Cara Mengontrol Pengeluaran Bisnis UMKM

Gubuku – Setiap pelaku UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) pasti ingin bisnisnya terus tumbuh. Tapi sering kali, masalah utama yang muncul bukan kurangnya penjualan, melainkan pengeluaran yang tidak terkontrol. Uang hasil penjualan cepat habis tanpa tahu kemana perginya.

Mengontrol pengeluaran adalah langkah penting agar bisnis tetap sehat. Jika pengeluaran tidak diatur, bisnis bisa kehabisan modal, sulit berkembang, bahkan terancam bangkrut. Dalam artikel ini, kita akan membahas cara sederhana dan efektif untuk mengontrol pengeluaran bisnis UMKM tanpa harus menjadi ahli keuangan.

1. Catat Semua Pengeluaran dengan Teliti

Langkah pertama dan paling penting adalah mencatat semua pengeluaran. Banyak pemilik UMKM yang menganggap ini hal sepele, padahal inilah kunci utama dalam mengontrol uang.

Catat setiap uang keluar, sekecil apa pun jumlahnya. Misalnya:

  1. Beli bahan baku

  2. Ongkos kirim

  3. Bayar listrik atau internet

  4. Gaji karyawan

  5. Pembelian alat kecil seperti pulpen atau kantong plastik

Dengan mencatat, kamu bisa melihat dengan jelas ke mana uang bisnis kamu mengalir. Saat ini banyak aplikasi pencatatan keuangan UMKM gratis seperti BukuKas, Kledo, atau Mekari Jurnal yang bisa membantu mencatat otomatis.

Tips: Biasakan mencatat pengeluaran di hari yang sama agar tidak lupa.

2. Pisahkan Uang Pribadi dan Uang Bisnis

Kesalahan umum pelaku UMKM adalah mencampur uang pribadi dan uang bisnis. Akibatnya, sulit mengetahui apakah bisnis benar-benar untung atau justru rugi.

Buka rekening terpisah khusus untuk usaha. Dengan begitu:

  1. Kamu bisa memantau arus kas bisnis lebih mudah.

  2. Tidak khawatir uang bisnis terpakai untuk kebutuhan pribadi.

  3. Laporan keuangan menjadi lebih jelas.

Langkah ini sederhana tapi sangat membantu dalam jangka panjang. Jika modal masih kecil, kamu bisa mulai dari dompet digital terpisah (seperti Dana Bisnis, OVO Bisnis, atau GoPay Bisnis).

3. Buat Anggaran Bulanan

Seperti halnya rumah tangga, bisnis juga perlu rencana pengeluaran bulanan. Anggaran ini berguna untuk membatasi pengeluaran dan memastikan dana digunakan sesuai prioritas.

Misalnya:

  1. Bahan baku: Rp3.000.000

  2. Gaji karyawan: Rp2.000.000

  3. Listrik dan internet: Rp500.000

  4. Promosi online: Rp1.000.000

  5. Dana darurat: Rp500.000

Total: Rp7.000.000

Dengan anggaran seperti itu, kamu bisa langsung tahu berapa batas maksimal pengeluaran. Jika ada kebutuhan mendadak, bisa diambil dari dana darurat, bukan dari pos lain.

4. Evaluasi Pengeluaran Secara Rutin

Setelah mencatat dan membuat anggaran, jangan lupa evaluasi secara berkala — bisa mingguan atau bulanan.

Tanyakan pada diri sendiri:

  1. Apakah pengeluaran sesuai dengan anggaran?

  2. Apakah ada biaya yang bisa dikurangi?

  3. Apakah ada pengeluaran yang tidak memberi dampak besar pada bisnis?

Contohnya, kamu mungkin menemukan bahwa biaya iklan media sosial tidak efektif dan bisa dialihkan ke strategi promosi lain yang lebih murah. Evaluasi rutin membantu kamu mengambil keputusan berdasarkan data, bukan perasaan.

5. Bedakan Pengeluaran Tetap dan Pengeluaran Tidak Tetap

Dalam bisnis, pengeluaran terbagi dua:

  1. Pengeluaran tetap: biaya yang selalu sama setiap bulan, seperti sewa tempat, gaji karyawan, dan langganan internet.

  2. Pengeluaran tidak tetap: biaya yang bisa berubah-ubah, seperti pembelian bahan baku atau biaya promosi.

Baca Juga :  Tips Sukses Bisnis Konveksi Skala Rumahan

Dengan memahami perbedaan ini, kamu bisa lebih mudah mengatur strategi penghematan. Misalnya, fokus mengurangi pengeluaran tidak tetap saat penjualan sedang menurun.

6. Kurangi Biaya yang Tidak Perlu

Setelah kamu tahu pola pengeluaran, mulai identifikasi biaya yang bisa dikurangi. Misalnya:

  1. Gunakan bahan baku lokal yang lebih murah tapi tetap berkualitas.

  2. Manfaatkan media sosial gratis untuk promosi daripada iklan berbayar.

  3. Beli peralatan bekas yang masih layak pakai.

  4. Gunakan energi secara efisien — matikan lampu atau alat listrik yang tidak digunakan.

Tujuannya bukan pelit, tapi efisien. Setiap rupiah yang bisa dihemat berarti menambah peluang bisnis bertahan lebih lama.

7. Negosiasi dengan Pemasok atau Vendor

Banyak pelaku UMKM lupa bahwa harga bukan hal yang mutlak. Kamu bisa menegosiasikan harga dengan pemasok atau vendor, terutama jika sudah menjadi pelanggan tetap.

Misalnya:

  1. Minta potongan harga untuk pembelian dalam jumlah besar.

  2. Cari pemasok alternatif untuk membandingkan harga.

  3. Gunakan sistem pembayaran yang lebih efisien, seperti transfer langsung agar tidak ada biaya tambahan.

Negosiasi yang baik bisa menghemat banyak uang dalam jangka panjang tanpa menurunkan kualitas produk.

8. Gunakan Teknologi untuk Menghemat Waktu dan Biaya

Di era digital, banyak alat dan aplikasi yang bisa membantu UMKM menghemat biaya operasional.

Contohnya:

  1. Gunakan aplikasi akuntansi untuk mencatat dan menghitung otomatis.

  2. Gunakan media sosial sebagai sarana promosi gratis.

  3. Manfaatkan e-commerce untuk menjual produk tanpa harus menyewa toko fisik.

Teknologi membuat bisnis lebih efisien karena mengurangi biaya manual, waktu kerja, dan kesalahan manusia.

9. Siapkan Dana Darurat Bisnis

Dalam bisnis, situasi tak terduga bisa terjadi kapan saja — penjualan turun, harga bahan naik, atau alat rusak. Karena itu, penting untuk memiliki dana darurat bisnis.

Idealnya, dana ini sebesar 10–20% dari total pendapatan bulanan.
Dana darurat berfungsi sebagai pelindung agar bisnis tetap berjalan tanpa harus berutang saat kondisi darurat.

10. Biasakan Membuat Laporan Keuangan Sederhana

Laporan keuangan tidak harus rumit. Buat laporan sederhana berisi:

  1. Total pendapatan

  2. Total pengeluaran

  3. Sisa laba atau rugi

Dengan laporan ini, kamu bisa memantau perkembangan bisnis setiap bulan dan tahu apakah strategi pengeluaran sudah efektif. Banyak template gratis yang bisa kamu unduh di internet atau buat dengan Excel.

Mengontrol pengeluaran bisnis UMKM bukan hal sulit, asal dilakukan secara konsisten dan disiplin.
Langkah-langkah sederhana seperti mencatat pengeluaran, memisahkan uang pribadi, membuat anggaran, dan menggunakan teknologi bisa membuat keuangan usaha lebih sehat.

Ingat, bisnis tidak hanya soal seberapa besar penghasilan, tapi seberapa bijak kamu mengelola pengeluaran.
Dengan pengeluaran yang terkendali, UMKM kamu bisa tumbuh stabil, punya cadangan dana, dan siap menghadapi tantangan di masa depan.

Ringkasan Cepat:

Langkah Tujuan
Catat semua pengeluaran Mengetahui arus uang keluar
Pisahkan uang pribadi dan bisnis Memantau keuntungan dengan jelas
Buat anggaran bulanan Menentukan batas pengeluaran
Evaluasi rutin Menemukan peluang efisiensi
Kurangi biaya tidak perlu Menghemat modal
Gunakan teknologi Efisiensi waktu dan biaya

Dengan menerapkan cara-cara di atas, kamu bisa mengontrol pengeluaran bisnis UMKM secara efektif dan memastikan setiap rupiah bekerja untuk pertumbuhan bisnismu.

Intership SMKN 1 Bungo |Mukmainna

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *