Daftar Isi
- 1 1. Pahami Tujuan Promosi Kamu
- 2 2. Tentukan Persentase Anggaran dari Pendapatan
- 3 3. Pisahkan Jenis Biaya Promosi
- 4 4. Sesuaikan dengan Target Pasar
- 5 5. Uji Coba dan Evaluasi Promosi
- 6 6. Manfaatkan Promosi Gratis dan Organik
- 7 7. Gunakan Tools Digital untuk Menghemat Biaya
- 8 8. Hindari Kesalahan Umum dalam Menentukan Anggaran Promosi
- 9 9. Buat Kalender Promosi Tahunan
- 10 10. Pantau dan Evaluasi Secara Berkala
Gubuku – Setiap pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) pasti ingin bisnisnya dikenal banyak orang dan mendapatkan pelanggan baru. Salah satu cara paling efektif untuk mencapai hal itu adalah melalui promosi.
Namun, banyak pelaku usaha bingung ketika harus menentukan berapa besar anggaran promosi yang ideal. Terlalu kecil, promosi tidak terasa hasilnya. Terlalu besar, malah membebani keuangan usaha.
Jadi, bagaimana caranya menentukan anggaran promosi yang pas — tidak terlalu boros tapi tetap efektif?
Yuk, kita bahas langkah-langkah dan tips sederhananya dalam artikel ini.
1. Pahami Tujuan Promosi Kamu
Langkah pertama yang wajib dilakukan sebelum menentukan anggaran adalah menentukan tujuan promosi.
Promosi tidak selalu harus tentang meningkatkan penjualan secara langsung. Bisa juga untuk:
-
Meningkatkan brand awareness (agar orang lebih mengenal merek kamu)
-
Mempromosikan produk baru
-
Menarik pelanggan ke toko online atau offline
-
Mengumpulkan data pelanggan potensial
-
Membangun loyalitas pelanggan lama
Setiap tujuan membutuhkan pendekatan dan biaya yang berbeda.
👉 Contoh:
Kalau kamu ingin memperkenalkan produk baru, maka promosi awalnya mungkin lebih besar untuk iklan dan influencer. Tapi kalau tujuannya menjaga pelanggan lama, promosi bisa berupa diskon khusus atau program loyalitas yang biayanya lebih kecil.
2. Tentukan Persentase Anggaran dari Pendapatan
Cara paling umum dan praktis dalam menentukan anggaran promosi adalah dengan mengambil persentase dari total pendapatan atau omzet.
Secara umum:
-
Untuk UMKM baru: 5–10% dari pendapatan bulanan
-
Untuk UMKM yang ingin tumbuh cepat: bisa sampai 15%
-
Untuk bisnis yang sudah stabil: sekitar 3–5% sudah cukup
👉 Contoh perhitungan sederhana:
Jika omzet bulanan kamu Rp20 juta, maka:
- 5% = Rp1.000.000 untuk promosi bulanan
-
10% = Rp2.000.000 untuk promosi yang lebih agresif
Dengan cara ini, anggaran promosi tetap seimbang dengan pendapatan bisnis kamu.
3. Pisahkan Jenis Biaya Promosi
Setelah tahu berapa total anggaran yang bisa digunakan, langkah berikutnya adalah membagi biaya promosi berdasarkan kebutuhan.
Biasanya, biaya promosi terbagi menjadi:
-
Promosi digital: iklan media sosial, Google Ads, influencer, konten video, atau website.
-
Promosi offline: brosur, spanduk, event lokal, atau sponsor kegiatan.
-
Promosi pelanggan: potongan harga, voucher, cashback, atau hadiah pembelian.
Pisahkan anggaran sesuai prioritas. Misalnya, kalau target pelanggan kamu aktif di media sosial, maka alokasikan lebih banyak untuk promosi digital dibanding brosur cetak.
4. Sesuaikan dengan Target Pasar
Menentukan anggaran promosi tidak bisa lepas dari siapa target pasar kamu.
Kalau produk kamu menyasar anak muda, maka promosi di TikTok dan Instagram akan lebih efektif.
Namun jika produkmu untuk kalangan orang tua atau profesional, Facebook dan WhatsApp Business bisa lebih tepat.
Dengan memahami target pasar, kamu bisa fokus pada media yang paling relevan, sehingga uang promosi tidak terbuang sia-sia.
5. Uji Coba dan Evaluasi Promosi
Banyak pelaku UMKM langsung menghabiskan seluruh anggaran promosi tanpa mengukur hasilnya. Padahal, langkah paling penting adalah melakukan uji coba (trial and error).
Coba lakukan promosi kecil dulu, misalnya iklan Rp100.000 di Instagram selama seminggu. Setelah itu, lihat hasilnya:
-
Apakah ada peningkatan kunjungan ke toko?
-
Apakah penjualan naik?
-
Apakah banyak yang menyimpan atau berinteraksi dengan postingan kamu?
Jika hasilnya bagus, lanjutkan dan tingkatkan anggarannya. Tapi kalau tidak efektif, ganti strategi promosi tanpa harus rugi besar.
👉 Kuncinya: Jangan takut mencoba, tapi pastikan setiap promosi bisa diukur hasilnya.
6. Manfaatkan Promosi Gratis dan Organik
Tidak semua promosi harus mengeluarkan biaya besar. Banyak cara gratis atau murah yang tetap bisa efektif jika dilakukan dengan konsisten.
Beberapa contohnya:
-
Gunakan media sosial secara aktif (posting foto produk, testimoni, atau behind-the-scenes).
-
Gabung komunitas online di Facebook atau WhatsApp yang sesuai dengan produkmu.
-
Minta pelanggan puas untuk membagikan ulasan atau foto produk di akun mereka.
-
Kolaborasi dengan UMKM lain agar bisa saling promosi.
Promosi organik seperti ini tidak membutuhkan banyak biaya, hanya butuh waktu dan kreativitas.
7. Gunakan Tools Digital untuk Menghemat Biaya
Sekarang sudah banyak alat digital gratis atau murah yang bisa membantu promosi kamu lebih efisien.
Beberapa contoh tools yang bisa digunakan:
-
Canva → untuk membuat desain promosi dan poster menarik.
-
Meta Ads Manager → untuk mengatur iklan di Facebook & Instagram dengan mudah.
-
Google My Business → agar usahamu muncul di pencarian Google lokal.
-
Mailchimp atau WhatsApp Business API → untuk promosi langsung ke pelanggan lama.
Dengan memanfaatkan alat ini, kamu bisa menghemat biaya jasa desain atau iklan, tapi tetap terlihat profesional.
8. Hindari Kesalahan Umum dalam Menentukan Anggaran Promosi
Beberapa kesalahan umum yang sering dilakukan UMKM:
-
Tidak punya rencana promosi yang jelas. Akibatnya, uang habis tapi hasil tidak maksimal.
-
Mengandalkan satu jenis promosi saja. Padahal pasar berbeda-beda dan butuh pendekatan beragam.
-
Tidak menghitung ROI (Return on Investment).
Kamu harus tahu, apakah Rp500.000 yang dikeluarkan untuk iklan menghasilkan penjualan lebih besar atau tidak. -
Tidak menyesuaikan dengan musim. Misalnya, menjelang Ramadan atau akhir tahun, permintaan naik — jadi anggaran promosi bisa ditingkatkan.
Dengan menghindari kesalahan ini, kamu bisa membuat promosi lebih efisien dan tepat sasaran.
9. Buat Kalender Promosi Tahunan
Untuk mengatur anggaran promosi dengan lebih baik, buatlah kalender promosi tahunan.
Isi kalender dengan:
-
Jadwal promosi musiman (misal: Ramadan, Lebaran, Natal, Tahun Baru)
-
Tanggal diskon atau promo besar
-
Jadwal peluncuran produk baru
-
Momen tertentu seperti Hari UMKM Nasional atau Harbolnas (11.11, 12.12)
Dengan cara ini, kamu bisa menyebar anggaran promosi secara merata sepanjang tahun, tidak langsung habis di satu waktu saja.
10. Pantau dan Evaluasi Secara Berkala
Menentukan anggaran promosi bukan pekerjaan sekali jadi. Kamu perlu memantau hasil dan mengevaluasi secara berkala, misalnya setiap bulan atau setiap kampanye selesai.
Buat laporan sederhana:
-
Berapa biaya yang dikeluarkan?
-
Berapa banyak pelanggan baru yang datang?
-
Berapa peningkatan omzet selama promosi?
Dari situ, kamu bisa menilai apakah anggaran promosi perlu dinaikkan, dikurangi, atau dialihkan ke media lain.
👉 Contoh: Jika iklan di Facebook tidak efektif tapi posting di TikTok banyak menghasilkan pelanggan, maka pindahkan sebagian dana promosi ke TikTok.
Menentukan anggaran promosi untuk UMKM tidak harus rumit. Kuncinya adalah menyesuaikan dengan tujuan, pendapatan, dan kondisi pasar.
Langkah sederhananya bisa diringkas seperti ini:
-
Tentukan tujuan promosi.
-
Ambil persentase wajar dari pendapatan (5–10%).
-
Pisahkan jenis biaya promosi (digital, offline, pelanggan).
-
Fokus pada target pasar yang tepat.
-
Lakukan uji coba dan evaluasi hasilnya.
-
Manfaatkan promosi gratis dan alat digital.
Dengan strategi ini, kamu tidak hanya menghemat biaya, tapi juga bisa memastikan setiap rupiah yang kamu keluarkan untuk promosi benar-benar memberi hasil nyata.
Intership SMKN 1 Bungo |Mukmainna
