Daftar Isi
- 1 1. Mengapa Laporan Keuangan Penting untuk Investor?
- 2 2. Jenis Laporan Keuangan yang Dibutuhkan Investor
- 3 a. Laporan Laba Rugi
- 4 b. Neraca (Balance Sheet)
- 5 c. Laporan Arus Kas (Cash Flow)
- 6 d. Laporan Perubahan Modal
- 7 3. Langkah-Langkah Menyusun Laporan Keuangan untuk UMKM
- 8 Langkah 1: Catat Semua Transaksi
- 9 Langkah 2: Pisahkan Uang Pribadi dan Uang Bisnis
- 10 Langkah 3: Kelompokkan Transaksi
- 11 Langkah 4: Buat Laporan Laba Rugi
- 12 Langkah 5: Susun Neraca
- 13 Langkah 6: Buat Laporan Arus Kas
- 14 Langkah 7: Gunakan Aplikasi untuk Mempermudah
- 15 4. Tips Agar Laporan Keuangan Menarik di Mata Investor
- 16 5. Kesalahan Umum dalam Menyusun Laporan Keuangan UMKM
- 17 6. Contoh Format Laporan Keuangan UMKM Sederhana
- 18 Laporan Laba Rugi
- 19 Neraca
- 20 Arus Kas
Gubuku – Bagi pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), laporan keuangan bukan hanya sekadar catatan angka, tapi juga alat penting untuk menunjukkan kinerja bisnis. Investor biasanya ingin melihat laporan keuangan sebelum menanamkan modal. Dengan laporan keuangan yang rapi dan jelas, investor bisa menilai apakah bisnis kamu sehat, menguntungkan, dan layak untuk dibiayai.
Masalahnya, banyak pelaku UMKM yang masih bingung cara membuat laporan keuangan yang baik. Tenang, di artikel ini kamu akan belajar langkah demi langkah cara menyusun laporan keuangan untuk investor UMKM dengan bahasa paling sederhana.
1. Mengapa Laporan Keuangan Penting untuk Investor?
Investor butuh bukti, bukan janji.
Mereka ingin melihat bagaimana kondisi keuangan bisnismu secara nyata. Laporan keuangan membantu mereka menilai:
-
Apakah bisnis kamu untung atau rugi
-
Bagaimana arus kas masuk dan keluar
-
Aset dan utang yang dimiliki
-
Seberapa efisien kamu mengelola uang
Tanpa laporan keuangan yang jelas, investor akan ragu. Bahkan bisnis yang sebenarnya bagus bisa kehilangan peluang hanya karena tidak punya laporan keuangan yang tertata.
Selain itu, laporan keuangan juga membantu kamu sendiri untuk:
-
Mengetahui kondisi bisnis secara akurat
-
Mengatur pengeluaran dan pendapatan
-
Mengambil keputusan dengan data, bukan perasaan
2. Jenis Laporan Keuangan yang Dibutuhkan Investor
Secara umum, ada 4 jenis laporan keuangan utama yang biasanya ingin dilihat investor UMKM. Berikut penjelasannya secara sederhana:
a. Laporan Laba Rugi
Laporan ini menunjukkan berapa pendapatan dan biaya dalam periode tertentu (misalnya sebulan atau setahun).
Isinya:
-
Pendapatan dari penjualan
-
Harga pokok penjualan (HPP)
-
Biaya operasional (gaji, listrik, sewa, dll)
-
Laba bersih (pendapatan – total biaya)
Investor bisa melihat apakah bisnismu menghasilkan keuntungan dan apakah tren keuntungannya meningkat dari waktu ke waktu.
b. Neraca (Balance Sheet)
Neraca menggambarkan posisi keuangan bisnismu pada waktu tertentu.
Ada tiga komponen utama:
-
Aset: apa saja yang kamu miliki (uang kas, peralatan, stok barang)
-
Liabilitas: apa yang kamu hutang (utang ke pemasok, pinjaman bank)
-
Modal: selisih antara aset dan liabilitas (milik pemilik usaha)
Investor akan melihat seberapa kuat posisi keuangan bisnismu dari neraca ini.
c. Laporan Arus Kas (Cash Flow)
Laporan ini menunjukkan aliran uang masuk dan keluar selama periode tertentu.
Ada tiga jenis arus kas:
-
Operasional: kegiatan utama bisnis (penjualan dan biaya harian)
-
Investasi: pembelian aset atau peralatan
-
Pendanaan: pinjaman, modal baru, atau pembayaran utang
Investor akan memperhatikan apakah bisnis kamu punya arus kas positif, artinya lebih banyak uang masuk daripada keluar.
d. Laporan Perubahan Modal
Laporan ini menunjukkan perubahan modal pemilik bisnis dalam periode tertentu, misalnya karena tambahan investasi, laba bersih, atau pengambilan uang pribadi.
3. Langkah-Langkah Menyusun Laporan Keuangan untuk UMKM
Berikut panduan sederhana yang bisa kamu ikuti:
Langkah 1: Catat Semua Transaksi
Setiap uang masuk dan keluar harus dicatat.
Misalnya:
-
Penjualan produk
-
Pembelian bahan baku
-
Gaji karyawan
-
Pembayaran listrik
Kamu bisa mencatat manual di buku kas, Excel, atau menggunakan aplikasi akuntansi seperti Jurnal.id, BukuKas, atau Kledo yang sudah banyak dipakai UMKM.
Langkah 2: Pisahkan Uang Pribadi dan Uang Bisnis
Ini adalah kesalahan paling umum pelaku UMKM.
Kalau uang pribadi dan bisnis bercampur, laporan keuangan jadi kacau.
Buka rekening khusus bisnis agar pencatatan lebih mudah dan transparan.
Langkah 3: Kelompokkan Transaksi
Setelah semua transaksi tercatat, kelompokkan sesuai kategori:
-
Pendapatan
-
Biaya operasional
-
Aset (barang, mesin, kendaraan)
-
Utang dan kewajiban
Dengan pengelompokan ini, kamu bisa lebih mudah menyusun laporan keuangan.
Langkah 4: Buat Laporan Laba Rugi
Dari catatan transaksi tadi, susun laporan laba rugi sederhana.
Contoh:
| Keterangan | Jumlah (Rp) |
|---|---|
| Pendapatan Penjualan | 50.000.000 |
| HPP | 20.000.000 |
| Biaya Operasional | 10.000.000 |
| Laba Bersih | 20.000.000 |
Laporan ini langsung menunjukkan berapa keuntungan bisnis kamu.
Langkah 5: Susun Neraca
Masukkan data aset, utang, dan modal.
| Komponen | Jumlah (Rp) |
|---|---|
| Aset (Kas, Stok, Peralatan) | 100.000.000 |
| Utang | 30.000.000 |
| Modal | 70.000.000 |
Rumusnya sederhana:
Aset = Utang + Modal
Langkah 6: Buat Laporan Arus Kas
Catat aliran kas masuk dan keluar agar tahu kondisi keuangan sebenarnya.
Contoh:
-
Kas Masuk: Penjualan Rp50.000.000
-
Kas Keluar: Biaya Operasional Rp10.000.000, Pembelian Barang Rp20.000.000
-
Sisa Kas: Rp20.000.000
Langkah 7: Gunakan Aplikasi untuk Mempermudah
Kalau kamu ingin praktis, banyak aplikasi laporan keuangan UMKM yang bisa otomatis menghitung laba rugi dan arus kas.
Contohnya:
-
BukuWarung
-
Mekari Jurnal
-
Kledo
-
Accurate Lite
Dengan aplikasi ini, kamu tinggal input transaksi, dan laporan langsung jadi otomatis.
4. Tips Agar Laporan Keuangan Menarik di Mata Investor
Berikut beberapa tips agar laporanmu terlihat profesional:
-
Gunakan format yang konsisten. Misalnya laporan bulanan dengan tampilan tabel yang rapi.
-
Cantumkan tren dan grafik. Investor suka data visual, misalnya grafik penjualan naik tiap bulan.
-
Sertakan penjelasan singkat. Jelaskan faktor yang mempengaruhi laba atau arus kas.
-
Tunjukkan efisiensi dan pertumbuhan. Misalnya biaya operasional turun 10%, tapi penjualan naik 20%.
-
Transparan soal utang dan risiko. Investor lebih suka bisnis yang jujur daripada laporan yang dibuat-buat.
5. Kesalahan Umum dalam Menyusun Laporan Keuangan UMKM
Beberapa hal berikut perlu kamu hindari:
-
Tidak mencatat transaksi kecil (padahal bisa menumpuk)
-
Mencampur uang pribadi dan bisnis
-
Tidak membuat laporan secara rutin
-
Mengandalkan ingatan tanpa bukti transaksi
-
Tidak melakukan pengecekan ulang
Kesalahan seperti ini membuat laporan keuangan jadi tidak akurat dan bisa menurunkan kepercayaan investor.
6. Contoh Format Laporan Keuangan UMKM Sederhana
Nama Usaha: Kopi Nusantara
Periode: Januari 2025
Laporan Laba Rugi
| Keterangan | Jumlah (Rp) |
|---|---|
| Pendapatan Penjualan | 30.000.000 |
| Harga Pokok Penjualan | 12.000.000 |
| Biaya Operasional | 6.000.000 |
| Laba Bersih | 12.000.000 |
Neraca
| Komponen | Jumlah (Rp) |
|---|---|
| Aset (Kas + Peralatan + Stok) | 50.000.000 |
| Utang | 10.000.000 |
| Modal | 40.000.000 |
Arus Kas
| Aktivitas | Jumlah (Rp) |
|---|---|
| Kas Masuk | 30.000.000 |
| Kas Keluar | 18.000.000 |
| Sisa Kas | 12.000.000 |
Laporan sederhana seperti ini sudah cukup untuk menunjukkan transparansi dan kinerja usaha kamu.
Menyusun laporan keuangan untuk investor UMKM tidak harus sulit. Dengan pencatatan yang rutin, format sederhana, dan kejujuran data, kamu bisa membuat laporan yang meyakinkan.
Investor akan lebih percaya jika melihat bisnis yang tertata dan transparan. Jadi, mulai dari sekarang, biasakan mencatat setiap transaksi dan buat laporan keuangan secara rutin.
Ingat, laporan keuangan bukan cuma untuk investor — tapi juga untuk kamu sendiri agar bisnis bisa tumbuh lebih sehat dan terarah.
Intership SMKN 1 Bungo |Mukmainna
