu boleh keluar, bahkan memantau media sosialmu.
Sikap ini sering dibungkus dengan kalimat “aku sayang, makanya aku khawatir,” padahal sebenarnya bentuk kontrol dan cemburu yang tidak sehat.
4. Emosi Tidak Stabil
Hubungan terasa seperti roller coaster—hari ini bahagia, besok penuh pertengkaran. Ketidakpastian ini membuatmu kelelahan secara mental.
5. Tidak Ada Dukungan
Di masa quarter life crisis, kamu butuh dukungan emosional. Tapi dalam hubungan beracun, pasangan justru mengecilkan atau meremehkan masalahmu.
Dampak Toxic Relationship terhadap Mental di Masa Quarter Life Crisis
Terjebak dalam hubungan beracun di saat sedang mengalami quarter life crisis dapat memperparah kondisi emosionalmu.
Menurut riset dari American Psychological Association (APA, 2020), hubungan yang penuh tekanan bisa meningkatkan risiko depresi, kecemasan, dan rendah diri.
Beberapa dampak yang sering dirasakan:
-
Kehilangan fokus kerja atau studi. Pikiran terus dipenuhi drama hubungan.
-
Menarik diri dari pertemanan. Pasangan toxic sering membuatmu menjauh dari teman-teman.
-
Sulit percaya pada orang lain. Setelah keluar dari hubungan beracun, butuh waktu lama untuk bisa percaya lagi.
-
Burnout emosional. Kamu merasa lelah, bahkan kehilangan semangat hidup.
Cara Menghadapi dan Keluar dari Toxic Relationship
Berani keluar dari hubungan beracun bukan hal mudah, terutama saat kamu sedang berada di masa krisis hidup. Tapi, langkah ini sangat penting demi kesehatan mentalmu.
Berikut beberapa cara sederhana yang bisa kamu lakukan:
1. Sadari dan Akui Masalahnya
Langkah pertama adalah mengakui bahwa hubunganmu tidak sehat. Banyak orang menyangkal karena takut menghadapi kenyataan. Padahal, kesadaran adalah awal dari pemulihan.
2. Bicarakan dengan Orang yang Kamu Percaya
Ceritakan pada sahabat, keluarga, atau konselor. Menurut BetterHelp (2023), membicarakan masalah hubungan dapat membantu kamu melihat situasi dari sudut pandang yang lebih objektif.
3. Tetapkan Batasan Diri (Boundaries)
Mulailah menetapkan batas yang jelas tentang hal-hal yang tidak bisa ditoleransi, seperti kekerasan verbal, manipulasi, atau kontrol berlebihan.
4. Fokus pada Diri Sendiri
Isi kembali energi dan waktu untuk hal-hal yang kamu sukai. Bangun rutinitas sehat seperti olahraga, journaling, atau belajar hal baru.
5. Pertimbangkan Bantuan Profesional
Jika kamu merasa kesulitan untuk keluar, jangan ragu konsultasi dengan psikolog. Profesional dapat membantumu memahami pola hubunganmu dan memberikan strategi untuk lepas dari ketergantungan emosional.
Persahabatan yang Bisa Membantumu Pulih
Di masa quarter life crisis, teman yang suportif sangat berperan besar. Persahabatan yang sehat bisa menjadi tempat aman untuk berbagi, tanpa takut dihakimi.
Menurut Harvard Study of Adult Development (2022), hubungan pertemanan yang kuat terbukti meningkatkan kesehatan mental dan memperpanjang harapan hidup.
Jika kamu baru saja keluar dari toxic relationship, teman sejati dapat membantu kamu:
-
Mengingatkan nilai dirimu.
-
Menemani saat kamu merasa sendirian.
-
Membantumu kembali percaya bahwa cinta sejati tidak harus menyakitkan.
Menghadapi quarter life crisis saja sudah berat, apalagi jika harus berurusan dengan toxic relationship. Namun, penting diingat bahwa hubungan yang sehat seharusnya membuatmu tumbuh, bukan hancur.
