Cara Menyusun Laporan Keuangan untuk Investor UMKM

Gubuku – Bagi pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), laporan keuangan bukan hanya sekadar catatan angka, tapi juga alat penting untuk menunjukkan kinerja bisnis. Investor biasanya ingin melihat laporan keuangan sebelum menanamkan modal. Dengan laporan keuangan yang rapi dan jelas, investor bisa menilai apakah bisnis kamu sehat, menguntungkan, dan layak untuk dibiayai.

Masalahnya, banyak pelaku UMKM yang masih bingung cara membuat laporan keuangan yang baik. Tenang, di artikel ini kamu akan belajar langkah demi langkah cara menyusun laporan keuangan untuk investor UMKM dengan bahasa paling sederhana.

1. Mengapa Laporan Keuangan Penting untuk Investor?

Investor butuh bukti, bukan janji.
Mereka ingin melihat bagaimana kondisi keuangan bisnismu secara nyata. Laporan keuangan membantu mereka menilai:

  1. Apakah bisnis kamu untung atau rugi

  2. Bagaimana arus kas masuk dan keluar

  3. Aset dan utang yang dimiliki

  4. Seberapa efisien kamu mengelola uang

Tanpa laporan keuangan yang jelas, investor akan ragu. Bahkan bisnis yang sebenarnya bagus bisa kehilangan peluang hanya karena tidak punya laporan keuangan yang tertata.

Selain itu, laporan keuangan juga membantu kamu sendiri untuk:

  1. Mengetahui kondisi bisnis secara akurat

  2. Mengatur pengeluaran dan pendapatan

  3. Mengambil keputusan dengan data, bukan perasaan

2. Jenis Laporan Keuangan yang Dibutuhkan Investor

Secara umum, ada 4 jenis laporan keuangan utama yang biasanya ingin dilihat investor UMKM. Berikut penjelasannya secara sederhana:

a. Laporan Laba Rugi

Laporan ini menunjukkan berapa pendapatan dan biaya dalam periode tertentu (misalnya sebulan atau setahun).
Isinya:

  1. Pendapatan dari penjualan

  2. Harga pokok penjualan (HPP)

  3. Biaya operasional (gaji, listrik, sewa, dll)

  4. Laba bersih (pendapatan – total biaya)

Investor bisa melihat apakah bisnismu menghasilkan keuntungan dan apakah tren keuntungannya meningkat dari waktu ke waktu.

b. Neraca (Balance Sheet)

Neraca menggambarkan posisi keuangan bisnismu pada waktu tertentu.
Ada tiga komponen utama:

  1. Aset: apa saja yang kamu miliki (uang kas, peralatan, stok barang)

  2. Liabilitas: apa yang kamu hutang (utang ke pemasok, pinjaman bank)

  3. Modal: selisih antara aset dan liabilitas (milik pemilik usaha)

Investor akan melihat seberapa kuat posisi keuangan bisnismu dari neraca ini.

c. Laporan Arus Kas (Cash Flow)

Laporan ini menunjukkan aliran uang masuk dan keluar selama periode tertentu.
Ada tiga jenis arus kas:

  1. Operasional: kegiatan utama bisnis (penjualan dan biaya harian)

  2. Investasi: pembelian aset atau peralatan

  3. Pendanaan: pinjaman, modal baru, atau pembayaran utang

Investor akan memperhatikan apakah bisnis kamu punya arus kas positif, artinya lebih banyak uang masuk daripada keluar.

d. Laporan Perubahan Modal

Laporan ini menunjukkan perubahan modal pemilik bisnis dalam periode tertentu, misalnya karena tambahan investasi, laba bersih, atau pengambilan uang pribadi.

3. Langkah-Langkah Menyusun Laporan Keuangan untuk UMKM

Berikut panduan sederhana yang bisa kamu ikuti:

Baca Juga :  Langkah Pembukuan UMKM untuk Menghadapi Pemeriksaan Pajak

Langkah 1: Catat Semua Transaksi

Setiap uang masuk dan keluar harus dicatat.
Misalnya:

  1. Penjualan produk

  2. Pembelian bahan baku

  3. Gaji karyawan

  4. Pembayaran listrik

Kamu bisa mencatat manual di buku kas, Excel, atau menggunakan aplikasi akuntansi seperti Jurnal.id, BukuKas, atau Kledo yang sudah banyak dipakai UMKM.

Langkah 2: Pisahkan Uang Pribadi dan Uang Bisnis

Ini adalah kesalahan paling umum pelaku UMKM.
Kalau uang pribadi dan bisnis bercampur, laporan keuangan jadi kacau.
Buka rekening khusus bisnis agar pencatatan lebih mudah dan transparan.

Langkah 3: Kelompokkan Transaksi

Setelah semua transaksi tercatat, kelompokkan sesuai kategori:

  1. Pendapatan

  2. Biaya operasional

  3. Aset (barang, mesin, kendaraan)

  4. Utang dan kewajiban

Dengan pengelompokan ini, kamu bisa lebih mudah menyusun laporan keuangan.

Langkah 4: Buat Laporan Laba Rugi

Dari catatan transaksi tadi, susun laporan laba rugi sederhana.
Contoh:

Keterangan Jumlah (Rp)
Pendapatan Penjualan 50.000.000
HPP 20.000.000
Biaya Operasional 10.000.000
Laba Bersih 20.000.000

Laporan ini langsung menunjukkan berapa keuntungan bisnis kamu.

Langkah 5: Susun Neraca

Masukkan data aset, utang, dan modal.

Komponen Jumlah (Rp)
Aset (Kas, Stok, Peralatan) 100.000.000
Utang 30.000.000
Modal 70.000.000

Rumusnya sederhana:
Aset = Utang + Modal

Langkah 6: Buat Laporan Arus Kas

Catat aliran kas masuk dan keluar agar tahu kondisi keuangan sebenarnya.

Contoh:

  1. Kas Masuk: Penjualan Rp50.000.000

  2. Kas Keluar: Biaya Operasional Rp10.000.000, Pembelian Barang Rp20.000.000

  3. Sisa Kas: Rp20.000.000

Langkah 7: Gunakan Aplikasi untuk Mempermudah

Kalau kamu ingin praktis, banyak aplikasi laporan keuangan UMKM yang bisa otomatis menghitung laba rugi dan arus kas.
Contohnya:

  1. BukuWarung

  2. Mekari Jurnal

  3. Kledo

  4. Accurate Lite

Dengan aplikasi ini, kamu tinggal input transaksi, dan laporan langsung jadi otomatis.

4. Tips Agar Laporan Keuangan Menarik di Mata Investor

Berikut beberapa tips agar laporanmu terlihat profesional:

  1. Gunakan format yang konsisten. Misalnya laporan bulanan dengan tampilan tabel yang rapi.

  2. Cantumkan tren dan grafik. Investor suka data visual, misalnya grafik penjualan naik tiap bulan.

  3. Sertakan penjelasan singkat. Jelaskan faktor yang mempengaruhi laba atau arus kas.

  4. Tunjukkan efisiensi dan pertumbuhan. Misalnya biaya operasional turun 10%, tapi penjualan naik 20%.

  5. Transparan soal utang dan risiko. Investor lebih suka bisnis yang jujur daripada laporan yang dibuat-buat.

5. Kesalahan Umum dalam Menyusun Laporan Keuangan UMKM

Beberapa hal berikut perlu kamu hindari:

  1. Tidak mencatat transaksi kecil (padahal bisa menumpuk)

  2. Mencampur uang pribadi dan bisnis

  3. Tidak membuat laporan secara rutin

  4. Mengandalkan ingatan tanpa bukti transaksi

  5. Tidak melakukan pengecekan ulang

Kesalahan seperti ini membuat laporan keuangan jadi tidak akurat dan bisa menurunkan kepercayaan investor.

6. Contoh Format Laporan Keuangan UMKM Sederhana

Nama Usaha: Kopi Nusantara
Periode: Januari 2025

Laporan Laba Rugi

Keterangan Jumlah (Rp)
Pendapatan Penjualan 30.000.000
Harga Pokok Penjualan 12.000.000
Biaya Operasional 6.000.000
Laba Bersih 12.000.000

Neraca

Komponen Jumlah (Rp)
Aset (Kas + Peralatan + Stok) 50.000.000
Utang 10.000.000
Modal 40.000.000

Arus Kas

Aktivitas Jumlah (Rp)
Kas Masuk 30.000.000
Kas Keluar 18.000.000
Sisa Kas 12.000.000

Laporan sederhana seperti ini sudah cukup untuk menunjukkan transparansi dan kinerja usaha kamu.

Menyusun laporan keuangan untuk investor UMKM tidak harus sulit. Dengan pencatatan yang rutin, format sederhana, dan kejujuran data, kamu bisa membuat laporan yang meyakinkan.
Investor akan lebih percaya jika melihat bisnis yang tertata dan transparan. Jadi, mulai dari sekarang, biasakan mencatat setiap transaksi dan buat laporan keuangan secara rutin.

Ingat, laporan keuangan bukan cuma untuk investor — tapi juga untuk kamu sendiri agar bisnis bisa tumbuh lebih sehat dan terarah.

Intership SMKN 1 Bungo |Mukmainna

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *