Daftar Isi
- 1 Apa Itu Rekonsiliasi Bank?
- 2 Contoh Kasus Sederhana
- 3 Mengapa Rekonsiliasi Bank Penting untuk UMKM?
- 4 Kapan Sebaiknya Rekonsiliasi Bank Dilakukan?
- 5 Langkah-Langkah Melakukan Rekonsiliasi Bank untuk UMKM
- 6 1. Siapkan Dokumen yang Diperlukan
- 7 2. Bandingkan Transaksi Satu per Satu
- 8 3. Identifikasi Selisih atau Perbedaan
- 9 4. Sesuaikan Catatan di Buku Kas
- 10 5. Hitung Ulang Saldo Akhir
- 11 6. Simpan Semua Bukti dan Catatan
- 12 Tips Agar Rekonsiliasi Bank Lebih Mudah
- 13 Contoh Rekonsiliasi Bank Sederhana
- 14 Kesalahan yang Sering Terjadi Saat Rekonsiliasi Bank
Gubuku – Sebagai pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), kamu pasti tahu betapa pentingnya mencatat setiap transaksi keuangan dengan baik. Namun sering kali, catatan keuangan di buku kas atau aplikasi tidak selalu sama dengan laporan mutasi bank. Perbedaan ini bisa terjadi karena berbagai hal, misalnya transaksi belum tercatat, biaya administrasi bank, atau kesalahan input.
Nah, untuk memastikan semua data keuangan benar dan seimbang, kamu perlu melakukan rekonsiliasi bank.
Rekonsiliasi bank adalah proses mencocokkan antara catatan transaksi yang kamu miliki dengan laporan rekening bank, agar tidak ada selisih dan keuangan usaha tetap akurat.
Apa Itu Rekonsiliasi Bank?
Secara sederhana, rekonsiliasi bank berarti membandingkan dua catatan:
-
Catatan transaksi keuangan yang kamu buat (buku kas, jurnal, atau software akuntansi).
-
Laporan mutasi dari pihak bank (rekening koran).
Tujuannya adalah memastikan bahwa saldo akhir di buku kas kamu sama dengan saldo di rekening bank setelah disesuaikan dengan transaksi yang mungkin belum tercatat di salah satu pihak.
Contoh Kasus Sederhana
Misalnya, kamu memiliki saldo akhir di buku kas sebesar Rp10.000.000, tetapi di rekening bank tercatat Rp9.950.000.
Setelah dicek, ternyata ada biaya administrasi bank sebesar Rp50.000 yang belum kamu catat di buku kas.
Nah, setelah menambahkan biaya administrasi itu, saldo jadi sama. Proses inilah yang disebut rekonsiliasi bank.
Mengapa Rekonsiliasi Bank Penting untuk UMKM?
Banyak pelaku UMKM menganggap rekonsiliasi bank hanya perlu dilakukan oleh perusahaan besar, padahal ini penting bagi semua jenis usaha, termasuk yang masih kecil. Berikut beberapa alasannya:
-
Memastikan keuangan akurat
Dengan rekonsiliasi, kamu bisa tahu apakah catatanmu sudah sesuai dengan laporan bank atau ada kesalahan pencatatan. -
Mencegah kecurangan dan kehilangan uang
Jika ada transaksi mencurigakan atau uang yang tidak tercatat, rekonsiliasi bisa membantu mendeteksinya lebih cepat. -
Mempermudah laporan keuangan dan pajak
Catatan yang akurat memudahkan kamu saat membuat laporan keuangan bulanan atau tahunan, termasuk saat menghitung pajak. -
Membantu pengambilan keputusan bisnis
Dengan saldo dan transaksi yang benar, kamu bisa menentukan strategi bisnis yang lebih tepat, seperti kapan harus menambah stok, investasi, atau menekan biaya.
Kapan Sebaiknya Rekonsiliasi Bank Dilakukan?
Idealnya, rekonsiliasi bank dilakukan setiap akhir bulan, terutama bagi UMKM yang aktif bertransaksi.
Namun, kalau transaksi usahamu cukup banyak, kamu juga bisa melakukannya setiap minggu agar tidak menumpuk dan lebih mudah dikontrol.
Melakukan rekonsiliasi secara rutin membuat proses pencatatan keuangan jadi lebih ringan dan cepat.
Langkah-Langkah Melakukan Rekonsiliasi Bank untuk UMKM
Berikut panduan sederhana yang bisa kamu ikuti langkah demi langkah:
1. Siapkan Dokumen yang Diperlukan
Kamu membutuhkan dua data utama:
-
Catatan transaksi internal (buku kas atau laporan keuangan)
Catatan ini bisa dari pembukuan manual, Excel, atau aplikasi akuntansi. -
Laporan rekening koran (bank statement)
Dokumen ini berisi semua transaksi keluar-masuk di rekening bank selama periode tertentu.
Pastikan periode waktunya sama, misalnya bulan Oktober 2025.
2. Bandingkan Transaksi Satu per Satu
Cocokkan semua transaksi antara catatan internal dan laporan bank:
-
Setiap penerimaan uang (setoran atau transfer masuk).
-
Setiap pengeluaran uang (pembayaran atau transfer keluar).
Jika ada transaksi yang hanya muncul di salah satu catatan, tandai dulu untuk dicek lebih lanjut.
3. Identifikasi Selisih atau Perbedaan
Perbedaan bisa muncul karena beberapa alasan, seperti:
-
Biaya administrasi bank belum dicatat di buku kas.
-
Bunga bank belum dimasukkan.
-
Cek atau transfer yang belum cair.
-
Kesalahan input nominal.
-
Transaksi yang terjadi di akhir bulan dan baru tercatat di bank bulan berikutnya.
Catat semua perbedaan ini agar nanti bisa disesuaikan.
4. Sesuaikan Catatan di Buku Kas
Setelah mengetahui perbedaan, lakukan penyesuaian pada catatan keuanganmu:
-
Tambahkan biaya bank atau bunga yang belum tercatat.
-
Koreksi transaksi yang salah input.
-
Hapus transaksi yang ternyata ganda.
Pastikan setiap penyesuaian memiliki bukti transaksi agar tidak menimbulkan kebingungan di kemudian hari.
5. Hitung Ulang Saldo Akhir
Setelah penyesuaian, hitung kembali saldo akhir di buku kas.
Saldo akhir yang sudah disesuaikan harus sama dengan saldo di laporan bank.
Jika masih ada selisih, periksa lagi kemungkinan kesalahan pencatatan.
6. Simpan Semua Bukti dan Catatan
Jangan lupa menyimpan semua dokumen, baik laporan bank maupun hasil rekonsiliasi, untuk keperluan audit atau laporan pajak.
Menyimpan bukti transaksi juga membantu kamu jika nanti perlu melakukan pengecekan ulang.
Tips Agar Rekonsiliasi Bank Lebih Mudah
-
Gunakan satu rekening khusus bisnis.
Jangan campur rekening pribadi dengan rekening usaha agar pencatatannya lebih rapi. -
Gunakan aplikasi akuntansi.
Aplikasi seperti Jurnal.id, Accurate, atau Kledo bisa otomatis melakukan rekonsiliasi dengan laporan bank, sehingga menghemat waktu. -
Cek transaksi setiap hari.
Jika memungkinkan, biasakan mengecek mutasi bank harian agar perbedaan bisa segera diketahui. -
Pisahkan transaksi tunai dan non-tunai.
Catat transaksi tunai (uang fisik) dan non-tunai (transfer bank, QRIS, e-wallet) di kolom berbeda agar lebih mudah dilacak.
Contoh Rekonsiliasi Bank Sederhana
Berikut contoh sederhana agar kamu lebih mudah memahami:
| Keterangan | Buku Kas | Rekening Bank | Selisih | Keterangan |
|---|---|---|---|---|
| Saldo awal | Rp5.000.000 | Rp5.000.000 | – | Sama |
| Penjualan tunai masuk | Rp3.000.000 | Rp3.000.000 | – | Sama |
| Pembelian bahan | Rp1.500.000 | Rp1.500.000 | – | Sama |
| Biaya administrasi bank | – | Rp50.000 | Rp50.000 | Belum dicatat |
| Bunga tabungan | – | Rp5.000 | Rp5.000 | Belum dicatat |
| Saldo akhir setelah rekonsiliasi | Rp6.455.000 | Rp6.455.000 | 0 | Sama |
Dengan contoh di atas, terlihat bahwa setelah menambahkan biaya administrasi dan bunga bank, saldo di buku kas dan rekening bank menjadi seimbang.
Kesalahan yang Sering Terjadi Saat Rekonsiliasi Bank
-
Lupa mencatat biaya administrasi bank.
Biaya kecil tapi sering terlewat karena tidak terlihat di transaksi harian. -
Tidak menyesuaikan waktu transaksi.
Kadang ada transaksi yang dilakukan akhir bulan tapi baru tercatat di bank bulan berikutnya. -
Mencampur rekening pribadi dan bisnis.
Ini salah satu penyebab utama sulitnya rekonsiliasi karena transaksi jadi tidak jelas. -
Tidak menyimpan bukti transaksi.
Tanpa bukti, sulit membuktikan sumber atau tujuan transaksi jika terjadi selisih.
Rekonsiliasi bank memang terlihat rumit, tapi sebenarnya sangat penting untuk menjaga keuangan UMKM tetap sehat dan akurat.
Dengan rutin mencocokkan catatan internal dan laporan bank, kamu bisa mencegah kesalahan pencatatan, kecurangan, serta mempermudah pembuatan laporan keuangan.
Langkah-langkahnya sederhana:
-
Siapkan catatan dan laporan bank.
-
Cocokkan transaksi.
-
Identifikasi perbedaan.
-
Lakukan penyesuaian.
-
Simpan hasil rekonsiliasi.
Dengan cara ini, keuangan usahamu akan lebih transparan, terpercaya, dan siap tumbuh lebih besar.
Intership SMKN 1 Bungo |Mukmainna
