Cara Menentukan Harga Produk untuk UMKM

{"aigc_info":{"aigc_label_type":0,"source_info":"dreamina"},"data":{"os":"web","product":"dreamina","exportType":"generation","pictureId":"0"},"trace_info":{"originItemId":"7581310115475688712"}}

Gubuku – Harga produk adalah salah satu faktor terpenting dalam usaha. Banyak UMKM bingung menentukan harga yang pas: kalau terlalu mahal takut tidak laku, kalau terlalu murah takut tidak untung.

Padahal menentukan harga tidak boleh asal tebak atau ikut-ikutan pesaing. Ada rumus dan strategi sederhana yang bisa membantu kamu menentukan harga dengan tepat agar tetap kompetitif sekaligus tetap menguntungkan.

Dalam artikel ini, kita akan membahas cara menentukan harga produk untuk UMKM langkah demi langkah. Mulai dari menghitung biaya, menentukan margin keuntungan, sampai strategi harga yang bisa langsung diterapkan untuk berbagai jenis usaha.

1. Mengapa Penentuan Harga Penting untuk UMKM?

Penentuan harga yang tepat memberi dampak besar pada bisnis. Berikut alasannya:

✔ 1. Mempengaruhi Keuntungan

Harga menentukan seberapa besar uang yang kamu dapatkan dari setiap penjualan.

✔ 2. Menentukan Posisi Produk

Harga bisa membuat produk kamu terlihat premium, standar, atau murah.

✔ 3. Membuat Bisnis Lebih Stabil

Dengan harga yang tepat, kamu tidak rugi dan bisa bertahan dalam jangka panjang.

✔ 4. Mempengaruhi Kepercayaan Pelanggan

Harga yang konsisten membuat pelanggan percaya bahwa bisnismu profesional.

2. Langkah-Langkah Menentukan Harga Produk

Berikut adalah langkah yang paling mudah dan bisa dipraktikkan untuk semua jenis UMKM.

2.1 Hitung Semua Biaya Produksi (HPP)

HPP = Harga Pokok Produksi atau Harga Pokok Penjualan.
Ini adalah total biaya untuk membuat atau membeli produk.

HPP terdiri dari:

a. Biaya bahan baku

Contoh untuk UMKM kuliner: tepung, telur, bumbu, minyak.

 b. Biaya tenaga kerja langsung

Upah karyawan yang terlibat langsung dalam produksi.

c. Biaya overhead

Biaya tambahan seperti:

  1. Gas

  2. Listrik

  3. Air

  4. Kemasan

  5. Penyusutan alat

📌 Rumus HPP:

HPP = Biaya Bahan Baku + Tenaga Kerja Langsung + Biaya Overhead

Contoh:

  1. Bahan baku roti: Rp4.000

  2. Tenaga kerja: Rp2.000

  3. Overhead: Rp1.000

➡ HPP = Rp7.000 per roti

2.2 Tentukan Margin Keuntungan

Margin keuntungan adalah persentase keuntungan yang ingin kamu dapatkan dari penjualan.

Contoh UMKM biasanya menggunakan margin:

  1. 20–40% untuk kuliner

  2. 30–50% untuk fashion

  3. 15–25% untuk retail

📌 Rumus harga jual:

Harga Jual = HPP + (HPP x Margin)

Jika HPP = Rp7.000 dan margin 40%:

Harga jual = 7.000 + (7.000 x 40%)
= 7.000 + 2.800
= Rp9.800
Bulatkan jadi Rp10.000 agar mudah.

2.3 Tambahkan Biaya Operasional Bulanan

Ini termasuk:

  1. Sewa tempat

  2. Gaji karyawan

  3. Internet

  4. Izin usaha

  5. Transportasi

  6. Marketing

Hitung total biaya operasional per bulan, lalu bagi dengan total produk yang kamu jual setiap bulan.

Misal:

  1. Biaya operasional = Rp3.000.000/bulan

  2. Produksi 3.000 produk per bulan

➡ Tambahan biaya = Rp1.000 per produk

Sehingga harga jual harus ditambah Rp1.000 lagi agar usaha tidak rugi.

Baca Juga :  Strategi Retensi Pelanggan untuk UMKM

2.4 Lihat Harga Pesaing

Tujuannya bukan untuk meniru harga, tetapi untuk menentukan posisi produk kamu.

Jika produkmu lebih premium, kamu bisa menaikkan harga sedikit.
Jika targetmu penjualan cepat, kamu bisa menyesuaikan lebih rendah.

Yang penting: Jangan pernah menjual lebih murah dari HPP + operasional.

2.5 Tentukan Harga Akhir dengan Pembulatan

Agar mudah diingat dan tidak membingungkan pelanggan, bulatkan harga.

Contoh:

  1. Rp9.800 → Rp10.000

  2. Rp25.300 → Rp25.000 atau Rp26.000

Pembulatan harga juga memudahkan perhitungan kasir.

3. Metode Penentuan Harga yang Mudah Dipakai UMKM

Selain perhitungan dasar, ada beberapa strategi harga yang sering digunakan UMKM.

3.1 Cost Plus Pricing (Harga = Biaya + Keuntungan)

Ini metode paling sederhana dan paling sering dipakai.

Rumusnya:

Harga Jual = HPP + Margin

Kelebihan:

  1. Mudah dihitung

  2. Tidak bikin rugi

Kekurangan:

  1. Tidak mempertimbangkan nilai produk di mata pelanggan

3.2 Value Based Pricing (Harga Berdasarkan Nilai)

Dalam metode ini, harga ditentukan berdasarkan nilai yang dirasakan pelanggan, bukan hanya biaya.

Contoh:

  1. Kue premium dengan kemasan eksklusif tentu bisa dijual lebih mahal.

  2. Produk handmade unik juga punya nilai tambah.

Metode ini cocok untuk UMKM yang ingin membangun brand lebih kuat.

3.3 Harga Psikologis

Harga psikologis adalah harga yang terlihat lebih murah di mata pelanggan.

Contoh:

  1. Rp9.999 terlihat lebih murah dari Rp10.000

  2. Paket bundling memberi kesan lebih hemat

Metode ini dapat meningkatkan penjualan, terutama di toko online.

3.4 Harga Paket (Bundling)

Kamu bisa menggabungkan beberapa produk menjadi satu paket dengan harga yang lebih menarik.

Contoh:

  1. Paket hemat: 3 roti Rp25.000

  2. Paket skincare mini Rp99.000

Bundling meningkatkan nilai sekaligus mempercepat penjualan.

3.5 Harga Diskon dan Promo

UMKM sering menggunakan diskon untuk menarik pelanggan baru:

  1. Diskon awal buka

  2. Diskon akhir bulan

  3. Promo buy 1 get 1

Tapi ingat, diskon tetap harus dihitung agar tidak merugikan.

4. Kesalahan Umum UMKM Saat Menentukan Harga

Banyak UMKM yang tidak sadar melakukan kesalahan ini:

 4.1 Menjual Terlalu Murah

Karena ingin cepat laku, banyak UMKM menjual dengan harga sangat rendah.
Padahal harga murah terus-menerus membuat bisnis sulit berkembang.

 4.2 Tidak Menghitung Biaya dengan Teliti

Biaya kecil seperti plastik, bensin, dan listrik sering tidak dihitung, padahal sangat berpengaruh.

 4.3 Menyalin Harga Pesaing

Harga pesaing tidak sama dengan biaya produksi kamu.
Setiap bisnis punya struktur biaya berbeda.

 4.4 Tidak Menghitung Penyusutan Alat

Peralatan seperti kompor, mixer, dan oven harus dihitung penyusutannya.

 4.5 Tidak Menyesuaikan Harga Secara Berkala

Biaya bahan baku bisa naik kapan saja.
Harga harus disesuaikan agar tidak rugi.

5. Tips Menentukan Harga Produk agar Tetap Kompetitif

Agar harga tetap bersaing tapi tetap menguntungkan, berikut tipsnya:

 5.1 Gunakan Kemasan Menarik

Kemasan yang premium bisa menaikkan harga dengan mudah.

 5.2 Tingkatkan Kualitas Produk

Produk berkualitas tinggi tidak perlu perang harga.

 5.3 Berikan Pelayanan yang Baik

Pelanggan rela membayar lebih jika dilayani dengan ramah dan cepat.

5.4 Berikan Nilai Tambah

Contoh nilai tambah:

  1. Bonus kecil

  2. Free ongkir

  3. Custom order

 5.5 Gunakan Teknologi Pembukuan

Aplikasi seperti:

  1. BukuKas

  2. Mekari Jurnal

  3. Google Sheet

Membantu menghitung harga dengan lebih akurat.

6. Contoh Perhitungan Harga Jual Produk UMKM

Mari kita buat contoh yang mudah.

Produk: Brownies
Biaya:

  1. Bahan baku: Rp20.000

  2. Tenaga kerja: Rp5.000

  3. Overhead: Rp5.000
    ➡ HPP = Rp30.000

Biaya operasional per produk = Rp3.000
Margin keuntungan = 40%
➡ Harga jual = (HPP + operasional) + margin
= (30.000 + 3.000) + (33.000 x 40%)
= 33.000 + 13.200
= Rp46.200

Bulatkan menjadi Rp47.000 atau Rp45.000 (tergantung strategi pasar).

Menentukan harga produk untuk UMKM tidak harus rumit. Yang penting adalah menghitung semua biaya dengan tepat, menentukan margin keuntungan yang sesuai, dan memahami nilai produk kamu di mata pelanggan.

Dengan harga yang tepat:

  1. Bisnis lebih stabil

  2. Keuntungan meningkat

  3. Pesaing bukan lagi masalah

  4. Pelanggan semakin percaya

Kuncinya adalah menghitung dengan benar, tidak ikut-ikutan pesaing, dan menyesuaikan harga secara berkala.

Intership SMKN 1 Bungo |Mukmainna

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *