Daftar Isi
- 1 Langkah 1: Kenali Dirimu dan Nilai yang Kamu Percaya
- 2 Langkah 2: Evaluasi Posisi Karier Saat Ini
- 3 Langkah 3: Tentukan Tujuan Karier yang Spesifik dan Realistis
- 4 Langkah 4: Kembangkan Skill Sesuai Tujuan
- 5 Langkah 5: Buat Rencana Aksi dan Jadwal Nyata
- 6 Langkah 6: Terbuka terhadap Perubahan dan Evaluasi Ulang
- 7 Langkah 7: Bangun Dukungan Emosional dan Jaringan Profesional
- 8 Quarter Life Crisis Adalah Awal, Bukan Akhir
Gubuku.id – Tanpa rencana karier, seseorang cenderung berjalan tanpa arah — seperti naik kapal tanpa kompas. Dalam masa quarter life crisis, memiliki rencana bukan berarti hidupmu harus 100% teratur, tetapi membantu kamu memetakan langkah-langkah kecil menuju tujuan besar.
Menurut laman Indeed Career Guide (2023), perencanaan karier membantu kamu:
-
Mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan diri.
-
Menetapkan target realistis berdasarkan situasi saat ini.
-
Mengambil keputusan kerja yang lebih bijak.
-
Mengurangi stres dan rasa tidak pasti terhadap masa depan.
Jadi, bukan hanya soal mencari pekerjaan yang bergaji tinggi, tetapi bagaimana kamu menata karier agar sejalan dengan nilai hidup dan kemampuanmu sendiri.
Langkah 1: Kenali Dirimu dan Nilai yang Kamu Percaya
Langkah pertama dalam membuat rencana karier realistis adalah mengenal diri sendiri. Ini termasuk minat, kepribadian, dan nilai hidup. Tanpa memahami siapa dirimu, kamu akan mudah tergoda mengikuti tren atau tekanan sosial — seperti memilih pekerjaan hanya karena dianggap “prestisius”.
Menurut buku “Designing Your Life” oleh Bill Burnett dan Dave Evans (2016), mengenal diri dapat dimulai dengan:
-
Menulis aktivitas yang membuatmu merasa bersemangat.
-
Mengidentifikasi nilai apa yang kamu pegang (misalnya: stabilitas, kreativitas, kebebasan, atau pengaruh sosial).
-
Memahami gaya kerja yang paling cocok — apakah kamu lebih suka rutinitas atau tantangan baru.
Dengan memahami hal-hal ini, kamu bisa menilai apakah pekerjaan saat ini sejalan dengan dirimu atau perlu melakukan perubahan.
Langkah 2: Evaluasi Posisi Karier Saat Ini
Setelah mengenali diri, langkah berikutnya adalah mengevaluasi posisi kariermu saat ini. Tanyakan pada diri sendiri:
-
Apakah aku masih berkembang di pekerjaan ini?
-
Apakah pekerjaanku sekarang mendukung tujuan jangka panjang?
-
Apakah aku bahagia dengan lingkungan dan budaya kerja saat ini?
Menurut situs Harvard Business Review (2022), banyak orang terjebak di pekerjaan yang tidak lagi menantang karena takut gagal saat pindah karier. Padahal, evaluasi jujur terhadap posisi saat ini adalah kunci untuk tumbuh.
Kamu tidak harus langsung resign, tetapi cobalah buat daftar hal yang ingin kamu ubah. Misalnya, ingin mengasah skill tertentu, mencari peran baru di bidang yang sama, atau mulai mengambil proyek sampingan (freelance) untuk menjajaki peluang baru.
Langkah 3: Tentukan Tujuan Karier yang Spesifik dan Realistis
Tujuan karier yang baik harus SMART — Specific, Measurable, Achievable, Relevant, dan Time-bound. Misalnya:
-
“Aku ingin menjadi supervisor dalam 2 tahun ke depan.”
-
“Aku ingin mempelajari digital marketing agar bisa beralih profesi dalam 1 tahun.”
Menurut Forbes (2023), menetapkan target yang terlalu tinggi bisa memicu stres dan rasa gagal, sedangkan target yang realistis membantu otak fokus pada kemajuan kecil yang nyata.
Jadi, mulailah dengan membuat target jangka pendek (6 bulan–1 tahun) dan jangka panjang (3–5 tahun). Setiap pencapaian kecil adalah bagian penting menuju tujuan besarmu.
Langkah 4: Kembangkan Skill Sesuai Tujuan
Tidak ada rencana karier yang berhasil tanpa pengembangan keterampilan. Di masa quarter life crisis, sering kali penyebab utama kebingungan adalah merasa tidak cukup kompeten atau tertinggal dari teman sebaya.
Data dari World Economic Forum (2024) menyebutkan bahwa 44% pekerja perlu meningkatkan keterampilan digital agar tetap relevan di dunia kerja modern.
Kamu bisa mulai dengan:
-
Mengikuti kursus online gratis di platform seperti Coursera, Skillshare, atau Ruangguru.
-
Belajar langsung dari mentor atau rekan kerja yang lebih berpengalaman.
-
Membangun portofolio kecil untuk menunjukkan kemampuanmu.
Skill bukan hanya soal teknis, tapi juga soft skill seperti komunikasi, empati, manajemen waktu, dan berpikir kritis. Semakin berkembang kemampuanmu, semakin banyak pintu karier yang terbuka.
Langkah 5: Buat Rencana Aksi dan Jadwal Nyata
Setelah tahu arah dan skill yang ingin dikembangkan, buat rencana aksi nyata. Tulis langkah-langkah kecil yang bisa dilakukan setiap minggu. Contohnya:
-
Minggu 1: Menelusuri kursus online tentang desain grafis.
-
Minggu 2: Membuat akun LinkedIn dan memperbarui profil.
-
Bulan 2: Mengikuti webinar dan mulai membangun jaringan profesional.
Menurut MindTools (2023), keberhasilan rencana karier ditentukan oleh consistency, bukan kecepatan. Jadi, buat jadwal mingguan atau bulanan agar progress-mu terukur.
Gunakan aplikasi seperti Notion, Google Calendar, atau Trello untuk memantau langkahmu. Visualisasi kemajuan membuat kamu lebih termotivasi dan tidak mudah menyerah di tengah jalan.
Langkah 6: Terbuka terhadap Perubahan dan Evaluasi Ulang
Rencana karier bukan sesuatu yang kaku. Dunia kerja berubah cepat — industri bisa bergeser, dan minatmu pun bisa berkembang. Karena itu, penting untuk mengevaluasi ulang rencana setiap 6 bulan sekali.
Tanyakan pada diri sendiri:
-
Apakah aku masih merasa tertarik dengan bidang ini?
-
Apakah tujuan awal masih relevan dengan hidupku sekarang?
-
Apakah aku perlu menyesuaikan arah karierku?
Seperti dikatakan oleh psikolog Dr. Meg Jay dalam bukunya “The Defining Decade” (2012), usia 20-an adalah waktu terbaik untuk bereksperimen dan mengambil keputusan yang akan membentuk masa depan. Jadi, jika arahmu berubah, itu bukan kegagalan — melainkan tanda bahwa kamu sedang tumbuh dan belajar memahami diri sendiri.
Langkah 7: Bangun Dukungan Emosional dan Jaringan Profesional
Quarter life crisis tidak harus dihadapi sendirian. Temukan orang-orang yang bisa mendukung perjalanan kariermu — baik teman, mentor, atau komunitas profesional.
Menurut Psychology Today (2023), memiliki jaringan sosial yang positif bisa mengurangi kecemasan dan meningkatkan rasa percaya diri saat menghadapi ketidakpastian hidup.
Kamu bisa bergabung dengan komunitas di bidang yang kamu minati, seperti grup LinkedIn, forum karier, atau event networking lokal. Selain itu, jangan ragu untuk berbicara dengan profesional seperti career coach bila kamu merasa stuck terlalu lama.
Quarter Life Crisis Adalah Awal, Bukan Akhir
Quarter life crisis bukan tanda kegagalan, tapi momen penting untuk menyusun ulang arah hidup dan kariermu. Dengan membuat rencana karier yang realistis, kamu akan lebih siap menghadapi tantangan masa depan.
