Cara Menentukan Harga Pokok Penjualan (HPP) untuk UMKM

{"aigc_info":{"aigc_label_type":0,"source_info":"dreamina"},"data":{"os":"web","product":"dreamina","exportType":"generation","pictureId":"0"},"trace_info":{"originItemId":"7565755253560249607"}}

Gubuku Banyak pelaku UMKM hanya menebak-nebak harga jual produk.
Akibatnya:
❌ Untung terasa kecil atau justru rugi
❌ Pelanggan merasa harganya terlalu mahal
❌ Keuangan bisnis tidak jelas

Untuk menghindari hal itu, kamu harus paham konsep HPP (Harga Pokok Penjualan).
HPP adalah biaya total yang dikeluarkan untuk memproduksi dan menjual satu produk.

Dengan menghitung HPP secara benar:
✅ Kamu bisa menetapkan harga jual yang tepat
✅ Bisnis lebih stabil dan menguntungkan
✅ Tidak panik saat harga bahan baku naik

Yuk, kita pelajari dengan bahasa paling sederhana!

1. Apa itu HPP?

Harga Pokok Penjualan (HPP) adalah total biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan suatu produk hingga siap dijual.

Biaya tersebut mencakup:

  1. Bahan baku (misalnya tepung, kain, kertas)

  2. Tenaga kerja langsung (orang yang ikut membuat produk)

  3. Biaya overhead (biaya lain seperti listrik, gas, kemasan)

Jadi, semua pengeluaran yang berhubungan langsung dengan produksi — masuk ke HPP.

Contoh sederhana:

Kamu bikin 1 kotak brownies.
Semua biaya untuk membuat brownies itu adalah HPP.

2. Mengapa UMKM Wajib Menghitung HPP?

HPP sangat penting karena menjadi dasar untuk menentukan harga jual.

Jika salah menghitung HPP:

  1. Bisa menjual di bawah modal

  2. Untung hanya “kelihatannya saja”

  3. Bisnis sulit berkembang

Manfaat menghitung HPP dengan benar:
✅ Tahu jumlah keuntungan per produk
✅ Mudah merencanakan skala produksi
✅ Bisa menyesuaikan harga saat bahan naik
✅ Usaha lebih profesional

Bisnis bukan sekadar rame pembeli, tapi harus jelas keuntungannya!

3. Komponen HPP yang Harus Kamu Hitung

Untuk UMKM, biasanya ada 3 komponen utama:

✅ A. Biaya Bahan Baku (BBB)

Semua bahan utama yang digunakan untuk membuat produk.

Contoh untuk usaha kuliner:

  1. Tepung

  2. Telur

  3. Coklat

  4. Gula

Contoh untuk usaha fashion:

  1. Kain

  2. Benang

  3. Kancing

✅ B. Biaya Tenaga Kerja Langsung (BTK)

Upah untuk tenaga yang terlibat langsung dalam proses produksi.

Misalnya:

  1. Karyawan dapur

  2. Penjahit

  3. Pembuat kerajinan

Kalau kamu bekerja sendiri, hitung juga nilai waktu kerja kamu sebagai biaya tenaga.

✅ C. Biaya Overhead

Biaya pendukung produksi, seperti:

  1. Listrik

  2. Gas / kompor

  3. Air

  4. Kemasan

  5. Penyusutan alat (misalnya mixer, oven, mesin jahit)

4. Rumus Menghitung HPP Sederhana untuk UMKM

Untuk menghitung HPP satu produk, gunakan formula ini:

📌 Rumus HPP:

Baca Juga :  Cara Menghadapi Kompetitor dengan Cara Elegan

HPP = (Biaya Bahan Baku + Tenaga Kerja + Overhead) : Jumlah Produk

Contoh sederhana:
Kamu bikin 50 kotak brownies.

  1. Bahan baku total: Rp300.000

  2. Tenaga kerja: Rp100.000

  3. Overhead: Rp50.000

👉 Total biaya produksi = Rp300.000 + Rp100.000 + Rp50.000
👉 Total = Rp450.000

Maka HPP per produk:
➡ Rp450.000 ÷ 50 = Rp9.000 per kotak

Artinya, modal 1 kotak brownies adalah Rp9.000.

5. Menentukan Harga Jual dari HPP

Kalau HPP sudah didapatkan, sekarang tentukan margin keuntungan.

Untuk UMKM kuliner biasanya margin:

  1. 30% – 50% = standar

  2. 100% = jika produk premium dan unik

📌 Rumus harga jual:

Harga Jual = HPP + (HPP × Persentase Laba)

Contoh:
Jika HPP brownies = Rp9.000
Kamu ingin untung 50%

Hitung:
50% dari Rp9.000 = Rp4.500
Harga Jual = Rp9.000 + Rp4.500
➡ Harga jual = Rp13.500 dibulatkan bisa jadi Rp14.000

6. Tips Agar HPP Tetap Stabil

Agar modal tidak membengkak, lakukan hal ini:

✅ Beli bahan baku grosir
✅ Hindari pemborosan bahan
✅ Gunakan alat hemat energi
✅ Pilih kemasan bagus tapi tetap terjangkau
✅ Evaluasi harga secara berkala

Ketika harga bahan baku naik, update kembali HPP kamu ya!
Jangan tetap pakai harga lama kalau sudah tidak menguntungkan.

7. Contoh Lain Perhitungan HPP (Usaha Minuman Kekinian)

Misalnya: Kamu jual Es Coklat Literan

Bahan baku per batch (10 botol):

  1. Coklat bubuk: Rp50.000

  2. Susu: Rp30.000

  3. Gula: Rp10.000

  4. Botol: Rp25.000

Total bahan = Rp115.000
Tenaga kerja per batch = Rp30.000
Overhead = Rp15.000

Total biaya produksi = Rp160.000

HPP:
➡ Rp160.000 ÷ 10 = Rp16.000 per botol

Kalau ingin untung 40%:
➡ 40% dari 16.000 = 6.400
➡ Harga jual = Rp22.500 (bisa dibulatkan Rp23.000)

8. Gunakan Alat Sederhana untuk Mencatat HPP

Agar mudah mengontrol keuangan:

  1. Catat semua biaya setiap produksi

  2. Gunakan aplikasi pencatatan UMKM seperti:

    • BukuWarung

    • Majoo

    • Kasir Pintar

    • Google Sheet sederhana

Dengan catatan rapi, kamu bisa tahu:
✅ Produk mana yang paling untung
✅ Mana yang membuat rugi
✅ Kapan harus menaikkan harga

9. Kesalahan yang Sering Dilakukan UMKM Saat Hitung HPP

Hindari kesalahan ini:

❌ Tidak memasukkan biaya tenaga kerja
❌ Mengabaikan biaya gas & listrik
❌ Menggunakan harga asal tebak
❌ Tidak menghitung kemasan
❌ Tidak mencatat biaya dengan detail

Kesalahan kecil dalam pencatatan bisa membuat bisnis rugi diam-diam!

Menentukan Harga Pokok Penjualan (HPP) adalah bagian penting agar UMKM:
✅ Mendapat keuntungan yang jelas
✅ Bisa berkembang lebih besar
✅ Tidak terjebak rugi tanpa disadari

Langkah utama menghitung HPP:
1️⃣ Hitung biaya bahan baku
2️⃣ Hitung tenaga kerja langsung
3️⃣ Tambahkan biaya overhead
4️⃣ Bagi total biaya dengan jumlah produk
5️⃣ Tambahkan margin untuk menentukan harga jual

Mulai sekarang, jangan hanya “ikut harga pasar”.
Tetapkan harga jual berdasarkan perhitungan yang benar agar bisnis kamu makin maju!

Intership SMKN 1 Bungo |Mukmainna

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *