Cara Mengatur Arus Kas UMKM agar Bisnis Tidak Bangkrut

{"aigc_info":{"aigc_label_type":0,"source_info":"dreamina"},"data":{"os":"web","product":"dreamina","exportType":"generation","pictureId":"0"},"trace_info":{"originItemId":"7565746399082450183"}}

Gubuku – Banyak UMKM merasa usahanya berjalan baik karena penjualan tinggi setiap hari. Tapi kenyataannya, banyak bisnis bangkrut bukan karena tidak laku, melainkan karena arus kas (cash flow) yang buruk.

Arus kas adalah aliran uang masuk dan uang keluar dalam bisnis.
Jika uang keluar lebih besar daripada uang masuk, usaha bisa kesulitan membayar biaya operasional, beli stok, gaji karyawan, atau bahkan hutang.

Sebagus apa pun bisnis kamu, kalau arus kas tidak diatur dengan baik, maka bisnis bisa berhenti kapan saja.

Cash flow yang sehat = bisnis yang terus hidup dan berkembang.

1. Mulai Dengan Mencatat Semua Transaksi

Kesalahan terbesar UMKM adalah tidak mencatat pemasukan dan pengeluaran.
Akhirnya uang usaha bercampur dengan uang pribadi.

Gunakan pencatatan yang simpel tapi rapi, misalnya:

  1. Buku kas harian

  2. Excel atau Google Sheet

  3. Aplikasi kasir gratis untuk UMKM

Yang harus dicatat:
✅ Setiap penjualan
✅ Pembelian bahan baku
✅ Biaya operasional (listrik, gas, transportasi)
✅ Gaji karyawan
✅ Hutang atau piutang

Tanpa catatan, kamu akan sulit mengontrol arus kas dan menentukan keuntungan yang sebenarnya.

2. Pisahkan Uang Pribadi dan Uang Bisnis

Aturan wajib untuk semua pelaku UMKM:

Jangan pernah campur uang bisnis dengan uang pribadi!

Jika kamu ambil uang usaha untuk keperluan pribadi tanpa catatan, bisnis akan terlihat menguntungkan padahal sebenarnya bisa jadi rugi.

Solusi:

  1. Buat rekening bank khusus usaha

  2. Tentukan gaji pribadi yang tetap

  3. Setiap pengeluaran pribadi wajib dicatat

Dengan cara ini, kamu bisa melihat kondisi keuangan bisnis secara jelas dan nyata.

3. Bedakan Keuntungan dan Arus Kas

Banyak UMKM bingung karena laporan menunjukkan untung, tetapi tidak ada uang yang tersisa.

Kenapa?
Karena keuntungan belum tentu berarti cash flow positif.

Contoh:
Kamu dapat banyak order, tapi semua belum dibayar (piutang).
Atau kamu baru beli peralatan mahal sehingga uang keluar lebih banyak.

Maka penting untuk selalu cek:

  1. Berapa uang tunai yang benar-benar ada

  2. Berapa uang yang belum dibayar pelanggan

Fokus utama UMKM: pastikan uang tunai cukup untuk operasional.

4. Buat Anggaran (Budget) Rutin Bulanan

Dengan anggaran, kamu tahu batas pengeluaran sehingga tidak boros.

Isi dalam anggaran:

  1. Belanja bahan baku

  2. Biaya operasional tetap

  3. Promosi dan pemasaran

  4. Dana darurat usaha

  5. Pembayaran hutang

Jika pengeluaran lebih besar dari yang dianggarkan → potensi cash flow buruk.

Baca Juga :  Cara Menggunakan AI untuk Membantu Usaha Kecil

5. Kendalikan Pengeluaran Operasional

Cash flow sehat bukan cuma soal pemasukan, tapi juga menekan pengeluaran yang tidak perlu.

Cara menghemat:
✔ Cari supplier bahan baku lebih murah tapi berkualitas
✔ Hemat listrik dan gas
✔ Kurangi stok barang yang jarang laku
✔ Optimalkan promosi murah (media sosial)
✔ Pilih peralatan sesuai kebutuhan, bukan keinginan

Setiap rupiah yang bisa dihemat akan memperpanjang napas bisnis.

6. Kelola Stok dengan Cerdas

UMKM kuliner, fashion, dan toko retail sering rugi karena stok berlebihan.

Masalah stok menumpuk:

  1. Uang modal berhenti di barang

  2. Risiko kedaluwarsa (makanan)

  3. Risiko tren berubah (fashion)

Aturan penting:

Beli stok sesuai permintaan pelanggan, bukan berdasarkan perasaan.

Gunakan data penjualan untuk menentukan kebutuhan stok setiap periode.

7. Percepat Uang Masuk (Cash In)

Semakin cepat pelanggan bayar, cash flow semakin sehat.

Tips mempercepat pemasukan:

  1. Beri diskon untuk pembayaran lebih cepat

  2. Gunakan sistem pembayaran digital

  3. Follow up pelanggan yang berhutang

  4. Terapkan DP untuk pemesanan besar

Contoh:
“Jika bayar lunas hari ini, dapat diskon 5%”

Kecil tapi bisa mempercepat perputaran uang bisnis.

8. Atur Pembayaran Hutang dengan Bijak

Jika kamu punya hutang usaha, jangan asal bayar tanpa strategi.
Utamakan:

  1. Jatuh tempo terdekat

  2. Hutang dengan bunga paling besar

Jangan menambah hutang tanpa perhitungan.
Hutang seharusnya menjadi alat untuk berkembang, bukan beban yang menyeret bisnis ke jurang bangkrut.

9. Siapkan Dana Darurat Bisnis

Seperti keuangan pribadi, bisnis juga butuh cash reserve.

Idealnya:
Dana darurat = biaya operasional 3–6 bulan

Manfaat:

  1. Bisa tetap bayar gaji saat penjualan turun

  2. Aman saat ada kenaikan harga bahan baku

  3. Bisnis tetap berjalan saat masa krisis

Banyak UMKM bangkrut bukan karena rugi, tapi karena tidak siap menghadapi keadaan darurat.

10. Evaluasi Cash Flow Secara Berkala

Setidaknya 1 kali sebulan, cek kondisi arus kas:

  1. Apakah uang masuk lebih besar?

  2. Kenapa pengeluaran naik?

  3. Produk mana yang paling untung?

  4. Apakah target penjualan tercapai?

Jika ada masalah, segera ambil tindakan sebelum terlambat.

Laporan cash flow adalah alarm untuk menyelamatkan bisnis dari kebangkrutan.

 Arus Kas Sehat = Bisnis Tumbuh Berkelanjutan

Mengatur arus kas bukan hal rumit, hanya perlu konsisten.
Ringkasnya:

Langkah Utama Tujuannya
Catat semua transaksi Tahu kondisi keuangan nyata
Pisahkan uang pribadi & bisnis Hindari kebocoran uang
Kontrol pengeluaran Biaya lebih efisien
Kelola stok Modal tidak tertahan
Percepat pemasukan Bisnis punya cukup uang tunai
Evaluasi rutin Cegah kebangkrutan

Jika cash flow terjaga, kamu bisa:
✅ Gaji diri sendiri dengan tenang
✅ Nambah karyawan
✅ Buka cabang usaha
✅ Ikut tender atau event besar

Cash flow bukan sekadar angka. Itu adalah napas utama UMKM untuk terus hidup dan berkembang.

Interhip SMKN 1 Bungo |Mukmainna

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *