Cara Menghitung Laba Bersih UMKM dengan Akurat

{"aigc_info":{"aigc_label_type":0,"source_info":"dreamina"},"data":{"os":"web","product":"dreamina","exportType":"generation","pictureId":"0"},"trace_info":{"originItemId":"7566895264204672264"}}

Gubuku – Sebelum kita menghitung laba bersih, penting untuk tahu dulu apa artinya.
Laba bersih adalah jumlah uang yang tersisa setelah semua biaya dan pengeluaran bisnis dikurangi dari total pendapatan.

Singkatnya:

Laba bersih = Uang yang benar-benar menjadi keuntungan setelah semua biaya dibayar.

Misalnya kamu punya usaha kuliner. Dalam satu bulan kamu mendapat pemasukan Rp10 juta. Tapi setelah dikurangi biaya bahan, sewa tempat, listrik, dan gaji karyawan, tersisa Rp3 juta. Nah, Rp3 juta inilah yang disebut laba bersih.

Mengapa Laba Bersih Penting untuk UMKM?

Banyak pelaku UMKM masih menganggap semua uang masuk sebagai keuntungan. Padahal, belum tentu!
Mengetahui laba bersih sangat penting karena:

  1. Mengetahui apakah bisnis benar-benar untung atau rugi.
    Kadang terlihat ramai pembeli, tapi kalau pengeluaran lebih besar dari pendapatan, bisnis sebenarnya rugi.

  2. Membantu mengambil keputusan.
    Dengan tahu laba bersih, kamu bisa menentukan apakah perlu menaikkan harga, mengurangi biaya, atau mencari cara meningkatkan penjualan.

  3. Menjadi dasar laporan keuangan.
    Laba bersih diperlukan saat kamu ingin mengajukan pinjaman ke bank atau investor. Mereka ingin tahu apakah bisnismu sehat dan menguntungkan.

  4. Untuk perencanaan masa depan.
    Dengan tahu laba bersih setiap bulan, kamu bisa membuat target pertumbuhan dan rencana ekspansi usaha.

Komponen yang Perlu Dihitung dalam Laba Bersih

Sebelum menghitung laba bersih, kamu harus tahu dulu komponen atau bagian yang perlu diperhatikan. Ada tiga hal utama:

a. Pendapatan (Revenue)

Pendapatan adalah total uang yang masuk dari hasil penjualan barang atau jasa dalam periode tertentu.
Contoh:

  1. Penjualan makanan Rp8.000.000

  2. Penjualan minuman Rp2.000.000
    Total pendapatan = Rp10.000.000

b. Biaya Operasional

Ini semua biaya yang dikeluarkan untuk menjalankan usaha, misalnya:

  1. Bahan baku

  2. Sewa tempat

  3. Listrik, air, dan internet

  4. Gaji karyawan

  5. Biaya transportasi

  6. Biaya promosi

Total semua biaya ini nanti dikurangkan dari pendapatan.

c. Pajak dan Biaya Lain

Jika UMKM kamu sudah terdaftar resmi, kamu mungkin perlu menghitung pajak UMKM (biasanya 0,5% dari omzet sesuai aturan pemerintah). Selain itu, jangan lupa biaya tak terduga seperti perbaikan alat atau pembelian perlengkapan.

 Rumus Sederhana Menghitung Laba Bersih

Berikut rumus umum dan mudah dipahami:

Laba Bersih = Pendapatan – (Biaya Operasional + Pajak + Biaya Lainnya)

Contoh:

  1. Pendapatan: Rp10.000.000

  2. Biaya bahan baku: Rp4.000.000

  3. Sewa tempat: Rp1.000.000

  4. Listrik dan air: Rp500.000

  5. Gaji karyawan: Rp1.500.000

  6. Pajak UMKM: Rp50.000

Maka perhitungannya:

Laba Bersih = 10.000.000 – (4.000.000 + 1.000.000 + 500.000 + 1.500.000 + 50.000)
Laba Bersih = 10.000.000 – 7.050.000 = Rp2.950.000

Jadi, laba bersih usahamu bulan itu adalah Rp2.950.000.

 Contoh Kasus Nyata: UMKM Kuliner

Misalnya kamu punya usaha minuman boba bernama “Boba Mantul”. Dalam satu bulan kamu mencatat keuangan seperti ini:

Maka:

Laba Bersih = 12.000.000 – (4.500.000 + 1.200.000 + 400.000 + 2.000.000 + 500.000 + 60.000)
Laba Bersih = 12.000.000 – 8.660.000 = Rp3.340.000

Artinya, dalam sebulan kamu mendapatkan keuntungan bersih sebesar Rp3,34 juta.

 Tips Menghitung Laba Bersih dengan Akurat

Supaya hasil perhitungan laba bersih tidak salah, ikuti tips berikut:

a. Catat Semua Transaksi

Sekecil apa pun transaksi, tulis dan simpan. Jangan hanya mengandalkan ingatan. Gunakan buku catatan keuangan, Excel, atau aplikasi keuangan seperti BukuWarung, Mekari, atau Accurate Lite.

b. Pisahkan Uang Pribadi dan Uang Usaha

Kesalahan terbesar UMKM adalah mencampur uang pribadi dan uang usaha. Ini membuat hasil laba tidak akurat. Buat dua rekening berbeda agar keuangan lebih jelas.

c. Hitung Secara Berkala

Jangan menunggu akhir tahun. Lakukan pencatatan dan perhitungan setiap minggu atau setiap bulan agar kamu tahu kondisi keuangan usahamu secara real-time.

d. Gunakan Software Akuntansi

Kalau usaha mulai berkembang, gunakan software akuntansi sederhana. Misalnya:

  1. Aplikasi BukuKas – cocok untuk pencatatan manual sederhana.

  2. Accurate Online – cocok untuk usaha yang sudah punya karyawan dan stok.

  3. Jurnal.id – bisa otomatis hitung laba rugi dan laporan keuangan.

e. Selalu Sisihkan Dana Darurat

Meskipun laba bersih sudah dihitung, sebaiknya tidak semua digunakan untuk kebutuhan pribadi. Sisihkan 10–20% untuk dana darurat atau modal tambahan.

 Kesalahan yang Sering Terjadi Saat Menghitung Laba Bersih

  1. Tidak mencatat semua biaya kecil.
    Misalnya, uang parkir, bensin, atau biaya kantong plastik. Jika dijumlahkan, ini bisa jadi besar.

  2. Tidak menghitung penyusutan aset.
    Misalnya kulkas, mesin kopi, atau alat masak. Nilai barang ini menurun setiap tahun, dan sebaiknya diperhitungkan.

  3. Lupa pajak atau biaya tambahan.
    Pajak UMKM atau biaya admin transaksi digital juga bisa memengaruhi hasil akhir laba bersih.

  4. Menganggap omzet = laba.
    Ini kesalahan paling umum. Omzet adalah pendapatan kotor, bukan keuntungan bersih.

 Cara Meningkatkan Laba Bersih UMKM

Setelah tahu cara menghitungnya, tentu kamu ingin laba bersihmu terus naik, kan? Berikut beberapa strategi sederhana:

  1. Naikkan harga secara bijak.
    Jangan terlalu besar, tapi sesuaikan dengan kualitas dan nilai produk.

  2. Kurangi biaya operasional yang tidak penting.
    Misalnya, ganti bahan baku dengan yang lebih efisien tapi tetap berkualitas.

  3. Tingkatkan efisiensi kerja.
    Gunakan alat bantu digital atau sistem yang membuat pekerjaan lebih cepat dan hemat waktu.

  4. Perluas promosi online.
    Gunakan media sosial seperti Instagram, TikTok, dan WhatsApp Business untuk menjangkau lebih banyak pelanggan tanpa biaya besar.

Menghitung laba bersih UMKM bukanlah hal rumit jika kamu tahu langkah-langkahnya.
Kuncinya adalah catatan keuangan yang rapi, pemisahan uang pribadi dan usaha, serta pemahaman sederhana tentang pendapatan dan biaya.

Dengan menghitung laba bersih secara rutin dan akurat, kamu akan tahu seberapa besar keuntungan usahamu sebenarnya. Dari sana, kamu bisa membuat keputusan bisnis yang lebih cerdas — apakah perlu menambah modal, menekan biaya, atau bahkan membuka cabang baru.

Intership SMKN 1 Bungo |Mukmainna

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *