Daftar Isi
- 1 1. Mengapa Mengatur Energi Lebih Penting dari Mengatur Waktu
- 2 2. Jenis-Jenis Energi yang Perlu Dikelola
- 3 3. Tanda-Tanda Energi Mulai Habis
- 4 4. Strategi Mengatur Energi dengan Efektif
- 5 5. Mengatur Energi dalam Konteks Dunia Kerja
- 6 6. Mengatur Energi dalam Kehidupan Pribadi
- 7 Bekerjalah dengan Energi, Bukan Sekadar Waktu
Gubuku.id – Kita sering mendengar pepatah “waktu adalah uang”, tapi seiring berkembangnya kesadaran akan kesehatan mental dan produktivitas, banyak ahli mulai menyadari bahwa energi adalah aset yang lebih berharga daripada waktu. Waktu memang terbatas—semua orang punya 24 jam yang sama setiap hari. Namun, yang membedakan satu orang dengan yang lain adalah bagaimana mereka mengelola energi mereka selama waktu itu.
Menurut Tony Schwartz, penulis buku The Power of Full Engagement, produktivitas bukan tentang mengelola waktu, tapi tentang mengelola energi agar bisa terlibat sepenuhnya dalam setiap aktivitas. Ia menjelaskan bahwa saat kita memiliki energi tinggi, kita mampu bekerja lebih fokus dan efisien, bahkan dalam waktu yang lebih singkat.
1. Mengapa Mengatur Energi Lebih Penting dari Mengatur Waktu
Banyak orang merasa kehabisan waktu, padahal yang sebenarnya habis adalah energinya. Contohnya, seseorang bisa punya waktu luang di sore hari, tapi karena sudah kelelahan secara mental, ia tidak mampu menggunakan waktu itu dengan efektif.
Menurut penelitian dari Harvard Business Review (Schwartz & McCarthy, 2007), manajemen energi mencakup empat dimensi penting: fisik, emosional, mental, dan spiritual. Jika salah satu aspek ini menurun, maka performa keseluruhan pun ikut turun.
Mengatur waktu hanya berfokus pada kuantitas jam, sedangkan mengatur energi berfokus pada kualitas diri. Ini artinya, seseorang yang bisa menjaga energi dengan baik akan tetap produktif meskipun bekerja lebih singkat dibanding orang lain yang bekerja lebih lama.
2. Jenis-Jenis Energi yang Perlu Dikelola
a. Energi Fisik
Ini adalah dasar dari semua aktivitas. Energi fisik berasal dari tidur yang cukup, makanan bergizi, dan olahraga teratur.
Sebuah studi dari National Sleep Foundation menunjukkan bahwa tidur yang cukup (7–8 jam per malam) dapat meningkatkan konsentrasi, daya ingat, dan kreativitas. Tanpa energi fisik yang memadai, otak tidak bisa bekerja optimal, dan tubuh akan mudah merasa lelah bahkan sebelum hari berakhir.
b. Energi Emosional
Emosi sangat memengaruhi produktivitas. Saat kita merasa stres atau marah, energi emosional terkuras habis dan sulit untuk fokus.
Menurut Daniel Goleman, penulis Emotional Intelligence, kemampuan untuk mengelola emosi berpengaruh besar terhadap kesuksesan kerja. Emosi positif seperti rasa syukur dan semangat dapat meningkatkan energi, sedangkan emosi negatif seperti kecemasan atau frustrasi justru menurunkannya.
c. Energi Mental
Energi ini berkaitan dengan kemampuan otak dalam berpikir, fokus, dan mengambil keputusan. Mengatur energi mental berarti tahu kapan otak sedang berada dalam kondisi terbaik untuk melakukan pekerjaan berat.
Menurut riset American Psychological Association (APA), otak manusia hanya bisa fokus penuh selama 60–90 menit sebelum performa menurun. Karena itu, istirahat singkat seperti berjalan kaki atau melakukan peregangan bisa membantu memulihkan energi mental.
d. Energi Spiritual
Energi spiritual tidak selalu berkaitan dengan agama, tetapi lebih pada makna dan tujuan hidup. Saat seseorang merasa pekerjaannya memiliki nilai yang berarti, ia akan memiliki motivasi yang lebih besar untuk terus maju.
Dalam bukunya Drive, Daniel H. Pink menjelaskan bahwa manusia terdorong oleh tiga hal utama: otonomi, penguasaan, dan tujuan (autonomy, mastery, purpose). Tujuan yang jelas dapat menjadi bahan bakar spiritual yang menjaga semangat tetap menyala, bahkan ketika fisik mulai lelah.
3. Tanda-Tanda Energi Mulai Habis
Mengelola energi bukan hanya tentang menambah aktivitas, tapi juga mengenali kapan tubuh dan pikiran mulai “bocor energi”. Berikut beberapa tanda bahwa energi kamu mulai habis:
-
Mudah tersinggung dan sulit berkonsentrasi.
-
Produktivitas menurun meskipun sudah bekerja lama.
-
Sering merasa “kosong” meski punya waktu luang.
-
Pola tidur tidak teratur dan sering merasa lelah saat bangun.
Jika tanda-tanda ini muncul, itu pertanda kamu perlu istirahat sejenak dan mengisi ulang energi sebelum kembali beraktivitas.
4. Strategi Mengatur Energi dengan Efektif
Berikut beberapa langkah sederhana untuk mulai mengatur energi agar tetap optimal setiap hari:
a. Tidur dan Bangun di Waktu yang Sama
Konsistensi tidur membantu tubuh menyesuaikan ritme sirkadian. Menurut Sleep Foundation, tidur yang teratur membantu otak memulihkan diri dan meningkatkan kreativitas.
b. Gunakan Prinsip 90 Menit Fokus
Cobalah bekerja intens selama 90 menit, lalu ambil jeda 10–15 menit. Ini sesuai dengan konsep “ultradian rhythm” yang dikemukakan oleh Nathaniel Kleitman, peneliti tidur asal Amerika. Cara ini menjaga energi mental tetap stabil.
c. Olahraga Ringan Setiap Hari
Aktivitas fisik seperti jalan kaki, yoga, atau stretching membantu melancarkan peredaran darah dan meningkatkan hormon endorfin yang membuat tubuh lebih berenergi (Harvard Health Publishing, 2021).
d. Konsumsi Makanan Penambah Energi
Hindari gula berlebihan dan makanan cepat saji. Pilih makanan tinggi protein, serat, dan lemak sehat seperti telur, kacang-kacangan, dan alpukat untuk menjaga energi tetap stabil sepanjang hari.
e. Batasi Paparan Informasi
Kelebihan informasi bisa membuat otak kelelahan. Batasi waktu menggunakan media sosial dan gunakan teknik digital detox beberapa jam sehari agar energi mental tidak terkuras.
f. Luangkan Waktu untuk Aktivitas Bermakna
Berinteraksi dengan orang yang positif, melakukan hobi, atau kegiatan sosial dapat memulihkan energi emosional dan spiritual. Aktivitas yang punya makna membantu kita merasa “utuh” dan bersemangat kembali.
5. Mengatur Energi dalam Konteks Dunia Kerja
Di dunia kerja modern, banyak orang merasa terjebak dalam budaya “sibuk adalah produktif”. Padahal, produktivitas sejati datang dari bekerja secara cerdas, bukan sekadar lama.
Perusahaan besar seperti Google dan Microsoft bahkan sudah menerapkan konsep manajemen energi dengan menyediakan ruang istirahat, jadwal kerja fleksibel, dan area relaksasi. Menurut Forbes (2023), perusahaan yang mendukung keseimbangan energi karyawan mengalami peningkatan produktivitas hingga 21%.
Jadi, jika kamu ingin sukses dalam karier, mulailah dengan menata energi harianmu—bukan hanya daftar tugasmu.
6. Mengatur Energi dalam Kehidupan Pribadi
Tidak hanya di tempat kerja, energi juga penting dalam kehidupan pribadi. Orang yang mampu menjaga energi dengan baik akan lebih bahagia, sabar, dan bisa memberi perhatian penuh kepada orang lain.
Misalnya, jika kamu terlalu lelah sepulang kerja, kamu tidak akan bisa menikmati waktu bersama keluarga atau teman. Tapi dengan manajemen energi yang baik, kamu bisa tetap hadir sepenuhnya—baik secara fisik maupun emosional.
Bekerjalah dengan Energi, Bukan Sekadar Waktu
Mengatur waktu memang penting, tapi mengatur energi jauh lebih menentukan kualitas hidup dan produktivitas. Waktu adalah wadah, sedangkan energi adalah isi dari wadah tersebut. Tanpa energi, waktu sebanyak apa pun tidak akan berarti.