Daftar Isi
- 1 Apa Itu COA (Chart of Accounts)?
- 2 Fungsi Utama COA untuk UMKM
- 3 a. Membantu Mengatur Catatan Keuangan
- 4 b. Mempermudah Pembuatan Laporan Keuangan
- 5 c. Mengontrol Pengeluaran
- 6 d. Membantu Analisis Bisnis
- 7 Struktur Dasar COA dalam UMKM
- 8 Contoh COA Sederhana untuk UMKM
- 9 Cara Membuat COA untuk UMKM Kamu
- 10 Langkah 1: Tentukan Jenis Bisnis
- 11 Langkah 2: Kelompokkan Akun
- 12 Langkah 3: Beri Kode pada Setiap Akun
- 13 Langkah 4: Gunakan Software Akuntansi (Opsional)
- 14 Manfaat Langsung dari Penggunaan COA dalam Bisnis Kecil
- 15 Tips Agar COA Kamu Tetap Efektif
Gubuku – Dalam menjalankan bisnis, banyak pelaku UMKM fokus pada penjualan dan produksi, tapi sering kali mengabaikan pengelolaan keuangan. Padahal, tanpa catatan keuangan yang jelas, sulit untuk mengetahui apakah bisnis benar-benar untung atau malah rugi.
Salah satu cara paling sederhana untuk menata keuangan bisnis adalah dengan menggunakan COA (Chart of Accounts).
COA membantu kamu mencatat setiap transaksi keuangan secara terstruktur. Dengan begitu, kamu bisa melihat ke mana uang bisnismu mengalir dan dari mana pendapatan datang.
Apa Itu COA (Chart of Accounts)?
COA (Chart of Accounts) atau dalam bahasa Indonesia disebut “Bagan Akun”, adalah daftar yang berisi semua akun atau kategori keuangan yang digunakan oleh bisnis untuk mencatat transaksi.
Bayangkan COA seperti “daftar isi” dari seluruh catatan keuangan bisnis kamu. Setiap transaksi — mulai dari pembelian bahan baku, penjualan, pembayaran gaji, sampai beban listrik — akan dicatat sesuai jenis akunnya.
Dengan adanya COA, kamu bisa mengetahui:
-
Berapa pendapatan yang masuk,
-
Berapa biaya yang keluar,
-
Dan berapa sisa keuntungannya.
Fungsi Utama COA untuk UMKM
Bagi UMKM, COA memiliki beberapa fungsi penting yang bisa membantu bisnis tumbuh lebih terarah:
a. Membantu Mengatur Catatan Keuangan
COA membuat pencatatan keuangan lebih terstruktur. Setiap akun memiliki kode dan nama, sehingga kamu tahu transaksi masuk ke kategori apa — misalnya “Pendapatan Penjualan” atau “Beban Operasional”.
b. Mempermudah Pembuatan Laporan Keuangan
Ketika kamu memiliki COA yang rapi, proses pembuatan laporan seperti Laporan Laba Rugi dan Neraca jadi jauh lebih mudah. Kamu tinggal menarik data dari masing-masing akun.
c. Mengontrol Pengeluaran
Dengan COA, kamu bisa melacak ke mana uang bisnis digunakan. Kalau pengeluaran untuk bahan baku terlalu besar, kamu bisa cepat mengetahuinya dan mencari solusi.
d. Membantu Analisis Bisnis
COA juga memudahkan kamu dalam menganalisis kondisi bisnis. Misalnya, kamu bisa tahu produk mana yang paling banyak menghasilkan keuntungan, atau beban apa yang paling sering membengkak.
Struktur Dasar COA dalam UMKM
Setiap COA biasanya memiliki struktur yang mirip, meskipun bisa disesuaikan dengan kebutuhan bisnis. Berikut adalah contoh kategori utama dalam COA:
-
Aset (Assets)
Segala hal yang dimiliki bisnis dan memiliki nilai ekonomi.
Contohnya: Kas, Piutang Usaha, Persediaan Barang, Peralatan. -
Kewajiban (Liabilities)
Kewajiban atau utang bisnis yang harus dibayar di masa depan.
Contoh: Utang Usaha, Pinjaman Bank, Utang Pajak. -
Modal (Equity)
Nilai kekayaan yang dimiliki pemilik bisnis.
Contoh: Modal Awal, Prive (pengambilan pribadi). -
Pendapatan (Revenue)
Semua pemasukan yang diperoleh dari kegiatan bisnis.
Contoh: Penjualan Produk, Jasa Konsultasi, Pendapatan Bunga. -
Beban (Expenses)
Semua pengeluaran yang dilakukan bisnis untuk operasional.
Contoh: Gaji Karyawan, Sewa Tempat, Listrik, Internet.
Contoh COA Sederhana untuk UMKM
Berikut contoh COA sederhana yang bisa digunakan oleh UMKM bidang perdagangan:
| Kode Akun | Nama Akun | Kategori |
|---|---|---|
| 101 | Kas | Aset |
| 102 | Bank | Aset |
| 201 | Utang Usaha | Kewajiban |
| 301 | Modal Pemilik | Modal |
| 401 | Penjualan Barang Dagang | Pendapatan |
| 501 | Pembelian Barang Dagang | Beban |
| 502 | Gaji Karyawan | Beban |
| 503 | Beban Sewa | Beban |
| 504 | Beban Listrik & Air | Beban |
Dengan struktur seperti ini, setiap transaksi bisa dicatat dengan rapi. Misalnya, saat kamu membeli barang dagangan, transaksi tersebut dicatat ke akun 501 – Pembelian Barang Dagang.
Cara Membuat COA untuk UMKM Kamu
Membuat COA sebenarnya tidak sulit. Berikut langkah-langkah sederhana yang bisa kamu ikuti:
Langkah 1: Tentukan Jenis Bisnis
COA untuk bisnis kuliner tentu berbeda dengan COA untuk jasa desain. Jadi, pastikan kamu menyesuaikannya dengan jenis usaha kamu.
Langkah 2: Kelompokkan Akun
Buat kategori besar seperti Aset, Kewajiban, Modal, Pendapatan, dan Beban.
Langkah 3: Beri Kode pada Setiap Akun
Gunakan kode angka agar mudah dipahami. Misalnya:
-
1xx untuk Aset,
-
2xx untuk Kewajiban,
-
3xx untuk Modal,
-
4xx untuk Pendapatan,
-
5xx untuk Beban.
Langkah 4: Gunakan Software Akuntansi (Opsional)
Kalau kamu ingin lebih praktis, gunakan aplikasi akuntansi seperti Accurate, BukuKas, Jurnal.id, atau Kledo. Aplikasi ini sudah menyediakan template COA yang bisa disesuaikan.
Manfaat Langsung dari Penggunaan COA dalam Bisnis Kecil
Berikut beberapa manfaat nyata yang bisa dirasakan oleh pelaku UMKM:
-
Laporan keuangan jadi lebih cepat dan akurat.
-
Memudahkan kamu saat audit atau evaluasi keuangan.
-
Mengurangi risiko kesalahan pencatatan.
-
Membantu pengambilan keputusan yang lebih tepat.
-
Meningkatkan profesionalisme bisnis di mata investor atau mitra.
Menurut data dari Kementerian Koperasi dan UKM, UMKM yang memiliki pencatatan keuangan rapi cenderung memiliki peluang berkembang 40% lebih besar dibanding yang tidak mencatat sama sekali.
Tips Agar COA Kamu Tetap Efektif
-
Jangan buat terlalu rumit. Gunakan kategori yang benar-benar dibutuhkan.
- Konsisten dalam pencatatan. Gunakan kode akun yang sama setiap kali transaksi.
-
Tinjau ulang setiap 6 bulan. Tambahkan atau hapus akun sesuai kebutuhan bisnis.
-
Gunakan teknologi. Aplikasi akuntansi bisa menghemat waktu dan meminimalkan kesalahan.
COA (Chart of Accounts) adalah dasar penting dalam sistem akuntansi UMKM. Dengan COA, kamu bisa mencatat, mengelola, dan menganalisis keuangan bisnis dengan lebih mudah.
Meskipun terlihat sederhana, COA membantu kamu memahami kondisi bisnis secara menyeluruh — apakah bisnis sedang tumbuh sehat atau butuh perbaikan.
Jadi, jika kamu baru memulai usaha, buatlah COA sejak awal. Anggap ini sebagai “peta keuangan” bisnismu agar setiap rupiah yang keluar dan masuk bisa dipantau dengan baik.
Intership SMKN 1 Bungo |Mukmainna
